Profil Tampang Daisy Influencer Tiongkok yang Bikin Geram Natizen Usai Menandatangani Album Solo Rosé saat Acara Fansign di Pop-Up Store: Umur, Agama dan Akun IG
Daisy-Instagram-
Profil Tampang Daisy Influencer Tiongkok yang Bikin Geram Natizen Usai Menandatangani Album Solo Rosé saat Acara Fansign di Pop-Up Store: Umur, Agama dan Akun IG
Kontroversi Pop-Up Store Album Solo Rosé di Chengdu: Influencer Daisy Peniru Gaya BLACKPINK Tuai Kritik Netizen
Antusiasme penggemar atas rilis album solo perdana Rosé dari grup K-pop global BLACKPINK sempat mencapai puncaknya ketika sebuah pop-up store resmi bertajuk “Rosie” dibuka di Chengdu, Tiongkok, awal Desember ini. Namun, euforia tersebut tiba-tiba berubah menjadi perdebatan sengit setelah seorang influencer lokal yang dikenal sebagai peniru gaya Rosé menggelar acara fansign di lokasi tersebut—seolah-olah ia menggantikan sang idol.
Meski Rosé sendiri tidak hadir secara fisik di acara tersebut, para penggemar tetap berbondong-bondong ke pop-up store untuk membeli merchandise eksklusif, mengabadikan momen di instalasi bertema album, dan merayakan kehadiran karya solo sang penyanyi yang telah lama ditunggu-tunggu. Namun, kehadiran sosok yang sangat mirip dengan Rosé—baik dari penampilan, riasan, hingga vibe-nya—justru menimbulkan kebingungan massal di kalangan pengunjung.
Siapa “Daisy” dan Mengapa Kehadirannya Kontroversial?
Influencer tersebut, yang dikenal dengan nama “Daisy” di media sosial, memang bukan wajah asing di kalangan penggemar BLACKPINK di Tiongkok. Ia dikenal sebagai salah satu cosplayer dan lookalike paling aktif yang kerap meniru gaya berpakaian, tatanan rambut, hingga ekspresi Rosé dalam berbagai unggahan di platform seperti Xiaohongshu dan Weibo.
Namun, yang membuat publik terhenyak adalah tindakannya menggelar sesi foto dan tanda tangan (fansign) di dalam area pop-up store resmi album “Rosie”. Tidak ada informasi jelas apakah kehadirannya disetujui oleh penyelenggara atau pihak manajemen Rosé. Yang jelas, sejumlah penggemar langsung mengunggah keheranan mereka di media sosial.
“Kenapa ada orang yang mengadakan fansign di pop-up store Rosé? Ini official event, bukan konser kostum!” tulis salah satu pengguna Weibo yang videonya viral dalam hitungan jam.
Kritik pun berdatangan. Banyak BLINK (sebutan untuk penggemar BLACKPINK) merasa bahwa keberadaan Daisy di acara tersebut menimbulkan kesan menyesatkan. Pasalnya, fansign adalah momen eksklusif yang biasanya hanya diberikan oleh sang artis sendiri sebagai bentuk apresiasi kepada penggemar. Keberadaan sosok yang menyerupai Rosé justru dianggap mengaburkan batas antara fan dan figur publik.
Rosé Disalahkan, Padahal Tidak Terlibat Langsung
Ironisnya, kritik yang muncul tidak hanya ditujukan kepada Daisy atau penyelenggara acara, tetapi juga kepada Rosé sendiri. Beberapa netizen Tiongkok menuding sang idol sengaja “mengirim pengganti” untuk meraup keuntungan tanpa harus hadir secara langsung—anggapan yang sama sekali tidak didukung bukti.
“Rosé tidak datang, tapi dia tetap menjual album dan merchandise. Bahkan mengirim cosplayer untuk menggantikannya? Ini tidak menghargai fans,” komentar seorang pengguna Weibo.
Tudingan ini memicu perdebatan sengit di dunia maya. Di satu sisi, ada yang merasa kekecewaan itu wajar, mengingat banyak penggemar yang rela menempuh jarak jauh dan menghabiskan uang hanya untuk momen singkat bersama idolanya. Namun di sisi lain, penggemar setia Rosé membela sang penyanyi dengan tegas.
“Rosé tidak pernah menyatakan bahwa Daisy adalah perwakilannya. Ini jelas salah paham. Jangan salahkan artis karena keputusan pihak ketiga,” balas seorang BLINK dalam thread diskusi yang kini telah mencapai jutaan interaksi.
Perlu Transparansi dari Penyelenggara dan Agensi
Hingga saat ini, baik YG Entertainment—agensi manajemen Rosé—maupun pihak penyelenggara pop-up store di Chengdu belum memberikan pernyataan resmi mengenai keterlibatan Daisy dalam acara tersebut. Tidak ada konfirmasi apakah kehadirannya merupakan bagian dari strategi promosi, kolaborasi lokal, atau sekadar inisiatif pribadi yang terlalu antusias.
Namun, insiden ini membuka percakapan penting tentang etika dalam industri hiburan global, khususnya di pasar Tiongkok yang sangat besar namun memiliki dinamika media dan fandom unik. Siapa yang bertanggung jawab atas citra sebuah acara resmi? Bagaimana batas antara fan ekstrem, cosplayer, dan representasi resmi seorang artis internasional?
Dampak Jangka Panjang: Reputasi vs. Promosi
Bagi Rosé, yang sedang membangun identitas artistiknya di luar BLACKPINK, insiden ini bisa menjadi ujian reputasi. Di satu sisi, album “Rosie” telah mendapat pujian luas atas kedalaman lirik dan keberanian artistiknya. Namun di sisi lain, kontroversi seperti ini berpotensi merusak persepsi publik jika tidak ditangani dengan transparan.
Baca juga: Buruh Akan Gelar Aksi Besar-Besaran Menolak PP Pengupahan yang Dinilai Tak Libatkan Suara Pekerja