Menggali Keutamaan Orang Berilmu dalam Lentera Islam, Inilah 3 Khutbah Jumat 12 Desember 2025

Menggali Keutamaan Orang Berilmu dalam Lentera Islam, Inilah 3 Khutbah Jumat 12 Desember 2025

masjid-xegxef/pixabay-

Menggali Keutamaan Orang Berilmu dalam Lentera Islam, Inilah 3 Khutbah Jumat 12 Desember 2025

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang penuh tantangan, umat Islam senantiasa diingatkan untuk tidak pernah berhenti menuntut ilmu. Pada Jumat pagi yang penuh barakah ini, ribuan jamaah di masjid-masjid seluruh Indonesia menyimak khutbah bertema "Keutamaan Orang Berilmu", sebuah pesan spiritual yang relevan sepanjang zaman dan sangat dibutuhkan di era digital yang serba cepat ini.



Khutbah yang disampaikan oleh khatib di berbagai masjid mengajak umat untuk kembali merenungkan posisi mulia ilmu dalam ajaran Islam—bukan hanya sebagai bekal duniawi, tetapi sebagai jalan menuju ridha Ilahi dan kehidupan akhirat yang abadi.

Ilmu, Nikmat Agung yang Tak Ternilai
Dalam pembukaan khutbahnya, khatib mengajak jamaah memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas segala limpahan nikmat yang tak terhingga. Di antara anugerah teragung yang sering kali luput dari rasa syukur kita adalah akal dan ilmu. Keduanya adalah karunia Ilahi yang membedakan manusia dari makhluk lain.

“Di tengah berbagai ujian global, termasuk pandemi yang belum sepenuhnya usai, kita masih diberi kesempatan untuk berkumpul, beribadah, dan belajar bersama. Inilah bentuk rahmat yang tak boleh disia-siakan,” ujar khatib.


Islam dan Cinta pada Ilmu
Islam, sejak awal diturunkan, tak pernah memisahkan antara spiritualitas dan intelektualitas. Bahkan, ayat pertama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW bukanlah perintah salat atau puasa, melainkan perintah membaca (Iqra’).

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”
— QS. Al-‘Alaq [96]: 1–5

Ayat ini menjadi fondasi ajaran Islam: membaca, menulis, belajar, dan mengajar adalah bagian dari ibadah itu sendiri.

Allah Mengangkat Derajat Orang Berilmu
Salah satu dalil paling kuat tentang kemuliaan ilmu terdapat dalam Surah Al-Mujadalah ayat 11:

“Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”

Menariknya, Allah menyebut dua kelompok sekaligus: orang beriman dan orang berilmu. Ini menunjukkan bahwa ilmu yang benar harus berpijak pada iman, dan iman yang sempurna membutuhkan ilmu untuk bisa diwujudkan secara utuh dalam kehidupan.

Khatib menekankan: “Orang berilmu bukan hanya dihormati di bumi, tetapi juga dimuliakan di langit. Malaikat pun membentangkan sayapnya sebagai bentuk penghormatan kepada penuntut ilmu.”

Menuntut Ilmu adalah Kewajiban Setiap Muslim
Rasulullah SAW bersabda:

“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.”
— HR. Ibnu Majah

Kalimat singkat ini mengandung pesan universal yang revolusioner. Dalam sejarah peradaban dunia, tidak banyak ajaran agama yang mewajibkan seluruh pengikutnya—tanpa kecuali—untuk belajar. Islam tidak hanya mendorong, tetapi mewajibkan pencarian ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu dunia.

Dari astronomi hingga kedokteran, dari filsafat hingga ekonomi, para cendekiawan Muslim zaman keemasan—seperti Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, dan Al-Farabi—menjadi pelopor ilmu pengetahuan yang kemudian diserap oleh peradaban Barat.

Ilmu vs. Kebodohan: Dua Dunia yang Tak Sama
Allah SWT juga menegaskan perbedaan mendasar antara orang yang berilmu dan yang tidak:

“Katakanlah, ‘Adakah sama orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?’ Hanya orang-orang yang berakal saja yang dapat menerima pelajaran.”
— QS. Az-Zumar [39]: 9

Orang berilmu mampu membedakan halal dan haram, manfaat dan mudarat, benar dan salah. Mereka beribadah bukan sekadar ikut-ikutan, tetapi dengan pemahaman dan kesadaran. Sebaliknya, tanpa ilmu, seseorang rentan terjerumus dalam kesalahan—bahkan dalam hal ibadah sekalipun.

Tiga Keutamaan Ilmu yang Tak Pernah Padam
Khutbah Jumat kali ini juga menyoroti tiga keutamaan utama yang dimiliki oleh ilmu:

1. Ilmu Membuka Pintu Dunia dan Akhirat
Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa menginginkan kehidupan dunia, maka hendaklah ia menuntut ilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat, maka hendaklah ia menuntut ilmu. Dan barangsiapa menginginkan keduanya, maka hendaklah ia menuntut ilmu.”

Ilmu adalah kunci sukses di dunia—melalui profesi, inovasi, dan kontribusi sosial—dan juga jembatan menuju akhirat melalui ibadah yang benar dan akhlak yang mulia.

2. Ilmu adalah Warisan Para Nabi
Tidak seperti raja atau hartawan yang mewariskan emas dan tanah, para nabi hanya mewariskan ilmu.

“Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar atau dirham, tetapi mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang sangat besar.”
— HR. Ahmad

Inilah warisan teragung: ilmu yang membimbing umat dari kegelapan menuju cahaya.

3. Ilmu Mengalirkan Pahala Bahkan Setelah Wafat
Rasulullah SAW menyebut tiga amal yang tak terputus setelah kematian—salah satunya adalah ilmu yang bermanfaat.

“Apabila seseorang meninggal, terputuslah amalnya kecuali dari tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya.”
— HR. Bukhari dan Muslim

Bayangkan: seorang guru yang mengajarkan Al-Qur’an, seorang penulis buku inspiratif, atau seorang peneliti yang menemukan solusi untuk penyakit—pahala mereka terus mengalir, bahkan ketika jasadnya telah kembali ke tanah.

Jalan Menuju Surga Dimudahkan bagi Penuntut Ilmu
Dalam hadis lain, Rasulullah SAW menjanjikan:

“Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah memudahkan baginya jalan menuju surga.”
— HR. Ahmad

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya