Muzakir Manaf Gubernur Aceh Ungkap Dugaan Hilangnya 80 Ton Bantuan Logistik untuk Korban Bencana – Ini Penjelasannya

Muzakir Manaf Gubernur Aceh Ungkap Dugaan Hilangnya 80 Ton Bantuan Logistik untuk Korban Bencana – Ini Penjelasannya

Muzakir-Instagram-

Muzakir Manaf Gubernur Aceh Ungkap Dugaan Hilangnya 80 Ton Bantuan Logistik untuk Korban Bencana – Ini Penjelasannya

Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (lebih dikenal sebagai Mualem), angkat bicara terkait kabar beredar mengenai hilangnya sekitar 80 ton bantuan logistik yang seharusnya didistribusikan kepada masyarakat terdampak bencana di wilayah tengah Aceh. Dalam konferensi pers yang digelar Rabu malam di Pendopo Gubernur Aceh, Mualem mengakui telah menerima laporan mengenai kejadian tersebut, namun menegaskan bahwa informasi itu masih perlu diverifikasi lebih lanjut.



“Saya dengar berita burung—atau berita yang belum valid—bahwa ada 80 ton bantuan logistik hilang entah ke mana. Padahal, bantuan itu sudah kita turunkan semua di Bener Meriah, Aceh Tengah,” ujar Mualem dengan nada prihatin.

Konferensi pers tersebut digelar usai penetapan perpanjangan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi di Aceh, yang diperpanjang menyusul cuaca ekstrem yang terus melanda sejumlah wilayah di provinsi itu. Dalam kesempatan itu, Mualem menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam penyaluran bantuan kemanusiaan, terutama di tengah situasi darurat seperti saat ini.

Masih Dalam Tahap Verifikasi, Libatkan TNI dan Polri
Meski belum dapat memastikan kebenaran laporan tersebut, Mualem menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mengabaikan isu sensitif semacam ini. Ia mengungkapkan bahwa timnya akan segera berkoordinasi dengan aparat keamanan termasuk TNI dan Polri untuk menyelidiki lebih lanjut.


“Kita cek dulu, apakah benar atau tidak. Yang baru kita dengar masih berupa kabar berantai yang tidak bisa langsung kita percaya. Nanti kita bersama-sama – ada Bapak Pangdam, ada pihak kepolisian – akan menelusuri apakah laporan ini valid,” tegasnya.

Menurut Mualem, bantuan logistik yang dikirimkan ke wilayah terdampak sejatinya telah direncanakan dengan matang dan didistribusikan secara maksimal. Namun, tantangan utamanya justru terletak pada akurasi distribusi di lapangan. “Apakah bantuan itu benar-benar sampai kepada yang membutuhkan, atau justru salah sasaran?” tanyanya retoris.

Ketergantungan pada Infrastruktur dan Peran Pemerintah Daerah
Dalam penjelasannya, Mualem mengungkapkan bahwa Bener Meriah menjadi titik utama distribusi bantuan karena wilayah tersebut memiliki bandara yang masih bisa dioperasikan meski di tengah cuaca buruk. Hal ini menjadikan Bener Meriah sebagai “pintu gerbang” logistik bantuan bagi wilayah-wilayah terpencil di Aceh Tengah.

Namun, efektivitas distribusi sangat bergantung pada koordinasi dengan pemerintah daerah setempat, terutama dalam hal pemetaan penerima bantuan dan mekanisme penyalurannya. “Kita mohon kepada Bapak Tagore, Bupati Bener Meriah, agar membagikan sembako itu seadil-adilnya. Jangan sampai ada pihak yang tidak berhak justru mendapatkan bantuan, sementara korban sejati justru terlewat,” ujar Mualem.

Tantangan dalam Penyaluran Bantuan di Tengah Bencana
Peristiwa ini mengingatkan publik pada tantangan struktural yang kerap muncul dalam penanganan bencana: kesenjangan antara niat baik dan implementasi di lapangan. Meski donatur dari dalam dan luar Aceh telah berbondong-bondong memberikan bantuan, termasuk makanan, selimut, obat-obatan, hingga kebutuhan pokok lainnya, efisiensi distribusi tetap menjadi kendala utama.

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya