Film Riba (2025) Akankah Lanjut Season 2?
Riba-Instagram-
Film Riba (2025) Akankah Lanjut Season 2? Kisah Tragis Ayah Muda yang Terjebak Utang dan Pesugihan Berdarah
Dunia perfilman Indonesia kembali dikejutkan dengan kehadiran film horor-drama yang sarat makna sosial: “Riba”. Bukan sekadar kisah seram biasa, film ini menawarkan potret pahit realitas ekonomi masyarakat kecil yang terjepit dalam jeratan utang lintah darat—sebuah persoalan yang masih relevan hingga hari ini. Dibungkus dengan nuansa mistis dan ketegangan psikologis yang intens, “Riba” berhasil menggabungkan kritik sosial dengan elemen horor lokal yang khas.
Kehidupan Sederhana yang Tiba-Tiba Hancur
Film ini mengawali kisahnya dengan potret kehidupan keluarga Sugi (diperankan oleh aktor papan atas yang namanya sengaja dirahasiakan untuk menjaga kejutan), seorang ayah muda yang hidup sederhana namun penuh cinta. Di sebuah desa terpencil, Sugi tinggal bersama istrinya, Rohmah, dua anak mereka yang masih kecil—Dimas dan Bening—serta ibu mertuanya, Lastri. Mereka menjalani hari-hari dengan kerja keras, mengandalkan hasil panen tembakau sebagai sumber penghidupan utama.
Kehidupan mereka mungkin jauh dari kata mewah, tapi penuh kehangatan. Namun, ketenangan itu tak bertahan lama. Ketika musim panen gagal akibat cuaca ekstrem dan serangan hama, keluarga kecil ini mulai terhimpit. Kebutuhan dasar—makanan, biaya sekolah anak, obat untuk Lastri—terus menumpuk, sementara pemasukan nyaris nihil.
Dalam keputusasaan, Sugi terpaksa meminjam uang kepada seorang juragan setempat yang terkenal kejam dan rakus. Pinjaman itu datang dengan bunga tinggi dan tenggat waktu yang tak masuk akal. Saat Sugi tak mampu membayar, ancaman dan tekanan psikologis mulai menghantui keluarganya. Rumah mereka diintai, anak-anak diganggu, dan harga diri Sugi sebagai kepala keluarga perlahan runtuh.
Tawaran Setan dalam Wujud Sahabat Lama
Di tengah kegelapan yang semakin pekat, muncullah sosok Muji—sahabat lama Sugi yang tiba-tiba datang membawa harapan. Namun, harapan itu ternyata berselimut malapetaka. Muji menawarkan jalan pintas: ritual pesugihan Getih Anak, sebuah praktik mistis kuno yang dipercaya mampu memberikan kekayaan instan.
Namun, seperti pepatah lama: “ada harga yang harus dibayar.” Setiap tahap ritual itu menuntut pengorbanan—bukan uang, tapi darah, bahkan nyawa. Konon, semakin besar kekayaan yang diinginkan, semakin besar pula korban yang harus diberikan. Dan dalam praktik Getih Anak, korban itu tak jarang berasal dari keluarga sendiri.
Awalnya Sugi menolak. Ia seorang ayah yang percaya pada kerja keras dan kejujuran. Namun, tekanan utang yang makin menggila, ditambah ancaman nyata terhadap keselamatan anak-anaknya, membuatnya goyah. Akhirnya, dengan berat hati dan penuh keraguan, Sugi setuju menjalani ritual tersebut.
Keberhasilan Palsu dan Kutukan Nyata
Tak lama setelah ritual dilakukan, keajaiban seolah benar-benar terjadi. Uang mulai mengalir, utang lunas, dan keluarganya kembali tenang. Namun, kebahagiaan itu hanyalah ilusi. Perlahan tapi pasti, keanehan mulai muncul di rumah Sugi.
Dimas, sang putra sulung, kerap berbicara pada sosok tak kasatmata. Bening, si bungsu, mengalami mimpi buruk berulang yang membuatnya trauma. Rohmah mulai merasakan kehadiran entitas jahat yang mengikuti setiap langkahnya. Bahkan Lastri, yang sebelumnya sakit-sakitan, tiba-tiba “sembuh”—namun dengan perilaku yang tidak wajar dan ucapan-ucapan bernada nubuat.
Kutukan itu nyata. Dan ia tak hanya menyerang Sugi, tapi seluruh keluarga yang ia cintai. Semakin Sugi mencoba melawan, semakin dalam ia terjebak dalam jaring takdir yang telah ia pilih sendiri.
“Riba” sebagai Cermin Masalah Sosial Kontemporer
Yang membedakan “Riba” dari film horor konvensional adalah pendekatannya yang humanis dan realistis. Sutradara tak hanya ingin menakuti penonton, tapi juga menggugah kesadaran akan bahaya utang rentenir dan ketidakadilan ekonomi di pedesaan. Banyak keluarga di Indonesia masih menghadapi situasi serupa—terpaksa meminjam dengan bunga mencekik hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Baca juga: Cara Membuat dan Melihat Spotify Wrapped 2025: Dua Metode Praktis, Termasuk Lewat Google!