Lonjakan Mengejutkan: FSGI Catat 60 Kasus Kekerasan di Sekolah Sepanjang 2025, Nyaris Dua Kali Lipat dari Tahun Lalu
bully-Tumisu/pixabay-
Alarm Merah bagi Sistem Pendidikan Nasional
Lonjakan kasus kekerasan ini menjadi alarm merah bagi pemerintah, sekolah, dan masyarakat luas. Jika pada 2023 hanya terjadi 15 kasus, maka dalam dua tahun terakhir terjadi kenaikan empat kali lipat—sebuah tren yang patut diwaspadai dan ditangani secara komprehensif.
FSGI menekankan bahwa peningkatan angka pelaporan tidak selalu berarti peningkatan insiden secara mutlak, tetapi juga bisa mencerminkan kesadaran publik yang meningkat serta akses pelaporan yang lebih terbuka. Namun, di sisi lain, data ini juga menunjukkan kegagalan sistem pencegahan yang seharusnya menjadi fondasi utama satuan pendidikan.
“Sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman, nyaman, dan penuh kasih sayang—bukan arena trauma,” kata Fahriza.
Perlunya Pendekatan Holistik dan Sistemik
Menanggapi temuan ini, para pengamat pendidikan menyerukan perlunya pendekatan holistik dan sistemik. Mulai dari pelatihan guru tentang pedagogi non-kekerasan, penguatan peran komite sekolah, hingga implementasi program anti-bullying dan pendidikan karakter yang konsisten.
Selain itu, keterlibatan orang tua dan masyarakat sekitar juga menjadi kunci. Sekolah tidak bisa berdiri sendiri dalam menciptakan ekosistem belajar yang sehat—dibutuhkan kolaborasi multisektor untuk memastikan bahwa setiap anak bisa tumbuh tanpa rasa takut.