Teks Khutbah Jumat 12 Desember 2025: Memahami Tiga Jenis Bencana dalam Perspektif Islam – Refleksi, Peringatan, dan Harapan di Tengah Musibah
Masjid--
Firman Allah dalam Surah Al-Hajj ayat 45 dengan tegas menyatakan:
“Maka betapa banyak negeri yang telah Kami binasakan karena (penduduk)nya dalam keadaan zalim, sehingga runtuh bangunan-bangunannya dan (betapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi (tidak ada penghuninya).”
Kaum Nabi Luth, kaum ‘Ad, dan kaum Tsamud adalah contoh nyata dari peradaban yang dihancurkan karena keangkuhan dan penolakan terhadap kebenaran.
Kedua, bencana sebagai peringatan (tadzkirah). Jenis ini bersifat pencegahan, dimaksudkan agar manusia menyadari kesalahan, kembali ke jalan yang benar, dan memperbaiki hubungan dengan Allah maupun sesama. Banjir, kekeringan, atau gempa yang tidak mematikan, namun cukup membuat hati resah, bisa jadi termasuk dalam kategori ini. Tujuannya bukan untuk memusnahkan, tapi untuk membangunkan.
Ketiga, bencana sebagai ujian (ibtila’). Ini adalah bentuk paling umum yang dialami oleh umat manusia—termasuk orang-orang beriman sekalipun. Ujian ini bertujuan untuk menguji sejauh mana ketakwaan, kesabaran, dan ketundukan seseorang kepada Allah. Nabi Ayub AS, misalnya, diuji dengan penyakit dan kehilangan harta, namun ia tetap bersabar dan memperoleh pahala yang besar.
Menyikapi Bencana: Antara Doa, Refleksi, dan Aksi Sosial
Di tengah musibah, umat Islam diajak untuk tidak hanya berduka, tapi juga bertindak. KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), baru-baru ini mengajak seluruh warga NU untuk menggelar doa bersama bagi korban bencana. Namun, doa saja tidak cukup. Ia juga menekankan pentingnya gotong royong, bantuan kemanusiaan, dan upaya mitigasi bencana yang berkelanjutan.
Doa saat mendengar petir, saat hujan deras, atau ketika melihat tanda-tanda bencana adalah bagian dari ajaran Islam yang menuntun umatnya untuk selalu waspada dan tawadhu’. Namun, di sisi lain, Islam juga menganjurkan persiapan teknis—seperti membangun infrastruktur tahan bencana, edukasi masyarakat, dan sistem peringatan dini yang efektif.