Jalan Tol Kamal–Teluknaga–Rajeg: Revolusi Transportasi di Banten yang Pangkas Waktu Tempuh dari 2,5 Jam Jadi Hanya 30 Menit
jalan tol-daveharrhy740/pixabay-
Jalan Tol Kamal–Teluknaga–Rajeg: Revolusi Transportasi di Banten yang Pangkas Waktu Tempuh dari 2,5 Jam Jadi Hanya 30 Menit
Sebuah terobosan infrastruktur besar-besaran tengah berlangsung di wilayah utara Provinsi Banten. Pemerintah Indonesia sedang membangun Jalan Tol Kamal–Teluknaga–Rajeg, proyek strategis nasional senilai Rp23,22 triliun yang diprediksi akan merevolusi mobilitas antara Banten dan DKI Jakarta. Dengan kehadiran tol ini, perjalanan yang biasanya memakan waktu 2,5 jam kini bisa ditempuh dalam hanya 30 menit—sebuah lompatan besar dalam efisiensi transportasi darat di kawasan metropolitan Jabodetabek.
Menghubungkan Pusat Ekonomi: Dari Bandara Soekarno-Hatta hingga Pelabuhan Merak
Tol Kamal–Teluknaga–Rajeg dirancang sebagai penghubung vital antara kawasan industri, pelabuhan, bandara internasional, dan pusat permukiman di wilayah Tangerang Raya. Tol sepanjang 38,6 kilometer ini membentang dari Cikupa, Rajeg, hingga Mauk di Kabupaten Tangerang, dan terhubung langsung dengan Jalan Tol Sedyatmo—akses utama menuju Bandara Internasional Soekarno–Hatta.
Lebih dari sekadar jalur cepat, tol ini menjadi urat nadi logistik baru yang akan memangkas biaya dan waktu distribusi barang dari Pelabuhan Merak—pintu gerbang maritim antara Pulau Jawa dan Sumatra—menuju ibu kota dan sebaliknya. Dengan konektivitas yang lebih lancar, para pelaku usaha dan logistik diharapkan bisa mempercepat rantai pasok, menekan biaya operasional, dan meningkatkan daya saing produk nasional.
Investasi Besar untuk Transformasi Wilayah
Nilai investasi sebesar Rp23,22 triliun mencerminkan komitmen pemerintah dalam mendorong pemerataan pembangunan infrastruktur di luar pusat kota Jakarta. Proyek ini tidak hanya bertujuan mempercepat perjalanan, tetapi juga menjadi katalis bagi pertumbuhan ekonomi inklusif di wilayah Banten bagian utara yang selama ini kurang terjangkau oleh jalur transportasi modern.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dody Hanggodo, menegaskan bahwa tol ini diharapkan menjadi pemicu lahirnya pusat-pusat ekonomi baru. “Karena diharapkan dapat memangkas waktu tempuh antar wilayah pada sektor logistik, sehingga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan pusat-pusat ekonomi baru,” ujar Dody dalam keterangan resminya.
Delapan Seksi, Satu Visi: Pembangunan Bertahap Menuju 2026
Proyek ambisius ini dibagi ke dalam delapan seksi konstruksi, masing-masing dirancang untuk memastikan integrasi sempurna dengan jaringan jalan tol eksisting dan akses lokal. Sebagai bagian dari tahap awal, Seksi 1—yang menghubungkan Junction (JC) Sedyatmo hingga Simpang Susun (SS) Kosambi sepanjang 6,7 kilometer—kini telah mencapai 90 persen progres fisik hingga Agustus 2025.
Direncanakan, Seksi 1 akan beroperasi penuh pada tahun 2026, menjadi pintu masuk pertama masyarakat ke sistem tol baru ini. Sementara itu, pembangunan seksi-seksi berikutnya terus berjalan secara paralel untuk memastikan seluruh ruas dapat berfungsi secara terpadu dalam beberapa tahun mendatang.
Baca juga: Apa Alasan Dario Vitale yang Hengkang dari Versace? Benarkah Karena Dibeli oleh Prada Group?