Utang KUR Petani Terdampak Bencana di Aceh Dihapus! Presiden Prabowo Subianto Berjanji Akan Perbaiki Lahan Pertanian
Prabowo-Instagram-
Utang KUR Petani Terdampak Bencana di Aceh Dihapus! Presiden Prabowo Subianto Berjanji Akan Perbaiki Lahan Pertanian
Di tengah hujan deras dan lumpur yang masih menyelimuti sejumlah wilayah terdampak bencana di Sumatra, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto datang membawa angin segar bagi para petani yang kehilangan mata pencahariannya akibat banjir dan tanah longsor. Dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Bireuen, Aceh, Minggu (7/12), Prabowo secara resmi mengumumkan kebijakan besar: penghapusan utang Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi petani yang lahannya rusak parah akibat bencana hidrometeorologi.
Langkah ini bukan sekadar janji retoris. Di hadapan para petani yang wajahnya masih menyiratkan kecemasan, Prabowo menegaskan bahwa pemerintah memahami bahwa kerugian yang dialami bukan akibat kelalaian, melainkan karena keadaan di luar kendali manusia. “Kemudian utang-utang KUR, karena ini keadaan alam, kita akan hapus. Jadi petani jangan khawatir enggak bisa kembalikan utang, karena ini bukan kelalaian, tapi keadaan terpaksa,” ujarnya tegas.
Dampak Bencana yang Menghancurkan Ketahanan Pangan Lokal
Berdasarkan data Posko Tanggap Darurat Bencana Aceh pada hari yang sama, 65.105 hektare sawah dan 14.741 hektare kebun telah rusak akibat banjir dan longsor yang melanda akhir November lalu. Angka itu bukan sekadar statistik—di baliknya terdapat ribuan keluarga petani yang selama ini menggantungkan hidup pada hasil panen mereka. Kini, tanah yang dulu subur berubah menjadi genangan air atau bahkan tertimbun material longsor.
Prabowo mengaku prihatin setelah melihat langsung kondisi infrastruktur pertanian di Bireuen. Ia menyaksikan bendungan yang jebol, saluran irigasi yang rusak, dan lahan pertanian yang hancur. “Dari pantauan saya, banyak sawah yang rusak parah. Ini bukan hanya soal ekonomi, tapi juga soal keberlangsungan hidup masyarakat,” katanya.
Rehabilitasi Lahan: Komitmen Jangka Panjang Pemerintah
Tak hanya menghapus utang, Prabowo juga menjanjikan langkah konkret untuk memulihkan sektor pertanian Aceh. Ia menyatakan bahwa pemerintah akan melakukan rehabilitasi menyeluruh terhadap lahan pertanian yang rusak, termasuk memperbaiki infrastruktur pendukung seperti irigasi dan tanggul. “Sawah-sawah yang rusak akan kita rehabilitasi. Sudah dilaporkan ke saya. Petani-petani tak usah khawatir—yang sawahnya rusak, kita akan bantu memperbaiki,” tegasnya.
Proses rehabilitasi, menurut Prabowo, akan dimulai segera setelah masa tanggap darurat berakhir. Ia menginstruksikan kementerian terkait, termasuk Kementerian Pertanian dan Kementerian Pekerjaan Umum, untuk segera menyusun rencana aksi terpadu. Tujuannya jelas: memastikan para petani bisa kembali bercocok tanam dalam waktu sesingkat-singkatnya.
Jaminan Pasokan Pangan Selama Masa Pemulihan
Selain fokus pada pemulihan jangka panjang, pemerintah juga memastikan ketersediaan pangan selama masa transisi. Prabowo menjamin bahwa pasokan bahan pangan pokok akan terus didatangkan ke Aceh dengan dukungan penuh dari berbagai instansi, termasuk Bulog, TNI, dan relawan logistik. “Kita tidak boleh biarkan rakyat kelaparan hanya karena bencana. Logistik pangan harus lancar,” tegasnya.
Langkah ini penting, mengingat Aceh—khususnya kawasan pedalaman—mengalami gangguan distribusi akibat rusaknya jalan dan jembatan. Dengan koordinasi antarlembaga, pemerintah berupaya memastikan bantuan pangan sampai ke tangan warga yang paling membutuhkan, termasuk keluarga petani yang kehilangan sumber penghasilan sementara.
Kebijakan yang Menyentuh Hati: Antara Keadilan Sosial dan Ketahanan Pangan Nasional
Keputusan menghapus utang KUR bukan hanya langkah teknis, melainkan juga simbol kuat dari komitmen pemerintah terhadap keadilan sosial dan perlindungan terhadap kelompok rentan. Dalam masa krisis, petani—yang selama ini menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional—sering kali menjadi korban pertama yang terabaikan. Namun kali ini, pemerintah memilih berpihak.