No Sensor! Link Nonton Film Legenda Kelam Malin Kundang 2025 di Bioskop Bukan LK21: Ada Adegan Intim Rio Dewanto dan Faradina Mufti
Malin-Instagram-
“Jadi itu sangat membuat pemain dan produksinya juga feel safe,” tutupnya.
Sinopsis: Antara Kenangan, Lukisan, dan Misteri Keluarga
Legenda Kelam Malin Kundang bukan sekadar remake dari dongeng Minangkabau yang legendaris. Film garapan sutradara muda berbakat ini menghadirkan versi modern dan gelap dari kisah Malin Kundang, dengan pendekatan psikologis dan horor yang intens. Rio Dewanto berperan sebagai Alif, seorang pelukis mikro berbakat yang tinggal bersama istri tercintanya, Nadine (Faradina Mufti), dan putra mereka yang masih kecil.
Tragedi terjadi ketika Alif mengalami kecelakaan parah yang membuatnya kehilangan ingatan. Perlahan-lahan, ia mulai mengingat kembali masa lalunya melalui lukisan-lukisan yang dulu ia ciptakan sejak masa kecil. Namun, ketenangan keluarganya tiba-tiba terganggu ketika sang ibu datang berkunjung ke rumah mereka.
Kehadiran sang ibu membuka kotak Pandora berisi rahasia kelam masa lalu Alif—rahasia yang selama ini tersembunyi di balik goresan kuas dan warna cat minyak. Lukisan-lukisan itu bukan hanya karya seni, melainkan jejak trauma, pengkhianatan, dan kutukan turun-temurun yang menghantui garis keturunannya.
Pelengkap Pemain dan Tanggal Tayang
Selain duet Rio Dewanto dan Faradina Mufti, Legenda Kelam Malin Kundang juga diperkuat oleh akting apik Vonny Anggraini dan Nova Eliza yang memerankan karakter-karakter penting dalam alur cerita. Film ini diprediksi akan menjadi salah satu tontonan wajib bagi pecinta horor lokal yang menginginkan lebih dari sekadar lompatan ketakutan—namun juga kedalaman emosional dan eksplorasi tema keluarga, identitas, serta dosa masa lalu.
Legenda Kelam Malin Kundang akan resmi menyapa penonton di seluruh bioskop Tanah Air mulai 27 November 2025. Dengan pendekatan produksi yang profesional, narasi yang kompleks, dan komitmen terhadap keamanan serta kenyamanan para pemain, film ini layak dinantikan sebagai tonggak baru perfilman Indonesia yang berani berinovasi—tanpa kehilangan jati dirinya.
