Lonjakan Mengejutkan: FSGI Catat 60 Kasus Kekerasan di Sekolah Sepanjang 2025, Nyaris Dua Kali Lipat dari Tahun Lalu

Lonjakan Mengejutkan: FSGI Catat 60 Kasus Kekerasan di Sekolah Sepanjang 2025, Nyaris Dua Kali Lipat dari Tahun Lalu

bully-Tumisu/pixabay-

Lonjakan Mengejutkan: FSGI Catat 60 Kasus Kekerasan di Sekolah Sepanjang 2025, Nyaris Dua Kali Lipat dari Tahun Lalu
Tren kekerasan di lingkungan pendidikan di Indonesia mengalami kenaikan tajam sepanjang tahun 2025. Data terbaru dari Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengungkapkan bahwa sebanyak 60 kasus kekerasan terjadi di berbagai satuan pendidikan—mulai dari jenjang sekolah dasar hingga menengah—selama periode Januari hingga Desember 2025. Angka ini mencatat kenaikan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 36 kasus pada 2024 dan hanya 15 kasus pada 2023.

Lonjakan ini bukan hanya soal angka, tetapi juga mencerminkan urgensi untuk segera memperkuat sistem perlindungan anak di sekolah, memperbaiki iklim pendidikan yang aman, serta mengevaluasi peran guru, orang tua, dan kebijakan sekolah dalam mencegah kekerasan.



Ratusan Korban, Puluhan Pelaku: Potret Suram Dunia Pendidikan
Dalam keterangan tertulis yang dirilis pada Minggu (7/12/2025), Ketua Umum FSGI, Fahriza Marta Tanjung, mengungkapkan bahwa total korban dari 60 kasus tersebut mencapai 358 orang, sementara jumlah pelaku tercatat sebanyak 126 individu. Data tersebut dikumpulkan melalui berbagai saluran, termasuk kanal pengaduan resmi FSGI serta laporan dari media massa nasional dan lokal.

“Angka ini menunjukkan bahwa satu kasus kekerasan kerap melibatkan lebih dari satu korban, dan bahkan dalam beberapa insiden, satu pelaku bisa menyakiti banyak anak sekaligus,” ujar Fahriza.

Jenis Kekerasan: Fisik Mendominasi, Seksual Jadi Perhatian Serius
Rincian lebih lanjut menunjukkan bahwa kekerasan fisik masih menjadi bentuk kekerasan paling dominan di lingkungan sekolah. Dari total 60 kasus, 27 di antaranya (45%) merupakan kekerasan fisik—seperti pemukulan, tendangan, atau hukuman fisik berlebihan yang dilakukan oleh guru, siswa senior, bahkan sesama teman sekelas.


“Kekerasan fisik masih menempati posisi tertinggi dengan 27 kasus atau hampir separuh dari total kasus,” tegas Fahriza.

Namun, yang tak kalah mengkhawatirkan adalah meningkatnya laporan kekerasan seksual, yang menyumbang 28,33% dari total kasus (sekitar 17 kasus). Bentuk kekerasan ini mencakup pelecehan verbal, sentuhan tidak senonoh, hingga upaya eksploitasi seksual terhadap peserta didik—baik oleh oknum pendidik maupun pihak eksternal yang memiliki akses ke lingkungan sekolah.

Sementara itu, kekerasan psikis seperti penghinaan, ancaman, atau pemaksaan mental tercatat dalam 8 kasus (13,33%), diikuti oleh perundungan (bullying) dalam 4 kasus (6,67%). FSGI juga mencatat adanya 1 kasus (1,67%) yang berkaitan dengan intoleransi dan diskriminasi, serta 3 kasus (5%) yang disebabkan oleh kebijakan sekolah yang mengandung unsur kekerasan, seperti hukuman kolektif atau aturan yang merendahkan martabat siswa.

Baca juga: OPPO A5i Pro dan vivo iQOO Z10 Lite Lebih Murah Mana? Inilah 5 HP Murah Terbaru 2025

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya