Mengenal Istilah Body Part dalam Tragedi Runtuhnya Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo: Fakta Medis di Balik Duka yang Mengguncang Negeri

Mengenal Istilah Body Part dalam Tragedi Runtuhnya Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo: Fakta Medis di Balik Duka yang Mengguncang Negeri

tanda tanya-geralt/pixabay-

Mengenal Istilah Body Part dalam Tragedi Runtuhnya Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo: Fakta Medis di Balik Duka yang Mengguncang Negeri

Tragedi runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, pada 29 September 2025 bukan hanya menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban, tetapi juga memicu kebingungan publik terkait istilah medis yang muncul dalam laporan resmi Tim SAR (Search and Rescue). Salah satunya adalah frasa “body part” yang sempat viral di media sosial dan menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen.



Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan “body part”? Mengapa istilah ini muncul dalam laporan korban bencana? Dan bagaimana konteks medis serta kemanusiaannya dalam tragedi yang menewaskan puluhan santri ini? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Detik-Detik Mencekam: Shalat Ashar Berubah Jadi Tragedi
Kejadian tragis itu berlangsung pada sore hari, tepat saat para santri tengah melaksanakan shalat Ashar berjamaah di dalam gedung utama pondok pesantren. Tiba-tiba, tanpa peringatan, struktur bangunan yang selama ini menjadi tempat mereka belajar dan beribadah ambruk total. Suara gemuruh disusul teriakan panik menggema di sekitar lokasi.

Menurut saksi mata, reruntuhan beton, kayu, dan atap langsung menimbun puluhan santri yang sedang duduk bersimpuh dalam shaf shalat. Banyak di antara mereka tak sempat menyelamatkan diri. Situasi pun berubah menjadi kacau, dengan warga sekitar dan pengurus pondok berusaha mengevakuasi korban menggunakan peralatan seadanya sebelum bantuan resmi tiba.


Operasi SAR Berlangsung Intensif Selama Lebih dari Sepekan
Sejak hari pertama kejadian, Tim SAR gabungan—terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, relawan, hingga tenaga medis—langsung dikerahkan ke lokasi. Mereka bekerja tanpa henti, bahkan hingga malam hari, demi menemukan korban yang masih terjebak di bawah tumpukan puing.

Hingga tanggal 5 Oktober 2025 pukul 23.00 WIB, data terbaru yang diunggah oleh akun TikTok @dua.fitri dan dikonfirmasi oleh pihak berwenang mencatat:

76 orang mengalami luka ringan
27 orang dalam kondisi luka berat
1 orang selamat tanpa cedera
50 orang dinyatakan meninggal dunia
5 “body part” berhasil ditemukan
Angka terakhir inilah yang memicu kebingungan dan spekulasi di kalangan masyarakat.

Apa Itu “Body Part”? Bukan Istilah Sensasional, Tapi Bahasa Medis yang Akurat
Istilah “body part” dalam laporan SAR bukanlah istilah yang dibuat-buat atau dimaksudkan untuk menakut-nakuti. Dalam dunia medis dan forensik, body part secara harfiah berarti bagian tubuh manusia, seperti tangan, kaki, kepala, atau organ dalam yang terpisah dari tubuh utama.

Dalam konteks bencana seperti runtuhnya bangunan, ledakan, atau kecelakaan berat, sangat mungkin terjadi bahwa tubuh korban mengalami trauma ekstrem hingga terpisah menjadi beberapa bagian. Hal ini disebabkan oleh tekanan besar, benturan keras, atau gesekan material bangunan yang runtuh.

Tim SAR dan tim forensik menggunakan istilah “body part” sebagai bagian dari dokumentasi ilmiah dan prosedur identifikasi korban. Setiap bagian tubuh yang ditemukan akan dikumpulkan, didokumentasikan, dan dianalisis secara DNA untuk memastikan identitas korban serta memudahkan proses pemakaman sesuai dengan keyakinan keluarga.

Mengapa “Body Part” Harus Dicatat Secara Terpisah?
Pencatatan “body part” secara terpisah dari korban utuh memiliki alasan teknis dan kemanusiaan:

Akurasi Data Forensik: Dalam kasus bencana massal, penting untuk memastikan tidak ada korban yang “hilang” dari catatan. Jika hanya menghitung tubuh utuh, bisa jadi ada korban yang tidak terdata karena tubuhnya terpisah.
Proses Identifikasi: Setiap bagian tubuh bisa menjadi petunjuk penting dalam mengidentifikasi korban, terutama jika wajah atau ciri fisik utama rusak parah.
Penghormatan terhadap Korban: Meski hanya berupa bagian tubuh, setiap temuan tetap diperlakukan dengan penuh hormat dan dikembalikan kepada keluarga untuk dimakamkan secara layak.
Respons Publik dan Pentingnya Literasi Medis
Viralnya istilah “body part” di media sosial menunjukkan betapa pentingnya literasi medis dan pemahaman publik terhadap bahasa teknis dalam situasi darurat. Banyak warganet awalnya salah paham, mengira “5 body part” berarti ada lima korban tambahan, padahal angka tersebut mengacu pada bagian tubuh yang belum tentu berasal dari lima orang berbeda.

Baca juga: Siapa Prayogo? Ketua RT yang Mengusir Yai Mim! Benarkah Akui Menolak jadi Warganya?

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya