Kenapa Pray For Ahli Gizi Viral di TikTok? Begini Penjelasan Lengkapnya
Cucun-Instagram-
Kenapa Pray For Ahli Gizi Viral di TikTok? Begini Penjelasan Lengkapnya
Belakangan ini, warganet di berbagai platform media sosial diramaikan dengan kemunculan tagar #PrayForAhliGizi. Tagar tersebut mendadak viral dan memicu rasa penasaran banyak orang. Mengapa profesi ahli gizi tiba-tiba menjadi sorotan? Apa sebenarnya yang sedang terjadi?
Fenomena ini tidak muncul begitu saja. Ada rangkaian peristiwa dan pernyataan yang membuat para ahli gizi merasa profesi mereka kurang dihargai. Untuk memahami duduk perkaranya, berikut penjelasan lengkapnya.
Profesi Ahli Gizi yang Tak Bisa Diremehkan
Ahli gizi merupakan profesi yang membutuhkan pendidikan formal cukup panjang. Seseorang harus menempuh perkuliahan bertahun-tahun, mempelajari ilmu tentang nutrisi, kesehatan, dietetik, hingga praktik profesional sebelum akhirnya bisa menyandang gelar “Ahli Gizi”.
Dalam dunia kesehatan, peran ahli gizi sangat penting. Mereka bertugas memastikan masyarakat mendapatkan asupan nutrisi seimbang, merancang menu sehat, mengawasi pengelolaan makanan di institusi, hingga berperan dalam pencegahan penyakit terkait pola makan. Karena itulah, banyak orang menilai profesi ini memiliki tanggung jawab besar dan tidak bisa sembarang dilakukan.
Namun, tiba-tiba saja, profesi ini menjadi bahan perbincangan setelah sebuah pernyataan kontroversial muncul dalam forum tertentu.
Awal Mula Tagar #PrayForAhliGizi Viral
Salah satu akun TikTok yang ikut membahas isu ini adalah @dietsien_nurin. Dalam unggahannya yang kini ramai dibicarakan, ia menjelaskan alasan mengapa tagar #PrayForAhliGizi mendadak muncul dan menjadi viral.
Semua bermula dari sebuah forum yang membahas program pemerintah bernama Makan Bergizi Gratis (MBG). Forum tersebut mempertanyakan kebutuhan akan peran ahli gizi dalam pelaksanaan program tersebut. Lebih jauh lagi, dalam forum itu disampaikan bahwa pengelolaan MBG tidak membutuhkan ahli gizi secara khusus.
Pernyataan tersebut sontak memicu reaksi keras dari para tenaga gizi di Indonesia. Banyak yang merasa profesinya direndahkan dan dianggap tidak penting, padahal pengelolaan makanan bergizi jelas membutuhkan keahlian khusus.
Pelatihan 3 Bulan yang Jadi Sorotan
Isu semakin memanas ketika forum itu disebut-sebut akan menyediakan pelatihan pengelolaan program MBG selama tiga bulan. Peserta pelatihan tersebut nantinya dikabarkan akan mendapatkan sertifikasi dan dinilai mampu menjalankan peran yang berkaitan dengan gizi.
Yang membuat ahli gizi semakin keberatan adalah fakta bahwa pelatihan ini dibuka untuk lulusan SMA maupun lulusan perguruan tinggi yang bukan berasal dari jurusan gizi. Artinya, seseorang tanpa latar belakang pendidikan gizi yang memadai bisa mengikuti pelatihan singkat dan dianggap kompeten dalam mengelola program terkait makanan bergizi.
Banyak ahli gizi menilai langkah ini tidak realistis dan berpotensi membahayakan karena kualitas penanganan gizi sangat memengaruhi kesehatan masyarakat. Tidak sedikit yang merasa bahwa profesi mereka telah direduksi menjadi pekerjaan yang bisa dikuasai dalam waktu singkat, padahal membutuhkan pendidikan formal yang panjang dan mendalam.
Baca juga: Na Daehoon Hadiri Sidang Cerai Perdana, Datang Bersama Jehian Panangian Sijabat Kakak Jerome Pollin