NO SENSOR! Video CCTV Hudi Dananjoyo Suryodipuro VP SKK Migas Meninggal Setelah Tabrak Bus Transjakarta Yang Sedang Parkir Saa Bersepeda
Vice-Instagram-
Pertanyaan atas Keselamatan Pesepeda di Jalur Perkotaan
Insiden ini kembali memantik diskusi hangat tentang keselamatan pesepeda di Jakarta. Meski pemerintah provinsi telah membangun jalur sepeda di beberapa koridor utama, termasuk sebagian ruas Sudirman-Thamrin, nyatanya infrastruktur tersebut belum sepenuhnya terintegrasi atau aman dari potensi konflik dengan kendaraan bermotor—terutama moda transportasi umum seperti Transjakarta yang kerap berhenti mendadak di luar halte resmi atau di tengah jalur.
Pengamat transportasi perkotaan, Dr. Rina Wijayanti, menyoroti pentingnya evaluasi ulang terhadap desain jalan raya di kawasan bisnis. “Kita perlu memisahkan jalur sepeda secara fisik dari jalur kendaraan, bukan hanya cat jalan. Karena kecepatan sepeda bisa mencapai 30–40 km/jam, risiko tabrakan dengan kendaraan yang berhenti tiba-tiba tetap tinggi,” terangnya.
Respons SKK Migas dan Keluarga
Hingga berita ini diturunkan, pihak SKK Migas belum memberikan pernyataan resmi. Namun, sumber internal menyebutkan bahwa manajemen tengah mengkoordinasikan pemakaman dan memberikan dukungan penuh kepada keluarga almarhum. Keluarga dikabarkan meminta agar prosesi pemakaman dilangsungkan secara privat dan sederhana, sesuai permintaan mendiang semasa hidup.
Pelajaran yang Tak Boleh Diabaikan
Kematian Hudi Dananjoyo Suryodipuro bukan hanya kehilangan bagi keluarga dan institusi tempatnya bekerja, tetapi juga pengingat keras bagi pemerintah dan masyarakat akan pentingnya keselamatan transportasi berkelanjutan. Di tengah gencarnya kampanye gaya hidup sehat dan ramah lingkungan, jaminan infrastruktur yang memadai harus menjadi prioritas—bukan sekadar aksesori visual di jalanan kota.
Jakarta, sebagai ibu kota negara, dituntut untuk menjadi contoh dalam menyediakan ruang yang aman dan inklusif bagi seluruh pengguna jalan, termasuk pesepeda. Tragedi pagi ini, semoga, menjadi pemicu nyata bagi perubahan nyata—bukan hanya di atas kertas, tapi di setiap meter jalan yang kita lalui setiap hari.