Mengapa Farhan Halim Absen dari SEA Games 2025? Ini 5 Alasan Strategis di Balik Keputusan Kontroversial Timnas Voli Putra Indonesia

Mengapa Farhan Halim Absen dari SEA Games 2025? Ini 5 Alasan Strategis di Balik Keputusan Kontroversial Timnas Voli Putra Indonesia

Halim--

Mengapa Farhan Halim Absen dari SEA Games 2025? Ini 5 Alasan Strategis di Balik Keputusan Kontroversial Timnas Voli Putra Indonesia

Keputusan tidak memasukkan Farhan Halim dalam daftar pemain Timnas Voli Putra Indonesia untuk SEA Games 2025 telah memicu gelombang diskusi di kalangan pecinta voli Tanah Air. Sebagai salah satu talenta paling bersinar dalam sejarah voli nasional, keberadaan Farhan selama ini kerap menjadi penopang utama performa tim. Namun, kali ini, sang bintang yang kini berkiprah di Liga Voli Jepang justru ditinggalkan. Lalu, apa sebenarnya alasan di balik keputusan ini?



Berikut ini adalah lima faktor krusial yang menjelaskan mengapa Farhan Halim tidak tampil membela Merah-Putih di ajang olahraga terbesar se-ASEAN yang akan digelar di Thailand pada tahun 2025.

1. Konflik Jadwal dengan Liga Voli Jepang
Salah satu penyebab utama ketidakhadiran Farhan Halim adalah bentroknya jadwal kompetisi klubnya, VC Nagano Tridents, dengan waktu penyelenggaraan SEA Games 2025. Farhan, yang kini menjadi andalan di liga profesional Jepang, terikat kontrak penuh selama musim kompetisi berlangsung.

Liga Voli Jepang dikenal sebagai salah satu kompetisi paling ketat dan bergengsi di Asia. Dengan komitmen profesional yang kuat terhadap klubnya, Farhan tidak bisa serta-merta meninggalkan timnya di tengah musim. Klub pun umumnya enggan melepas pemain andalan mereka untuk kegiatan di luar kompetisi resmi, terlebih jika jadwalnya tidak sinkron dengan jeda internasional resmi.


Kondisi ini membuat koordinasi antara Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI), klub Farhan, dan tim pelatih nasional menjadi sangat rumit—dan pada akhirnya, tidak memungkinkan.

2. Otoritas Penuh Pelatih Kepala Jeff Jiang Jie
Keputusan final mengenai susunan skuad Timnas Voli Putra tidak diambil secara kolektif, melainkan berada sepenuhnya di tangan pelatih kepala, Jeff Jiang Jie. Hal ini ditegaskan oleh Asisten Pelatih Erwin Rusni, yang menjelaskan bahwa seluruh pertimbangan teknis dan taktis dilakukan setelah melalui analisis menyeluruh.

“Kami sebagai tim asisten memberikan masukan tentang kelebihan dan kekurangan setiap pemain. Namun, keputusan akhir tetap di tangan pelatih kepala,” ujar Erwin.

Jeff Jiang, yang dikenal memiliki visi jangka panjang dalam membangun tim, tampaknya lebih memilih opsi yang menjamin kohesi dan kesiapan penuh seluruh anggota skuad. Menurutnya, kehadiran pemain yang tidak bisa bergabung sejak awal akan mengganggu ritme latihan dan strategi tim secara keseluruhan.

3. Keterbatasan Waktu Integrasi Tim
Faktor waktu menjadi elemen krusial yang kerap diabaikan publik, namun sangat dipertimbangkan dalam dunia pelatnas. Farhan Halim baru bisa bergabung dengan tim nasional sekitar satu minggu sebelum pertandingan voli indoor dimulai—waktu yang dinilai terlalu singkat untuk membangun chemistry dengan rekan-rekannya.

Dalam olahraga tim seperti voli, kekompakan bukan sekadar soal skill individu, melainkan juga soal pola gerak, pemahaman nonverbal, dan adaptasi strategi. Program Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) yang telah dirancang sejak jauh-jauh hari menuntut keterlibatan penuh seluruh pemain dari awal.

“Jika hanya latihan satu minggu, sulit untuk menyamakan frekuensi permainan. Apalagi, voli indoor di SEA Games selalu kompetitif,” tambah Erwin.

4. Kedalaman Skuad di Posisi Outside Hitter
Meski Farhan Halim merupakan outside hitter andalan, tim pelatih menilai bahwa posisi tersebut tidak kekurangan stok pemain berkualitas. Nama-nama seperti Boy Arnez, Jordan Michael Susanto, Agil Angga Anggara, hingga Fahri Septian Putratama dianggap mampu mengisi peran tersebut dengan optimal.

Boy Arnez, misalnya, telah menunjukkan performa konsisten di Livoli, sementara Jordan Michael tampil impresif di berbagai turnamen regional. Keberadaan mereka memberikan opsi taktis yang fleksibel bagi pelatih kepala, termasuk dalam hal rotasi dan strategi pertahanan.

Pelatih Jeff Jiang diyakini memiliki kepercayaan penuh terhadap komposisi yang dipilih. Dengan materi yang ada, tim ini diharapkan tetap mampu menjaga tradisi emas yang telah mereka raih dalam tiga edisi SEA Games terakhir: 2019, 2021, dan 2023.

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya