Mengenal Hari Netralitas Internasional: Mengapa Netralitas Penting dalam Diplomasi Global?
tanda tanya-qimono/pixabay-
Mengenal Hari Netralitas Internasional: Mengapa Netralitas Penting dalam Diplomasi Global?
Setiap tanggal 12 Desember, dunia internasional memperingati Hari Netralitas Internasional—sebuah momen reflektif yang mengingatkan pentingnya sikap tidak memihak dalam menjaga perdamaian dan stabilitas global. Perayaan ini bukan sekadar simbolis, melainkan sebuah pengakuan terhadap prinsip diplomatik yang telah lama menjadi fondasi dalam hubungan antarnegara, terutama di tengah konflik bersenjata dan ketegangan geopolitik.
Apa Itu Netralitas Internasional?
Netralitas internasional merujuk pada status hukum suatu negara yang secara resmi memilih untuk tidak terlibat dalam konflik bersenjata antara negara-negara lain. Prinsip ini mencakup tiga elemen utama:
Abstain dari partisipasi dalam perang, baik langsung maupun tidak langsung;
Menjaga sikap tidak memihak terhadap pihak-pihak yang sedang bertikai; dan
Mendapatkan pengakuan dari negara-negara yang bertikai atas posisi netral tersebut.
Status netralitas bukan berarti pasif atau tidak peduli. Justru, negara netral sering kali menjadi penengah, fasilitator dialog, atau saluran bantuan kemanusiaan yang tak ternilai saat konflik meletus.
Pengakuan Resmi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa
Hari Netralitas Internasional secara resmi diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Resolusi Majelis Umum A/RES/71/185 yang diadopsi pada 21 Desember 2016. Resolusi ini menegaskan bahwa kebijakan netralitas nasional—seperti yang dianut oleh negara-negara seperti Swiss, Austria, Finlandia, dan Turkmenistan—memainkan peran penting dalam memperkuat perdamaian dan keamanan internasional.
Dalam resolusi tersebut, PBB juga menekankan bahwa netralitas membantu menciptakan iklim kepercayaan yang diperlukan bagi organisasi internasional, termasuk PBB sendiri, untuk beroperasi secara independen, efektif, dan tidak memihak, terutama dalam misi-misi sensitif seperti mediasi konflik, pengiriman bantuan kemanusiaan, dan pemantauan hak asasi manusia.
Mengapa Netralitas Penting bagi PBB?
Bagi PBB, netralitas bukan hanya prinsip moral—tetapi strategi operasional yang vital. Dalam banyak misi di wilayah konflik, keberhasilan PBB sangat bergantung pada kepercayaan dari semua pihak. Jika salah satu pihak merasa PBB berpihak, maka akses ke wilayah terdampak, kemampuan berdialog dengan aktor lokal, hingga keselamatan staf bisa terancam.
Oleh karena itu, prinsip netralitas membantu PBB menjalankan diplomasi preventif—yaitu upaya mencegah konflik sebelum meletus melalui dialog, peringatan dini, dan intervensi damai. Diplomasi preventif ini merupakan salah satu fungsi inti Sekretaris Jenderal PBB, yang bertindak sebagai penjaga perdamaian global tanpa kepentingan nasional tertentu.
Peran Negara Netral dalam Dunia yang Penuh Ketegangan
Di era di mana rivalitas geopolitik semakin menguat—antara blok Barat dan Timur, antara kekuatan ekonomi besar, atau dalam konflik regional seperti di Timur Tengah dan Afrika—negara-negara netral menawarkan ruang aman untuk berdialog. Mereka kerap menjadi tuan rumah perundingan damai, tempat pertukaran tahanan, atau pusat logistik bantuan kemanusiaan tanpa campur tangan politik.
Sebagai contoh, Swiss telah lama menjadi negara tuan rumah bagi berbagai perundingan internasional, termasuk pembicaraan antara AS dan Iran. Sementara Turkmenistan, yang secara aktif mendorong pengakuan global terhadap Hari Netralitas Internasional, menggunakan status netralnya untuk membangun jembatan antara kekuatan regional seperti Rusia, Tiongkok, dan negara-negara Asia Tengah.