Profil Tampang Ferry Joko Juliantono Menteri Koperasi & UKM Baru di Kabinet Merah Putih 2025, Lengkap dengan Umur, Agama, Pasangan dan Akun IG

Ferry-Instagram-
Profil Tampang Ferry Joko Juliantono Menteri Koperasi & UKM Baru di Kabinet Merah Putih 2025, Lengkap dengan Umur, Agama, Pasangan dan Akun IG
Nama Ferry Joko Juliantono tiba-tiba menjadi sorotan publik nasional sejak resmi dilantik sebagai Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam Kabinet Merah Putih era pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka periode 2025-2029. Pengganti Budi Arie Setiadi ini bukan sekadar figur baru di lingkaran kekuasaan, tapi seorang tokoh multidimensi: teknokrat, aktivis, birokrat, sekaligus politikus ulung yang punya rekam jejak panjang di berbagai sektor strategis.
Lalu, siapa sebenarnya Ferry Juliantono? Apa latar belakangnya? Bagaimana perjalanan hidupnya hingga dipercaya memimpin salah satu kementerian krusial dalam perekonomian rakyat? Dan siapa sosok perempuan hebat di balik kesuksesannya?
Mari kita telusuri profil lengkapnya — dari keluarga, pendidikan, karier, hingga kehidupan pribadinya — dalam ulasan mendalam berikut ini.
Profil Singkat Ferry Joko Juliantono: Lahir di Jakarta, Kini Usia 58 Tahun
Ferry Joko Juliantono lahir di ibu kota negara, Jakarta, pada 27 Juli 1967. Di tahun 2025 ini, ia genap berusia 58 tahun — usia matang yang menandakan kematangan berpikir, pengalaman lapangan, dan kedalaman visi dalam mengelola kebijakan publik.
Pria beragama Islam ini dikenal memiliki gaya kepemimpinan yang tenang namun tegas, serta piawai dalam merancang kebijakan berbasis data dan akademik — ciri khas seorang teknokrat sejati. Namun jangan salah, di balik penampilannya yang akademis, Ferry juga punya jiwa aktivis yang tak pernah padam sejak masa muda.
Kehidupan Pribadi: Sosok Istri dan Anak-Anak yang Menjadi Penopang Utama
Di balik setiap pria hebat, ada wanita hebat. Ungkapan itu benar-benar terwujud dalam diri Ferry Juliantono. Ia menikah dengan Ir. Sita Komaladewi, seorang insinyur yang tak hanya menjadi pendamping hidup, tapi juga mitra intelektual dan emosional dalam setiap fase kehidupannya.
Pasangan ini dikaruniai dua putra yang kini telah tumbuh dewasa:
Jodipati Alif Fitrahillah
Rendrahadi Nezar Musyaffa
Meski jarang tampil di media, keluarga kecil Ferry dikenal sangat solid dan menjunjung tinggi nilai-nilai pendidikan, integritas, serta kepedulian sosial. Dalam beberapa wawancara tertutup, Ferry kerap menyebut bahwa dukungan keluarga adalah fondasi utama yang membuatnya mampu bertahan dan berkembang di dunia politik yang penuh dinamika.
Jejak Pendidikan: Dari Akuntansi Hingga Doktor Sosiologi, Intelektual Multidisiplin
Ferry Juliantono adalah contoh nyata bahwa pendidikan adalah investasi seumur hidup. Perjalanan akademiknya membentang dari ilmu eksakta hingga ilmu sosial, menunjukkan kapasitasnya sebagai pemikir lintas disiplin.
Berikut rincian pendidikannya:
S1 Akuntansi – Lulus dari Universitas Padjadjaran (UNPAD) pada tahun 1993. Di sini, ia membangun dasar logika keuangan dan manajemen yang kelak menjadi bekalnya di dunia birokrasi dan kebijakan publik.
S2 Hubungan Internasional – Dilanjutkan di Universitas Indonesia (UI) dan rampung pada 2006. Gelar ini memperkuat wawasannya tentang diplomasi, geopolitik, dan strategi kebijakan luar negeri yang relevan dalam konteks ekonomi global.
Doktor Sosiologi – Kembali ke UI, ia menyelesaikan program doktoralnya di 2015. Disertasinya yang mendalam tentang dinamika sosial dan struktur masyarakat memberinya lensa kritis untuk memahami akar masalah kemiskinan, ketimpangan, dan tantangan UMKM di Indonesia.
Kombinasi ketiga disiplin ilmu ini menjadikannya sosok yang langka: mampu melihat masalah ekonomi mikro melalui kacamata makro, sekaligus memahami konteks sosial-budaya yang melingkupinya.
Karier dan Jejak Profesional: Dari Aktivis Kampus Hingga Kursi Menteri
Perjalanan karier Ferry Juliantono tidak linear, tapi penuh warna dan makna. Ia memulai dari dunia aktivisme mahasiswa, kemudian beralih ke birokrasi, lalu terjun ke dunia politik, dan kini mencapai puncak sebagai menteri.
Sebagai aktivis, ia dikenal vokal menyuarakan keadilan sosial dan reformasi birokrasi sejak era 90-an. Di masa Orde Baru, ia kerap terlibat dalam diskusi-diskusi kritis yang menantang status quo — sebuah keberanian yang tak banyak dimiliki rekan seangkatannya.
Sebagai birokrat, ia pernah menjabat di beberapa lembaga strategis, termasuk di Kementerian Keuangan dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), di mana ia membantu merancang kebijakan fiskal dan ekonomi inklusif.
Sebagai politikus, ia bergabung dengan Partai Gerindra — partai yang kini menjadi kendaraan politik Presiden Prabowo Subianto. Di sini, ia dikenal sebagai “otak kebijakan” yang kerap memberikan masukan strategis berbasis riset dan data, bukan sekadar retorika politik.
Dan kini, di tahun 2025, ia dipercaya menjadi Menteri Koperasi dan UKM, menggantikan Budi Arie Setiadi. Tugasnya tidak ringan: memperkuat ekosistem UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia, memastikan koperasi tidak hanya hidup tapi berkembang, serta mendorong digitalisasi dan akses pembiayaan bagi pelaku usaha mikro.
Visi dan Tantangan: Apa yang Akan Dilakukan Ferry Juliantono di Kementerian Koperasi?
Dalam pidato pertamanya sebagai menteri, Ferry menegaskan bahwa fokus utamanya adalah pemberdayaan berbasis teknologi, penguatan rantai pasok, dan perlindungan hak-hak pelaku UMKM.
Ia juga menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan swasta untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan usaha kecil. Salah satu program andalannya adalah “UMKM Go Digital 2027”, yang bertujuan memastikan 80% pelaku UMKM sudah onboarding ke platform digital dalam dua tahun ke depan.
Tantangan terbesarnya? Mengubah mindset — dari UMKM yang hanya bertahan hidup, menjadi UMKM yang berani berkembang dan bersaing di pasar global. Juga, mengatasi masalah klasik: akses modal, birokrasi yang rumit, dan disparitas antara Jawa dan luar Jawa.