Dua Dugaan Motif Tragis di Balik Kasus Siswi SMP di Medan yang Diduga Habisi Nyawa Ibunya Sendiri

Dua Dugaan Motif Tragis di Balik Kasus Siswi SMP di Medan yang Diduga Habisi Nyawa Ibunya Sendiri

Faiza-Instagram-

Dua Dugaan Motif Tragis di Balik Kasus Siswi SMP di Medan yang Diduga Habisi Nyawa Ibunya Sendiri
Sebuah kejadian memilukan mengguncang warga Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, awal pekan ini. Masyarakat setempat dibuat terhenyak oleh kabar dugaan pembunuhan yang melibatkan seorang anak perempuan berusia 12 tahun, yang kini menjadi tersangka utama dalam kematian ibu kandungnya sendiri. Peristiwa tragis ini terjadi pada Rabu, 10 Desember 2025, sekitar pagi hari, tak lama setelah waktu subuh.

Korban, seorang ibu bernama inisial FS, ditemukan tak bernyawa di kediamannya. Kepolisian setempat langsung melakukan penyelidikan intensif, dan dalam proses awal, sang putri bungsu—berinisial A—muncul sebagai sosok utama yang diduga terlibat dalam insiden berdarah tersebut. Yang membuat kasus ini semakin mencengangkan, A masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) dan usianya belum genap 13 tahun.



Keluarga Harmonis yang Tiba-Tiba Hancur
Sebelum tragedi ini mencuat, keluarga FS dikenal sebagai keluarga yang harmonis dan penuh kehangatan. Unggahan di media sosial—salah satunya dari akun Instagram @mood.jakarta—menunjukkan momen kebersamaan empat anggota keluarga yang terlihat bahagia: ayah, ibu, dan dua putri mereka. Video tersebut memperlihatkan interaksi penuh cinta, tawa, dan kebersamaan yang seolah menggambarkan kehidupan ideal sebuah keluarga urban di tengah hiruk-pikuk Kota Medan.

Tak heran jika warga sekitar merasa syok dan sulit memahami bagaimana seorang anak seusia A bisa melakukan tindakan sedemikian ekstrem. “Mereka keluarga biasa-biasa saja, gak pernah ribut keras. Anak-anaknya juga sopan dan dekat sama orang tuanya,” ujar seorang tetangga yang enggan disebut namanya.

Dua Dugaan Motif yang Mencuat
Meski kasus ini masih dalam proses penyelidikan oleh aparat kepolisian, sejumlah informasi awal mengungkap dua kemungkinan motif yang mendasari tindakan A terhadap ibunya.


Pertama, diduga A merasa kesal terhadap ibunya karena FS sempat memarahi kakak kandung A. Menurut sumber terdekat keluarga, hubungan antara kedua saudara perempuan itu sangat erat. Ketika sang kakak mendapat teguran keras—bahkan mungkin dianggap tidak adil—oleh ibunya, A merasa emosinya memuncak. Dalam usia yang masih sangat muda dan emosional, kemarahan tersebut mungkin tak tertahan.

Kedua, beberapa jam sebelum kejadian, terjadi pertengkaran sengit antara A dan ibunya. Konflik itu dikabarkan bukan sekadar cekcok biasa, melainkan adu mulut yang memanas hingga berujung pada tindakan fisik. Polisi menyebut bahwa FS mengalami luka-luka akibat penganiayaan, yang akhirnya merenggut nyawanya.

Namun, hingga kini, pihak berwajib belum merilis detail forensik atau kronologi pasti mengenai bagaimana peristiwa itu berlangsung. Penyelidikan masih berlangsung, termasuk pemeriksaan psikologis terhadap A untuk menilai kondisi mental dan emosionalnya.

Ayah Korban Belum Bisa Dimintai Keterangan
Hingga Sabtu (13/12), ayah dari A—yang juga suami almarhumah FS—masih belum bisa dihubungi oleh pihak berwenang maupun awak media. Belum diketahui apakah sang ayah sedang berada di luar kota, mengalami trauma berat, atau tengah berada dalam kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan. Ketiadaan suara dari sang ayah memperumit upaya pemahaman lebih utuh terhadap dinamika keluarga ini sebelum tragedi terjadi.

Refleksi atas Kekerasan dalam Keluarga dan Kesehatan Mental Anak
Kasus ini mengundang keprihatinan mendalam dari berbagai pihak, termasuk psikolog anak dan aktivis perlindungan anak. Banyak yang mempertanyakan bagaimana seorang remaja seusia A bisa sampai mengambil nyawa ibunya sendiri—figur yang seharusnya menjadi pelindung dan tempat berlindung.

Baca juga: Profil Tampang Niena Kirana Istri Dito Ariotedjo Mantan Menpora yang Kini Viral, Lengkap dari Umur, Agama, Pekerjaan dan Akun Instagram

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya