Penulis Novel Ika Natassa Nyaris Jadi Korban Jiwa Banjir Bandang di Medan: Kukira Aku Hampir Meninggal Terseret Arus

Penulis Novel Ika Natassa Nyaris Jadi Korban Jiwa Banjir Bandang di Medan: Kukira Aku Hampir Meninggal Terseret Arus

Ika-Instagram-

Penulis Novel Ika Natassa Nyaris Jadi Korban Jiwa Banjir Bandang di Medan: Kukira Aku Hampir Meninggal Terseret Arus

Banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera, termasuk Kota Medan, Sumatera Utara, telah menimbulkan kepanikan dan kerusakan parah. Di tengah bencana yang terjadi akibat cuaca ekstrem ini, penulis ternama Tanah Air, Ika Natassa, mengungkap pengalaman menegangkan yang nyaris merenggut nyawanya.



Melalui unggahan media sosialnya, Ika membagikan kisah dramatis saat ia dan keluarganya terjebak dalam arus deras banjir yang melanda kediamannya. “Kukira aku udah hampir meninggal tadi malam terseret arus,” tulisnya, menggambarkan momen mencekam yang masih terasa segar dalam ingatannya.

Cuaca Ekstrem Picu Bencana di Tiga Provinsi Sumatera
Hujan deras yang mengguyur tanpa henti selama beberapa hari terakhir telah menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor di sejumlah wilayah di Pulau Sumatera. Tiga provinsi — Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat — menjadi wilayah terdampak paling parah. Infrastruktur rusak, akses jalan terputus, dan ratusan warga terpaksa mengungsi demi menyelamatkan diri.

Di Medan, kota terbesar di Sumatera, genangan air mencapai ketinggian lebih dari satu meter di beberapa titik. Arus air yang deras dan gelapnya malam membuat situasi semakin genting, terlebih bagi warga yang tinggal di daerah dataran rendah atau dekat aliran sungai.


Evakuasi Darurat oleh Bank Mandiri Selamatkan Keluarga Ika Natassa
Beruntung, Ika Natassa dan keluarganya berhasil dievakuasi tepat waktu. Dalam unggahannya, penulis novel-novel best seller seperti Critical Eleven dan Antara Dua Dunia itu menyampaikan rasa syukurnya kepada pihak Bank Mandiri, tempat suaminya bekerja, yang turun tangan membantu proses evakuasi.

“Alhamdulillah tadi kami sekeluarga sudah dievakuasi oleh Bank Mandiri tercinta dan saat ini sudah di RS,” tulis Ika, yang kini sedang menjalani perawatan medis untuk memastikan kondisi kesehatannya pasca-trauma akibat insiden tersebut.

Meski tak merinci lebih lanjut kondisi medisnya, keberadaannya di rumah sakit menunjukkan betapa seriusnya situasi yang dihadapi. Banjir tidak hanya merusak harta benda, tetapi juga meninggalkan luka psikologis dan fisik pada para korban.

Doa dan Solidaritas di Tengah Bencana
Di tengah keterpurukan, Ika tak lupa menyampaikan doa dan pesan penuh empati untuk sesama warga Medan yang masih terdampak bencana. “Buat kawan-kawan yang di Medan, hati-hati ya. Semoga banjir cepat surut dan kondisi kita pulih,” ujarnya.

Pesan tersebut menjadi pengingat penting bahwa di balik bencana alam, solidaritas kemanusiaan dan kewaspadaan kolektif sangat dibutuhkan. Ika, yang dikenal sensitif dalam menyampaikan emosi melalui tulisannya, kini mengalami langsung betapa rapuhnya kehidupan di hadapan keganasan alam.

Banjir Medan: Cermin Krisis Iklim dan Tata Kota yang Belum Tuntas
Insiden yang menimpa Ika Natassa bukan hanya kisah pribadi, namun juga cerminan dari tantangan lingkungan yang semakin kompleks di perkotaan Indonesia. Kota Medan, seperti banyak kota besar lain di Tanah Air, menghadapi masalah drainase yang buruk, alih fungsi lahan, dan minimnya ruang terbuka hijau — semua faktor yang memperparah dampak banjir saat hujan ekstrem melanda.

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya