Inggris Berubah: Penjualan Rokok dan Vape Anjlok, Gaya Hidup Sehat Mulai Menang
rokok-pixabay-
Inggris Berubah: Penjualan Rokok dan Vape Anjlok, Gaya Hidup Sehat Mulai Menang
Regulasi ketat, kekhawatiran kesehatan, dan kesadaran lingkungan dorong warga Inggris tinggalkan tembakau dan vape. Sementara itu, produk berhenti merokok dan buah segar justru melesat tajam.
Pemandangan di toko kelontong dan supermarket Inggris sedang berubah. Di antara rak-rak yang dulu dipenuhi bungkus rokok warna-warni dan perangkat vape sekali pakai, kini terlihat lebih kosong. Angka terbaru menunjukkan tren yang tak bisa diabaikan: masyarakat Inggris secara perlahan namun pasti mulai meninggalkan kebiasaan merokok dan vaping.
Menurut data terbaru dari NielsenIQ yang dirilis Sabtu (7/12/2025), penjualan rokok, vape, dan produk tembakau lainnya mengalami penurunan drastis sebesar 12,7% dalam periode 12 bulan hingga 6 September 2025. Angka ini bukan sekadar statistik—ia mewakili kehilangan pendapatan lebih dari £1 miliar (sekitar US$1,3 miliar atau Rp21,63 triliun) dari pasar ritel konsumsi tembakau di seluruh Inggris.
Yang lebih menarik, penurunan ini jauh melampaui laju penurunan pada kategori barang kebutuhan pokok lainnya, menandakan perubahan perilaku konsumen yang dipicu oleh regulasi pemerintah yang semakin ketat, kesadaran kesehatan yang meningkat, dan tekanan sosial terhadap gaya hidup berisiko.
Dari Perangkat Warna-Warni ke Rak Kosong: Nasib Industri Vape
Vape, yang sempat menjadi tren di kalangan remaja dan dewasa muda, kini menghadapi masa suram. Penjualan vape secara keseluruhan turun hampir £225 juta, sementara tembakau lepas (loose tobacco)—yang sering digunakan untuk membuat rokok gulung—mengalami penurunan £290 juta. Namun, kategori yang paling terpukul adalah rokok dan cerutu, dengan kerugian penjualan mencapai £512,3 juta.
Salah satu korban terbesar dari penurunan ini adalah Elf Bar, merek vape sekali pakai asal Tiongkok yang dikenal dengan desainnya yang trendi dan rasa buah-buahan yang manis. Menurut survei NielsenIQ yang dilakukan bersama majalah The Grocer, Elf Bar kehilangan hampir £140 juta dalam penjualan—menjadi merek paling terdampak untuk tahun kedua berturut-turut. Pesaingnya seperti Lost Mary dan SKE Crystal juga tak luput dari badai, dengan penurunan signifikan dalam volume penjualan.
Penurunan ini bukan tanpa sebab. Pemerintah Inggris memang sedang gencar mendorong kebijakan anti-tembakau. Larangan terhadap vape sekali pakai mulai berlaku sejak 1 Juni 2025, sebagai bagian dari undang-undang lingkungan untuk mengatasi limbah elektronik beracun dan risiko kebakaran yang ditimbulkan oleh baterai lithium di dalam perangkat tersebut. Ribuan ton sampah vape sekali pakai yang sulit didaur ulang kini menjadi masalah serius bagi lingkungan—dan pemerintah tak bisa lagi diam.
Regulasi yang Semakin Ketat: Menuju Masyarakat Bebas Rokok
Langkah ini hanyalah bagian dari strategi jangka panjang pemerintah Inggris. Sejak larangan merokok di pub dan restoran diberlakukan pada 2007, Inggris terus memperketat aturan terkait konsumsi tembakau. Kini, Tobacco and Vapes Bill—yang sedang dalam proses legislasi di Parlemen—menjadi tonggak penting berikutnya.
Rancangan undang-undang ini bertujuan untuk "menghapuskan rokok secara perlahan" dari kehidupan generasi muda. Salah satu terobosannya adalah melarang penjualan rokok kepada siapa pun yang lahir setelah 1 Januari 2009—artinya, anak-anak yang kini berusia 15 tahun atau lebih muda tidak akan pernah bisa membeli rokok secara legal seumur hidup mereka.
Selain itu, RUU tersebut juga mengatur iklan, promosi, dan desain kemasan vape, terutama yang menarik minat remaja. Warna-warni mencolok, rasa permen, dan kemasan lucu yang selama ini menjadi magnet bagi generasi muda akan segera dilarang.