Zulkifli Hasan Turun Tangan Panggul Beras di Tengah Duka Bencana di Sumatera Barat: Dapat Sindiran Keras dari Luna Maya dan Inul Daratista
Zulhas-Instagram-
Harapan di Balik Lumpur dan Air Mata
Terlepas dari berbagai tuduhan, tidak bisa dipungkiri bahwa bantuan yang dibawa Zulhas—berupa beras, logistik, dan janji rehabilitasi—sangat dibutuhkan oleh warga yang kehilangan segalanya. Bagi banyak penyintas, kehadiran seorang menteri yang bersedia turun ke lumpur, meski hanya sehari, adalah bentuk pengakuan bahwa mereka tidak dilupakan.
Yang lebih penting dari sekadar “aksi” adalah keberlanjutan bantuan dan transparansi distribusi logistik. Masyarakat tidak hanya membutuhkan simbol, tetapi juga kepastian bahwa pemulihan pasca bencana berjalan efektif, adil, dan terukur. Di sinilah peran pemerintah diuji: bukan hanya saat pertama kali datang dengan bantuan, tapi juga dalam jangka panjang ketika sorotan media sudah berpindah.
Baca juga: Drama Tumbler Biru Tantrum: Dari Tuduhan Hingga Fakta Mengejutkan yang Terungkap di Media Sosial
Penutup: Empati yang Diperlukan, Bukan Sekadar Tontonan
Dalam situasi krisis seperti bencana alam, empati dari pemimpin bukanlah aksesori, melainkan kebutuhan. Namun, empati tersebut harus dibarengi dengan tindakan nyata yang berkelanjutan, bukan hanya sekadar momen viral di media sosial. Bagi Zulkifli Hasan dan seluruh jajaran pemerintah, tantangannya bukan hanya membangun kembali rumah-rumah yang hancur, tetapi juga memulihkan kepercayaan publik yang terus tergerus oleh narasi pencitraan.
Sementara itu, di Padang, warga masih berjuang melawan lumpur, kesedihan, dan ketidakpastian. Mereka butuh lebih dari sekadar karung beras—mereka butuh kehadiran yang tulus, tanpa skrip, tanpa kamera, dan tanpa agenda tersembunyi.