Komeng Turun Tangan di Tengah Banjir Agam: Menghibur Korban, Disorot karena Rompi Relawan

Komeng Turun Tangan di Tengah Banjir Agam: Menghibur Korban, Disorot karena Rompi Relawan

Komeng-Instagram-

Komeng Turun Tangan di Tengah Banjir Agam: Menghibur Korban, Disorot karena Rompi Relawan

Di tengah kesedihan dan kekacauan akibat banjir yang melanda Kabupaten Agam, Sumatera Barat, sosok komedian legendaris Tanah Air, Komeng, justru hadir membawa tawa dan semangat. Bukan sebagai selebriti, melainkan sebagai relawan Palang Merah Indonesia (PMI), Komeng turun langsung ke pengungsian untuk menghibur para korban, khususnya anak-anak yang terpaksa kehilangan kenyamanan rumah mereka.



Dalam sebuah video yang viral di media sosial, Komeng terlihat berada di tengah-tengah tenda pengungsian, dikelilingi puluhan anak-anak dan relawan lainnya. Meski kondisi sekitar masih dipenuhi lumpur dan air sisa banjir, suasana pengungsian terasa lebih ceria berkat canda tawa yang dilontarkannya. Dengan gayanya yang khas—blak-blakan namun penuh kehangatan—Komeng menyapa satu per satu anak kecil itu, lalu melemparkan teka-teki lucunya.

“Burung-burung apa yang nggak kelihatan?” tanyanya sambil tersenyum lebar.

“Tungau!” jawab anak-anak kompak, disambut gelak tawa dari para orang dewasa di sekitar.


Momen spontan tersebut bukan hanya menjadi hiburan sesaat, tapi juga pengingat bahwa di balik kesedihan bencana, masih ada ruang untuk kebahagiaan, koneksi, dan rasa kemanusiaan.

Dari Layar Kaca ke Lapangan: Komeng sebagai Relawan Nyata
Meski dikenal luas sebagai komedian dan kini menjabat sebagai Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Komeng memilih untuk tidak sekadar memberikan pernyataan dari balik meja. Ia langsung terjun ke lokasi bencana, tanpa embel-embel protokoler atau tim media yang mengawal. Ia datang sebagai bagian dari PMI—organisasi kemanusiaan yang selalu sigap merespons saat bencana melanda.

“Saya datang bukan sebagai anggota dewan, tapi sebagai relawan. Kalau bisa bikin anak-anak tertawa walau sebentar, itu artinya kita sudah memberi sesuatu yang berarti,” ujar Komeng dalam wawancara singkat usai kegiatan.

Aksinya pun langsung menuai apresiasi luas dari masyarakat. Netizen memuji kerendahan hatinya yang tak segan turun ke lapangan, berbaur dengan warga terdampak, dan memberikan energi positif tanpa pamrih.

Publik “Salfok” dengan Rompi Relawan yang Dipakai Komeng
Namun, di balik niat tulusnya, publik justru sempat “salah fokus”—bukan pada aksi kemanusiaannya, melainkan pada rompi relawan berwarna oranye yang ia kenakan. Di tengah narasi publik yang sering mengaitkan pejabat dengan atribut mewah atau pengawalan ketat, penampilan Komeng yang sederhana justru mencuri perhatian.

“Kok nggak pakai rompi anti peluru ya?” sindir akun @oj***n, menyinggung stereotip bahwa pejabat kerap tampil berlebihan.

“Tanpa rompi anti peluru, tanpa pikul karung, natural Bang Komeng,” tambah @le***z, justru memuji kesederhanaannya.

Ada pula yang menyoroti ketiadaan kamera pengawal: “Bukan anggota dewan ini mah, nggak ada kameranya,” sindir @s***a, menunjukkan betapa langkanya pejabat yang turun ke lapangan tanpa pencitraan.

Komentar-komentar tersebut justru menjadi cerminan kehausan masyarakat terhadap figur publik yang autentik—yang benar-benar hadir di saat rakyat membutuhkan, bukan hanya saat masa kampanye atau pencitraan media.

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya