Siapa Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia Setelah Patrick Kluivert Dipecat? Ini Daftar Lengkap dan Analisis Mendalam dari STY Hingga Jesus Casas

Siapa Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia Setelah Patrick Kluivert Dipecat? Ini Daftar Lengkap dan Analisis Mendalam dari STY Hingga Jesus Casas

Sty-Instagram-

Siapa Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia Setelah Patrick Kluivert Dipecat? Ini Daftar Lengkap dan Analisis Mendalam dari STY Hingga Jesus Casas
Dunia sepak bola Tanah Air kembali diguncang. Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) secara resmi mengumumkan pemutusan kontrak Patrick Kluivert sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia pada Kamis, 16 Oktober 2025. Keputusan ini diambil setelah evaluasi mendalam oleh jajaran Exco PSSI, menyusul kegagalan Tim Garuda dalam babak kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

Kluivert, legenda sepak bola Belanda yang mulai menangani skuad Merah-Putih sejak Januari 2025, hanya mampu membawa Timnas Indonesia meraih tiga kemenangan, satu hasil imbang, dan empat kekalahan dari delapan laga resmi yang dijalaninya. Dua kekalahan krusial—melawan Arab Saudi (0-1) dan Irak (1-2)—di ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 menjadi pukulan telak yang mengubur impian Indonesia tampil di panggung dunia untuk pertama kalinya sejak 1938.



Namun, bukan hanya hasil buruk di lapangan yang menjadi alasan utama pemecatan. Sikap tim kepelatihan, terutama Kluivert sendiri, usai laga kontra Irak di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, memicu kemarahan publik. Saat para pemain dengan rendah hati menghampiri suporter yang rela terbang ribuan kilometer demi mendukung Garuda, tidak satu pun pelatih—termasuk Kluivert—ikut menyapa. Mereka tetap duduk di bangku cadangan, seolah acuh tak acuh terhadap dukungan luar biasa dari fans.

Manajer Timnas Indonesia, Sumardji, langsung melaporkan insiden tersebut kepada Exco PSSI. Meski tidak memberikan detail lebih lanjut, laporan itu menjadi salah satu pertimbangan penting dalam keputusan final untuk memecat Kluivert beserta seluruh staf kepelatihannya, termasuk Danny Landzaat, Alex Pastour, dan Gerald Vanenburg.

Mengapa Patrick Kluivert Gagal di Indonesia?
Meski memiliki nama besar sebagai mantan striker Ajax Amsterdam dan Barcelona, Kluivert gagal membuktikan kapasitasnya sebagai pelatih di level internasional. Banyak pihak menilai bahwa ia tidak memiliki strategi taktis yang jelas, sering mengubah formasi tanpa alasan kuat, dan membuat keputusan kontroversial dalam pemilihan pemain.


Salah satu contohnya adalah ketidakterlibatan Justin Hubner, bek muda naturalisasi yang tampil impresif di klubnya, dalam dua laga krusial melawan Arab Saudi dan Irak. Hubner bahkan sempat mengungkapkan kekecewaannya secara terbuka di media sosial, mempertanyakan logika kepelatihan Kluivert.

Selain itu, komunikasi antara pelatih dan pemain juga disebut kurang efektif. Banyak pemain mengaku kesulitan memahami instruksi Kluivert yang kerap disampaikan dalam bahasa Inggris tanpa penerjemah yang memadai. Padahal, mayoritas skuad Timnas Indonesia masih lebih nyaman berkomunikasi dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerah.

PSSI Butuh Pelatih Baru: Siapa Calon Kuat Pengganti Kluivert?
Dengan kepergian Kluivert, PSSI kini berada di persimpangan jalan. Mereka harus segera menentukan arah baru bagi Timnas Indonesia, terutama menjelang FIFA Matchday November 2025 dan persiapan menuju Piala Asia 2027 serta Kualifikasi Piala Dunia 2030.

Beruntung, Timnas Indonesia tidak memiliki jadwal kompetitif hingga akhir 2026, sehingga PSSI memiliki waktu cukup untuk mencari sosok pelatih yang tepat—bukan hanya dari sisi taktik, tapi juga kemampuan membangun hubungan dengan pemain dan suporter.

Berikut ini adalah daftar calon pelatih potensial yang sedang dikaji oleh PSSI:

1. Shin Tae-yong: Kembalinya Sang Arsitek?
Nama Shin Tae-yong (STY) langsung mencuat kembali di kalangan suporter. Pelatih asal Korea Selatan ini adalah arsitek di balik transformasi Timnas Indonesia selama hampir lima tahun, sejak 2020 hingga Januari 2025. Meski dipecat usai kegagalan di Piala AFF 2024, banyak pihak menilai keputusan itu terburu-buru.

Fakta menarik: STY baru saja dipecat oleh klub K League 1, Ulsan Hyundai, pada awal Oktober 2025. Artinya, ia kini dalam status bebas dan terbuka untuk kembali ke Indonesia. Suporter pun kerap meneriakkan namanya di tribun, terutama saat Timnas tampil buruk di bawah asuhan Kluivert.

Namun, ada satu kendala finansial. PSSI masih berkewajiban membayar pesangon bulanan kepada STY hingga akhir 2025. Mengontraknya kembali berarti harus menyelesaikan kewajiban tersebut terlebih dahulu—sebuah pertimbangan yang tidak bisa diabaikan di tengah tekanan anggaran.

2. Giovanni van Bronckhorst: Akar Maluku, Jiwa Belanda
Giovanni van Bronckhorst, mantan kapten Timnas Belanda dan pelatih Feyenoord, juga masuk radar PSSI. Meski lahir dan besar di Rotterdam, Belanda, ia memiliki darah Maluku dari kedua orang tuanya—faktor yang bisa menjadi jembatan emosional dengan pemain keturunan di skuad Garuda.

Van Bronckhorst terakhir melatih Besiktas pada 2024 sebelum memutuskan mundur. Sejak itu, ia belum mengambil jabatan kepelatihan mana pun. Reputasinya sebagai pelatih yang disiplin namun humanis membuatnya jadi kandidat menarik.

Kelebihan lain: ia fasih berbahasa Belanda dan Inggris, serta memiliki pengalaman melatih di level Eropa. Dengan banyaknya pemain naturalisasi Belanda di Timnas Indonesia (seperti Jay Idzes, Rizky Ridho, dan Rafael Struick), komunikasi dan adaptasi budaya bisa berjalan lebih lancar.

3. Indra Sjafri: Solusi Sementara atau Langkah Strategis?
Nama Indra Sjafri tak pernah benar-benar hilang dari percakapan kepelatihan Timnas. Pelatih senior ini kini menangani Timnas U23 dan sukses membawa skuad muda Indonesia tampil kompetitif di berbagai turnamen regional.

Kemungkinan besar, Indra akan ditunjuk sebagai pelatih interim untuk laga FIFA Matchday November 2025. Perannya lebih bersifat transisi—menjaga stabilitas tim sambil PSSI mencari pelatih utama jangka panjang.

Indra dikenal dekat dengan pemain muda dan memiliki pemahaman mendalam tentang karakter pemain lokal. Namun, pengalamannya di level senior masih dipertanyakan, terutama dalam menghadapi lawan-lawan berat di kancah internasional.

4. Jesus Casas: Pelatih Berpengalaman dengan Biaya Terjangkau
Jika PSSI ingin opsi yang lebih ekonomis namun tetap berkualitas, Jesus Casas bisa jadi jawaban. Pelatih asal Spanyol ini baru saja dipecat oleh Timnas Irak setelah gagal membawa mereka lolos ke Piala Dunia 2026—ironisnya, salah satu lawan yang menghentikan langkah Indonesia.

Namun, jangan remehkan rekam jejak Casas. Ia sukses membawa Irak finis di posisi ketiga di babak ketiga kualifikasi, hanya terpaut satu poin dari Yordania yang lolos ke babak berikutnya. Gaya kepelatihannya pragmatis, fokus pada soliditas bertahan dan transisi cepat—cocok untuk tim yang sedang dalam masa transisi seperti Indonesia.

Menurut data Transfermarkt, gaji Casas saat di Irak hanya sekitar 1 juta dolar AS per tahun—jauh lebih murah dibanding STY atau Van Bronckhorst. Bagi PSSI yang sedang berupaya efisiensi anggaran, ini bisa jadi pertimbangan strategis.

Baca juga: Apa Penyebab Patrick Kluivert Dipecat PSSI? Benarkah Akibat Gagal Loloskan Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026?

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya