Golden Scene Agak Laen 2: Menyala Pantiku! Butuh Perjuangan Ekstra—Sutradara dan Tim Sampai Pulang Jam 3 Pagi!

Golden Scene Agak Laen 2: Menyala Pantiku! Butuh Perjuangan Ekstra—Sutradara dan Tim Sampai Pulang Jam 3 Pagi!

Agak laen-Instagram-

Golden Scene Agak Laen 2: Menyala Pantiku! Butuh Perjuangan Ekstra—Sutradara dan Tim Sampai Pulang Jam 3 Pagi!

Film Agak Laen 2: Menyala Pantiku! kini tengah menjadi buah bibir di kalangan pecinta bioskop Tanah Air. Tak heran, pasalnya sekuel dari film komedi fenomenal Agak Laen ini berhasil menarik lebih dari 6,5 juta penonton hanya dalam 15 hari penayangannya di bioskop-bioskop Indonesia. Capaian ini pun mengukuhkan posisi film besutan sutradara Muhadkly Acho sebagai salah satu film lokal paling ditonton sepanjang tahun 2025.



Namun, di balik kesuksesan komersial dan antusiasme penonton, tersimpan kisah perjuangan yang tak banyak diketahui publik—terutama saat proses syuting adegan krusial yang dijuluki “golden scene” oleh sang sutradara sendiri. Adegan ini bukan hanya menjadi puncak emosional dan komedi dalam film, tetapi juga membutuhkan dedikasi luar biasa dari seluruh kru di lokasi syuting.

Perjuangan Hingga Dini Hari demi Adegan Sempurna
Dalam sebuah unggahan di akun TikTok @moviespace_id yang dikutip oleh Sumsel24.com, Muhadkly Acho membuka sedikit rahasianya. Ia mengungkapkan bahwa “golden scene” tersebut merupakan adegan paling lama dan melelahkan yang pernah ia garap sepanjang produksi film Agak Laen 2.

“Memang scene itu yang paling lama digarapnya,” ujar Acho dengan nada penuh nostalgia. “Gue masih inget banget itu digarap dari habis makan malam, terus kita pulang sampai jam 03.00 pagi waktu itu—hanya untuk adegan yang ‘penting’ itu.”


Pengakuan jujur Acho ini langsung menjadi sorotan publik, terutama para penggemar fanatik film Agak Laen. Banyak yang penasaran: apa sebenarnya yang membuat adegan tersebut begitu istimewa hingga membutuhkan waktu syuting hampir tujuh jam nonstop?

Kompleksitas “Golden Scene”: Kolaborasi, Emosi, dan Presisi Visual
Menurut Acho, adegan tersebut melibatkan banyak aktor, koreografi gerakan yang rumit, serta pengambilan gambar (shots) yang sangat detail. “Karena memang itu melibatkan orang banyak, melibatkan shot yang banyak, dan tentunya mereka pengen diulang-ulang adegan itu, supaya mendapatkan feel-nya gitu,” jelasnya.

Tak hanya soal teknis, “golden scene” juga dipercaya sebagai titik balik naratif dalam film—di mana konflik, canda, dan kedalaman emosional karakter menyatu dalam satu momen yang tak terlupakan. Penonton yang telah menyaksikan film ini kerap menyebut adegan tersebut sebagai “puncak cerita” yang membuat mereka tertawa sekaligus terharu.

Dari Box Office ke Hati Penonton
Sebagai informasi, film pertama Agak Laen (2024) sukses besar dengan total penonton mencapai 9.126.607 orang—menjadi salah satu film Indonesia dengan jumlah penonton tertinggi dalam satu tahun. Kini, Agak Laen 2: Menyala Pantiku! tampaknya siap melampaui pencapaian tersebut, mengingat respons positif yang terus mengalir dari penonton dan kritikus film.

Kesuksesan ini tak lepas dari pendekatan khas Acho dalam menyajikan cerita yang dekat dengan realitas masyarakat urban Indonesia, dikemas dengan humor segar namun tetap menyentuh sisi kemanusiaan. Di tengah maraknya film bertema fantasi atau horor, Agak Laen justru memilih jalan berbeda: mengangkat dinamika persahabatan, keluarga, dan mimpi-mimpi sederhana yang justru paling menyentuh hati.

Baca juga: Diandra MP Anaknya Siapa? Inilah Biodata Istri Oslo Ibrahim Penyanyi yang Telah Resmi Menikahm, Benarkah Bukan Orang Sembarangan?

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya