Lansia Diculik Malam-Malam, Dipaksa Tanda Tangan Surat dan Diberi Rp240 Juta: Saya Nggak Bisa Baca! – Kasus Mengejutkan di Kebumen

Khanifudin-Instagram-
Gerakan Sosial: #BantuSutajaMulaiTrending
Di media sosial, tagar #BantuSutaja dan #SayaNggakBisaBaca mulai viral. Ribuan warganet menyuarakan solidaritas, termasuk para mahasiswa hukum, organisasi lansia, dan relawan literasi. Banyak yang menawarkan bantuan hukum gratis, kursus baca tulis, dan bahkan pendampingan hidup jangka panjang.
“Kita tidak bisa hanya marah. Kita harus bertindak. Sutaja bukan satu-satunya. Masih banyak lansia lain yang terjebak dalam sistem yang tidak peduli,” tulis salah satu netizen di Twitter.
Langkah Selanjutnya: Apa yang Harus Dilakukan?
Tim hukum Sutaja telah mengirimkan surat resmi ke Polres Kebumen, Komnas HAM, dan Komisi III DPR RI. Mereka juga meminta agar:
Surat yang ditandatangani Sutaja dinyatakan batal demi hukum.
Kaum Sumani ditahan sementara selama penyelidikan.
Proses pendampingan hukum dan psikologis diberikan secara permanen kepada Sutaja.
Pemerintah daerah membuat program “Pendamping Lansia Buta Huruf” di tiap desa.
Pesan dari Sutaja: “Saya Tidak Butuh Uang, Saya Butuh Keadilan”
Dalam kesempatan terakhir, Sutaja menatap kamera dengan mata berkaca-kaca. Ia berkata:
“Saya nggak minta uang. Saya cuma mau yang benar. Saya sudah tua, mungkin nggak lama lagi. Tapi saya nggak mau mati dengan hati yang sakit. Saya ingin anak cucu saya tahu: kalau ada yang nakal, jangan diam. Laporkan. Karena saya nggak bisa baca… tapi saya bisa nangis. Dan saya tahu, saya tidak sendiri.”