RS Kapal Ksatria Airlangga Berlayar ke Aceh Tamiang, Perangi Ancaman Wabah Pasca Bencana dengan Layanan Medis Terpadu

RS Kapal Ksatria Airlangga Berlayar ke Aceh Tamiang, Perangi Ancaman Wabah Pasca Bencana dengan Layanan Medis Terpadu

Banjir-Instagram-

RS Kapal Ksatria Airlangga Berlayar ke Aceh Tamiang, Perangi Ancaman Wabah Pasca Bencana dengan Layanan Medis Terpadu

Di tengah kondisi darurat akibat banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera, khususnya Kabupaten Aceh Tamiang, kehadiran respons cepat dan terpadu menjadi kunci utama mempertahankan nyawa warga terdampak. Salah satu langkah nyata datang dari Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya melalui Rumah Sakit Kapal Ksatria Airlangga (RSKKA), yang kini tengah berlayar menuju lokasi bencana untuk memberikan layanan kesehatan komprehensif—dengan fokus utama pada pencegahan wabah penyakit pasca bencana.



Kapal rumah sakit inovatif milik UNAIR tersebut diberangkatkan secara resmi setelah koordinasi intensif antara tim Rapid Health Assessment (RHA) RSKKA dan Rumah Sakit Universitas Airlangga sejak hari pertama bencana terjadi. Keputusan cepat ini diambil menyusul laporan mendesak dari lapangan yang menyebutkan minimnya akses layanan kesehatan di daerah terisolasi, serta risiko tinggi munculnya wabah akibat rusaknya infrastruktur sanitasi dan air bersih.

Fasilitas Medis Lengkap, Dari Rawat Jalan Hingga Rawat Inap
Sesampainya di Aceh Tamiang, RSKKA akan segera mendirikan klinik lapangan terpadu sebagai basecamp pelayanan medis. Fasilitas ini dirancang mampu menampung pasien rawat jalan maupun rawat inap, dilengkapi peralatan medis modern, obat-obatan esensial, dan tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu kesehatan.

“Berdasarkan laporan tim kami di lokasi, kebutuhan mendesak mencakup dokter umum, perawat, bidan, tenaga gizi, apoteker, tenaga kesehatan masyarakat, hingga mahasiswa relawan yang siap turun tangan,” ungkap Prof. Hery Purnobasuki, M.Si., Ph.D., Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat Berkelanjutan (LPMB) UNAIR, dalam keterangan pers yang dikutip Rabu, 10 Desember 2025.


Tidak hanya tenaga medis, RSKKA juga membawa serta genset, bahan bakar tambahan, dan logistik pendukung guna menjamin kelangsungan operasional layanan selama masa tanggap darurat. Langkah ini menunjukkan komitmen UNAIR untuk tidak hanya hadir secara simbolis, namun memberikan solusi nyata yang berkelanjutan.

Waspada Wabah: Penyakit Pasca Banjir Jadi Ancaman Nyata
Salah satu fokus utama misi kemanusiaan RSKKA kali ini adalah pencegahan epidemi penyakit yang kerap muncul pasca bencana hidrometeorologi seperti banjir. Air yang terkontaminasi limbah, buruknya sanitasi, dan kepadatan pengungsian menciptakan kondisi ideal bagi penyebaran berbagai penyakit infeksi.

Prof. Hery menjelaskan, “Kami mengantisipasi munculnya diare, tifus, kolera, hepatitis A, leptospirosis, demam berdarah dengue (DBD), malaria, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), hingga berbagai infeksi kulit. Penyakit-penyakit ini sering kali menyebar melalui air tercemar atau gigitan vektor seperti nyamuk yang berkembang biak di genangan air.”

Untuk itu, selain memberikan pengobatan langsung, tim RSKKA juga akan menjalankan program edukasi kesehatan masyarakat di titik-titik pengungsian. Kampanye cuci tangan, penggunaan air bersih, pengelolaan sampah, serta pencegahan gigitan nyamuk akan menjadi bagian integral dari intervensi mereka.

Respons Cepat: Tim Udara Didaratkan Lebih Awal
Sebelum kapal RSKKA tiba di Aceh Tamiang, UNAIR telah mengirimkan tim medis awal melalui jalur udara. Kelompok tenaga kesehatan ini bertugas melakukan pemetaan kebutuhan medis darurat, mengidentifikasi risiko kesehatan spesifik di setiap wilayah terdampak, serta memberikan pertolongan pertama—termasuk penanganan trauma psikologis akibat bencana.

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya