5 Tradisi Unik Perayaan Natal di Berbagai Negara yang Penuh Makna dan Kejutan
natal-pixabay-
5. Ukraina: Malam Suci dengan 12 Hidangan dan Roh Leluhur
Di Ukraina, Natal dirayakan pada 7 Januari mengikuti kalender Julian Gereja Ortodoks Timur. Malam sebelumnya, yang disebut “Sviata Vecheria” atau “Malam Suci”, merupakan puncak perayaan keluarga.
Meja makan dihiasi dengan 12 hidangan vegetarian—melambangkan 12 rasul Yesus. Tidak ada daging yang disajikan, karena malam ini dianggap suci dan penuh pantang. Hidangan utamanya adalah Kutia, bubur gandum yang dicampur biji poppy, madu, dan kacang-kacangan. Rasa manis dan gurihnya melambangkan harapan akan kemakmuran dan kehidupan yang harmonis di tahun mendatang.
Rumah juga dihiasi dengan Didukh—gabungan batang gandum kering yang ditempatkan di sudut ruang tamu. Didukh bukan sekadar dekorasi; ia dipercaya sebagai wadah kedatangan roh leluhur, yang diyakini turun dari surga untuk ikut merayakan Natal bersama keluarga.
Anak-anak pun tak ketinggalan berpartisipasi melalui Vertep—pertunjukan teater boneka tradisional yang menceritakan kelahiran Yesus, diselingi drama rakyat dan tarian rakyat. Suara seruling, nyanyian gereja, dan tawa anak-anak menjadikan malam Natal di Ukraina pengalaman spiritual yang hangat dan penuh kenangan.
Makna di Balik Tradisi: Natal sebagai Cermin Keragaman Budaya
Kelima tradisi di atas membuktikan bahwa Natal jauh lebih dari sekadar libur panjang atau belanja hadiah. Di setiap negara, perayaan ini menjadi cermin nilai-nilai lokal: pembersihan spiritual di Guatemala, penghormatan terhadap leluhur di Ukraina, kebersamaan di bawah sinar matahari Australia, atau keteguhan hati melawan kejahatan ala Swedia.
Dalam dunia yang semakin terhubung, memahami tradisi Natal di berbagai belahan dunia bukan hanya memperluas wawasan—tapi juga mengingatkan kita bahwa kebahagiaan, harapan, dan cinta universal adalah bahasa yang sama di semua budaya.