Tampang Biodata Muhammad Riyadh Alvitto Satriyaji Pratama Kepala Departemen Kajian, Aksi, Strategis, dan Pendidikan Diduga Terlibat Pembulyyan Timothy Anugerah Saputra

Tampang Biodata Muhammad Riyadh Alvitto Satriyaji Pratama Kepala Departemen Kajian, Aksi, Strategis, dan Pendidikan Diduga Terlibat Pembulyyan Timothy Anugerah Saputra

Timothy-Instagram-

Tampang Biodata Muhammad Riyadh Alvitto Satriyaji Pratama Kepala Departemen Kajian, Aksi, Strategis, dan Pendidikan Diduga Terlibat Pembulyyan Timothy Anugerah Saputra

Skandal Perundungan Tragis di Unud: Muhammad Riyadh Alvitto Satriyaji Pratama dan Enam Mahasiswa Dicopot dari Jabatan Strategis Pasca-Kematian Timothy Anugerah Saputra



Denpasar, 18 Oktober 2025 — Dunia kampus Universitas Udayana (Unud) diguncang duka dan kemarahan menyusul terungkapnya kasus perundungan digital yang melibatkan sejumlah mahasiswa terkemuka pasca-kematian tragis Timothy Anugerah Saputra, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unud. Insiden ini bukan hanya mengejutkan keluarga korban dan civitas akademika, tetapi juga memicu gelombang protes luas dari masyarakat, terutama kalangan mahasiswa yang menuntut keadilan dan akuntabilitas.

Timothy Anugerah Saputra, seorang mahasiswa muda yang dikenal ramah dan aktif di lingkungan kampus, meninggal dunia secara mendadak pada Rabu, 15 Oktober 2025. Namun, alih-alih memberikan empati atau ucapan belasungkawa, sejumlah rekannya justru terlibat dalam percakapan tidak pantas di grup media sosial—mengolok-olok dan merendahkan almarhum dalam suasana duka. Aksi tak berperikemanusiaan tersebut dengan cepat viral di media sosial, memicu amarah publik dan desakan kuat agar pihak universitas segera mengambil tindakan tegas.

Respons Cepat dan Tegas dari Universitas Udayana
Tak butuh waktu lama bagi pihak Universitas Udayana untuk merespons insiden memalukan ini. Pada Jumat, 17 Oktober 2025, Unud mengumumkan keputusan resmi: enam mahasiswa yang terbukti terlibat dalam perundungan digital tersebut diberhentikan tidak dengan hormat dari seluruh jabatan strategis di organisasi kemahasiswaan internal kampus. Langkah ini diambil sebagai bentuk komitmen universitas terhadap nilai-nilai kemanusiaan, etika, dan tanggung jawab sosial yang seharusnya dijunjung tinggi oleh setiap civitas akademika.


Salah satu nama yang paling mencuri perhatian publik dalam daftar pelaku adalah Muhammad Riyadh Alvitto Satriyaji Pratama, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Departemen Kajian, Aksi, Strategis, dan Pendidikan di salah satu organisasi intra kampus. Sebagai figur yang seharusnya menjadi teladan moral dan intelektual, keterlibatannya dalam percakapan tidak pantas tersebut dianggap sangat mengecewakan oleh banyak pihak.

Himapol FISIP Unud Copot Empat Pengurus Inti
Tak hanya universitas, organisasi kemahasiswaan pun turut mengambil sikap tegas. Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (Himapol) FISIP Unud, tempat Timothy pernah aktif, mengumumkan pemberhentian empat pengurus inti melalui akun media sosial resminya pada Jumat (17/10/2025). Surat keputusan tersebut ditandatangani langsung oleh Ketua Umum Himapol FISIP Unud 2025, Pande Made Estu Prajanaya, pada 16 Oktober 2025.

Dalam keterangan resminya, Himapol menyatakan bahwa keputusan ini diambil setelah melalui proses investigasi internal dan pertimbangan mendalam terhadap dampak moral serta citra organisasi. “Kami menolak segala bentuk tindakan yang merendahkan martabat manusia, apalagi dilakukan di saat keluarga dan teman-teman sedang berduka,” demikian bunyi pernyataan resmi Himapol.

Siapa Muhammad Riyadh Alvitto Satriyaji Pratama?
Muhammad Riyadh Alvitto Satriyaji Pratama, yang kini menjadi sorotan nasional, sebelumnya dikenal sebagai mahasiswa aktif yang kerap tampil dalam forum-forum diskusi kebijakan publik dan pendidikan politik. Ia menempati posisi strategis di departemen yang bertugas merancang program edukasi, aksi sosial, dan kajian strategis—peran yang seharusnya mencerminkan kepemimpinan berintegritas dan empati.

Namun, keterlibatannya dalam percakapan grup yang mengolok-olok kematian Timothy justru menunjukkan kontradiksi tajam antara citra publik dan perilaku pribadinya. Banyak pihak mempertanyakan bagaimana seseorang yang diberi tanggung jawab besar dalam membentuk karakter mahasiswa justru gagal menunjukkan dasar empati paling sederhana.


TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya