Teks Khutbah Jumat 19 Desember 2025: Sabar Menghadapi Musibah, Ujian yang Menguatkan Iman
masjid-pixabay-
Sabar dan Tawakal: Dua Senjata Spiritual Menghadapi Ujian Hidup
Dalam menghadapi musibah, Islam mengajarkan dua prinsip utama: sabar dan tawakal.
Sabar bukan berarti pasrah tanpa usaha, melainkan kemampuan untuk menahan diri dari keluh kesah berlebihan, menjauhi perbuatan dosa, dan tetap melaksanakan kewajiban meski dalam keadaan sulit. Rasulullah SAW bersabda:
“Sabar itu cahaya.”
(HR. Muslim)
Sedangkan tawakal, sebagaimana dijelaskan oleh M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah, bukanlah sikap menyerah tanpa ikhtiar. Justru, tawakal adalah upaya maksimal yang dilandasi kepercayaan penuh bahwa hasil akhir sepenuhnya berada di tangan Allah SWT. Artinya, seorang mukmin wajib berusaha sekuat tenaga, namun tetap rela menerima takdir dengan hati yang lapang.
Khutbah Pertama: Menguatkan Iman di Tengah Badai Kehidupan
Berikut adalah teks khutbah Jumat singkat namun penuh hikmah yang relevan dengan situasi umat saat ini:
اْلحَمْدُ للهِ، اْلحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَدَّ أَوْلِيَاءَهُ بِقُوَّةِ الصَّبْرِ عَلَى الضَّرَّاءِ، وَنِعْمَةِ الشُّكْرِ عَلَى النَّعْمَاءِ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ اْلأَنْبِيَاءِ، وَعَلَى أَصْحَابِهِ الطَّيِّبِيْنَ اْلأَصْفِيَاءِ، وَعَلَى ءَالِهِ الْبَرَرَةِ اْلأَتْقِيَاءِ، فَقَدْ جَاءَ فِي اْلحَدِيْثِ الشَّرِيْفِ: “وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ”.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ، فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى: “يَاأَيُّهَا اَّلذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.”
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Marilah kita memperkuat iman dengan ketakwaan. Di tengah musibah yang datang bertubi-tubi—gunung meletus, banjir bandang, longsor, gempa, dan kebakaran—jangan biarkan hati kita hancur. Justru di saat inilah kita dituntut untuk menjadi hamba yang sabar, bersyukur, dan tetap berpegang pada prinsip Islam.
Refleksi: Musibah sebagai Pintu Taubat dan Kedekatan kepada Allah
Sejarah mencatat bahwa di balik setiap musibah besar, selalu ada peluang untuk kembali kepada Allah. Bencana menjadi pengingat bahwa kehidupan dunia fana, dan hanya amal saleh yang akan menyelamatkan kita di akhirat kelak. Musibah bukanlah akhir, melainkan kesempatan untuk introspeksi, memperbaiki diri, dan mempererat ukhuwah sesama muslim.
Mari jadikan musibah bukan sebagai alasan untuk putus asa, tetapi sebagai ladang pahala. Karena siapa yang sabar, ia akan mendapat ganjaran tanpa batas. Sebagaimana firman Allah:
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”
(QS. Az-Zumar: 10)