Ponpes Darul Mukhlisin Aceh Tamiang Jadi “Benteng Alam” yang Selamatkan RSUD dari Banjir Lautan Kayu Gelondongan
Banjir-Instagram-
Ponpes Darul Mukhlisin Aceh Tamiang Jadi “Benteng Alam” yang Selamatkan RSUD dari Banjir Lautan Kayu Gelondongan
Di tengah duka akibat bencana banjir bandang dan longsor yang melanda Kabupaten Aceh Tamiang, muncul kisah luar biasa yang menyentuh hati banyak orang. Sebuah pondok pesantren bernama Darul Mukhlisin tiba-tiba menjadi sorotan nasional setelah berhasil “menahan” lautan kayu gelondongan—sisa-sisa kerusakan dari hutan hulu yang terbawa arus deras air bah. Bangunan pesantren tersebut tidak hanya melindungi dirinya sendiri, tetapi juga menjadi tameng alami yang menyelamatkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aceh Tamiang dan permukiman warga di sekitarnya.
Fenomena ini pertama kali viral di media sosial pada pertengahan Desember 2025, ketika akun Instagram @insandunya mengunggah foto udara yang menampilkan pemandangan mengejutkan: halaman Ponpes Darul Mukhlisin yang luas dipenuhi tumpukan kayu gelondongan setinggi hampir lima meter. Tumpukan kayu itu bukan sekadar cabang pohon kecil, melainkan batang kayu besar, bahkan sebagian di antaranya berupa bangkai pohon raksasa yang terseret dari hulu Sungai Tamiang akibat longsor masif.
Pesantren Jadi “Perisai” di Tengah Bencana
Muhammad Subhan, Ketua Yayasan Darul Mukhlisin, menjelaskan bahwa kedalaman tumpukan kayu di halaman pesantren bukan main-main. “Ini bukan 1 meter atau 2 meter. Kedalamannya hampir 5 meter. Di bawah tumpukan itu, ada banyak sekali kayu besar dan sisa-sisa bangkai pohon yang tertahan,” ujarnya dengan nada prihatin namun penuh kebanggaan.
Menurut Subhan, bangunan pesantren seluas 4 hektar itu secara tidak sengaja berfungsi sebagai benteng alami—menahan laju kayu-kayu besar yang jika tidak dihentikan, bisa merusak infrastruktur penting di sekitarnya, termasuk RSUD Aceh Tamiang yang berlokasi hanya beberapa ratus meter dari lokasi pesantren.
“Jika tidak ada pondok pesantren ini di posisi strategis ini, RSUD dan permukiman warga di sekitar sini bisa hancur. Kayu-kayu besar itu datang dengan kekuatan arus yang sangat ganas,” tambahnya.
Viral di Media Sosial, Dukungan Mengalir dari Seluruh Nusantara
Foto-foto yang menunjukkan kontras antara kehancuran alam dan keteguhan bangunan pesantren ini pun menyebar luas di berbagai platform media sosial. Banyak netizen menyebut Darul Mukhlisin sebagai “benteng kemanusiaan” atau “benteng spiritual”, bukan hanya karena fungsinya sebagai tempat ibadah dan pendidikan, tetapi juga karena perannya yang tak terduga dalam menyelamatkan nyawa dan fasilitas vital daerah.
“Ini bukti nyata bahwa nilai-nilai kebaikan dan kemanusiaan bisa hadir dalam wujud yang tak terduga,” tulis salah satu warganet di Twitter. Unggahan tersebut telah dibagikan lebih dari 10.000 kali dalam waktu 48 jam.
Sejarah dan Profil Pesantren Darul Mukhlisin
Pondok Pesantren Islam Terpadu Darul Mukhlisin didirikan pada tahun 2004 di Desa Tanjung Karang, Kecamatan Karang Baru—yang juga merupakan ibu kota Kabupaten Aceh Tamiang. Berdiri di bawah naungan Yayasan Darul Mukhlisin, pesantren ini dipimpin oleh Ustadz Muttaqin, S.Pd., M.Pd., seorang pendidik dan tokoh masyarakat yang dikenal gigih dalam membangun pendidikan berbasis akhlak dan kemandirian.
Berlokasi di Jalan Famili Nomor 1, Ponpes Darul Mukhlisin memiliki fasilitas lengkap untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar dan kehidupan santri, termasuk:
Asrama putra dan putri
Masjid berkapasitas ratusan jamaah
Lapangan olahraga serbaguna
Gedung sekolah formal
Kantin santri
Gedung olahraga indoor
Semua operasional pesantren dijalankan melalui dana swadaya yayasan dan donasi masyarakat, tanpa ketergantungan pada bantuan pemerintah. Meski demikian, kualitas pendidikan dan karakter yang dibina di sini telah menghasilkan ratusan alumni yang kini tersebar di berbagai bidang—dari pendidikan, kewirausahaan, hingga pelayanan publik.