Stok Beras di Aceh dan Sumatra Capai 154 Ribu Ton, Pemerintah Siap Hadapi Krisis Pangan Akibat Bencana
beras-pixabay-
Stok Beras di Aceh dan Sumatra Capai 154 Ribu Ton, Pemerintah Siap Hadapi Krisis Pangan Akibat Bencana
Dalam menghadapi potensi krisis pangan akibat bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra, pemerintah Indonesia melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) menegaskan kesiapannya dengan stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang melimpah. Per 11 Desember 2025, total stok beras di wilayah Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat—tiga provinsi yang baru-baru ini terdampak banjir bandang dan tanah longsor—mencapai 154.400 ton, atau lebih dari tiga kali lipat dari kebutuhan darurat saat ini.
Angka tersebut terdiri dari 97.200 ton di Aceh, 44.500 ton di Sumatra Utara, dan 12.600 ton di Sumatra Barat. Jumlah ini menjadi bagian dari stok nasional Bulog yang kini mencapai 3,7 juta ton, angka tertinggi sepanjang sejarah pengelolaan cadangan pangan nasional.
Kesiapan Logistik yang Lebih dari Cukup
Menteri Pertanian sekaligus Kepala Bapanas, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa ketersediaan stok beras telah disiapkan jauh-jauh hari sebagai langkah antisipasi terhadap kemungkinan terburuk. “Yang terpenting adalah kita siapkan beras. Tiga kali lipat cadangan dari kebutuhan. Mana tahu tiba-tiba butuh,” ujar Amran dalam siaran pers yang diterima Sabtu (13/12).
Stok tersebut tidak hanya digunakan untuk keperluan darurat, tetapi juga untuk menopang program bantuan pangan reguler dan nonreguler. Bantuan reguler mencakup penyaluran beras dan minyak goreng yang telah berjalan sejak sebelum bencana terjadi, sedangkan bantuan nonreguler difokuskan pada pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat yang terdampak langsung oleh bencana alam.
Swasembada Beras di Ambang Pintu
Dalam kesempatan yang sama, Amran mengungkapkan optimisme bahwa Indonesia berada di ambang pencapaian swasembada beras tanpa impor. “Insya Allah dalam 18 hari ke depan, atau sekitar tiga minggu dari hari ini, kita bisa mengumumkan bahwa Indonesia swasembada beras,” tegasnya.
Optimisme ini didukung oleh data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Kerangka Sampel Area (KSA) Oktober 2025, yang memperkirakan produksi beras nasional sepanjang tahun 2025 mencapai 34,79 juta ton. Angka ini jauh melampaui kebutuhan konsumsi nasional tahunan yang hanya sekitar 31,2 juta ton, sehingga menciptakan surplus sebesar 3,5 juta ton.
Proyeksi Stok Nasional hingga Akhir 2025
Berdasarkan perhitungan Bapanas, stok beras nasional pada akhir 2025 diproyeksikan mencapai 12,5 juta ton. Angka ini merupakan akumulasi dari stok carry over 2024 sebesar 8,4 juta ton, ditambah surplus produksi 2025 sebesar 3,5 juta ton, serta penambahan dari sumber lainnya. Dengan stok sebesar itu, Indonesia memiliki ketahanan pangan beras yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga hampir lima bulan ke depan pada tahun 2026.
Lebih lanjut, Food and Agriculture Organization (FAO) dalam laporan Food Outlook edisi November 2025, memperkirakan produksi beras Indonesia periode 2025–2026 akan mencapai 36 juta ton. Jika angka ini terealisasi, Indonesia akan menjadi produsen beras terbesar di kawasan Asia Tenggara, melampaui Vietnam (28,2 juta ton), Thailand (22,2 juta ton), Myanmar (16,7 juta ton), Filipina (12,5 juta ton), hingga Malaysia (1,5 juta ton).