KABAR DUKA! Karlinah Umar Wirahadikusumah, Istri Wapres RI ke-4, Meninggal Dunia di Usia 95 Tahun Pada Senin, 6 Oktober 2025

KABAR DUKA! Karlinah Umar Wirahadikusumah, Istri Wapres RI ke-4, Meninggal Dunia di Usia 95 Tahun Pada Senin, 6 Oktober 2025

Karlina-Instagram-

KABAR DUKA! Karlinah Umar Wirahadikusumah, Istri Wapres RI ke-4, Meninggal Dunia di Usia 95 Tahun Pada Senin, 6 Oktober 2025

Kabar duka datang dari keluarga besar bangsa Indonesia. Karlinah Umar Wirahadikusumah binti Djaja Atmadja, istri Wakil Presiden Republik Indonesia ke-4, Jenderal (Purn.) Umar Wirahadikusumah, berpulang ke rahmatullah pada usia 95 tahun. Kabar wafatnya sosok yang dikenal sederhana namun penuh dedikasi ini disampaikan oleh pihak keluarga melalui keterangan resmi yang diterima CNN Indonesia, Senin (6/10/2025) dini hari.



Almarhumah mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat, tepat pukul 04.33 WIB. Ruang CICU Kamar 201 menjadi tempat terakhir perjuangannya melawan usia yang telah senja. “Innalillaahi wa inna ilaihi roji’uun. Telah meninggal dunia Ibu Karlinah Umar Wirahadikusumah di RS Gatot Subroto, Ruang CICU Kamar 201,” demikian bunyi pengumuman yang tersebar di kalangan awak media dan tokoh nasional.

Rencana Pemakaman di TMP Kalibata, Salat Jenazah di Kediaman Menteng
Jenazah almarhumah rencananya akan disalatkan di kediaman keluarga di Jalan Teuku Umar Nomor 61, Menteng, Jakarta Pusat—sebuah lokasi yang selama puluhan tahun menjadi saksi bisu kehidupan rumah tangga Karlinah bersama sang suami, yang pernah menjabat sebagai Wakil Presiden RI periode 1983–1988. Setelah salat jenazah, almarhumah akan dimakamkan dengan upacara kehormatan militer di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, sebagai bentuk penghargaan negara atas jasa keluarganya dalam membangun republik.

Tokoh Nasional Berduyun-duyun Melayat, Bukti Penghormatan Mendalam
Kabar duka ini langsung menarik perhatian para tokoh nasional. Tak lama setelah kabar wafatnya menyebar, Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tiba lebih dulu di kediaman duka untuk menyampaikan belasungkawa. Tak lama berselang, Ketua DPR RI Puan Maharani, putri Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, juga datang melayat.


Kehadiran Titiek Soeharto—putri Presiden ke-2 RI Soeharto yang pernah dipimpin bersama Umar Wirahadikusumah—menunjukkan ikatan erat antar keluarga besar tokoh-tokoh Orde Baru. Tak ketinggalan, Wakil Presiden ke-11 RI, Boediono, beserta sang istri juga tampak hadir, memberikan penghormatan terakhir kepada sosok yang selama hidupnya menjalani peran sebagai pendamping setia seorang pemimpin bangsa.

Kehadiran para tokoh ini bukan sekadar formalitas. Ia menjadi bukti nyata betapa besar rasa hormat dan cinta masyarakat serta elite politik terhadap sosok Karlinah—seorang perempuan yang tak pernah mencari sorotan, namun konsisten menjalankan perannya dengan penuh integritas dan kesetiaan.

Profil Karlinah: Dari Pendidik Muda hingga Pendamping Wapres
Lahir di Bandung pada 30 Juli 1930, Karlinah Djajaatmaja tumbuh di tengah keluarga yang menjunjung tinggi nilai pendidikan dan kebangsaan. Sejak remaja, ia dikenal cerdas, tekun, dan memiliki semangat tinggi untuk berkontribusi bagi masyarakat. Ia menempuh pendidikan lanjutan di Voorbereidend Hogere Onderwijs (VHO)—setara dengan SMA masa kini—dan melanjutkan studi bahasa Prancis di Alliance Française, sebuah lembaga kebudayaan Prancis yang terkenal di masa kolonial dan pasca-kemerdekaan.

Sebelum menikah, Karlinah aktif sebagai pendidik. Pada tahun 1957, ia mengajar di SMP dan SMA di kota kelahirannya, Bandung. Dedikasinya terhadap dunia pendidikan tak berhenti di situ; ia juga sempat bekerja di Kantor Pusat Perbendaharaan, menunjukkan komitmennya sebagai abdi negara sejak usia muda.

Namun, takdir berkata lain. Pada 2 Februari 1957, Karlinah memutuskan mengakhiri kariernya di ranah publik demi menjalani peran sebagai istri dan ibu. Ia menikah dengan Letnan Kolonel Umar Wirahadikusumah—yang kala itu sedang meniti karier cemerlang di tubuh TNI AD. Pertemuan mereka terjadi setahun sebelumnya, pada 1956, dan hanya dalam waktu kurang dari tiga bulan sejak pertemuan pertama, keduanya memutuskan untuk mengikat janji suci.

Dharma Bhakti di Balik Layar Istana
Selama suaminya menjabat sebagai Wakil Presiden RI mendampingi Presiden Soeharto (1983–1988), Karlinah memilih berada di balik layar. Ia tidak pernah tampil mencolok atau mencari popularitas, namun perannya sebagai pendamping sangat vital. Ia dikenal sebagai sosok yang hangat, rendah hati, dan penuh perhatian—baik terhadap keluarga maupun lingkungan sekitarnya.

Meski tak menjabat secara formal, Karlinah aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan yang mendukung program pemerintah. Ia kerap mengunjungi panti asuhan, sekolah-sekolah, dan komunitas ibu-ibu di berbagai daerah, membawa pesan tentang pentingnya pendidikan, kesehatan keluarga, dan peran perempuan dalam membangun bangsa.

Baca juga: Gunung Semeru Kembali Bergemuruh: Awan Panas Meluncur 800 Meter, Status Naik ke Siaga – Warga Diminta Waspada!

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya