Teks Khutbah Jumat, 26 Desember 2025 yang Menyentuh Hati: Bahagiakan Ibunda, Kunci Menuju Surga di Akhir Tahun 2025

Teks Khutbah Jumat, 26 Desember 2025 yang Menyentuh Hati: Bahagiakan Ibunda, Kunci Menuju Surga di Akhir Tahun 2025

masjid-pixabay-


Teks Khutbah Jumat, 26 Desember 2025 yang Menyentuh Hati: Bahagiakan Ibunda, Kunci Menuju Surga di Akhir Tahun 2025

Menjelang penutupan tahun Masehi 2025, umat Islam di seluruh Tanah Air akan kembali berkumpul dalam khidmatnya ibadah Jumat. Di tengah hiruk-pikuk akhir tahun yang penuh refleksi, sebuah khutbah bertema “Bahagiakan Ibu, Demi Capai Tiket Pintu Surga” menjadi sangat relevan untuk disampaikan pada 26 Desember 2025 mendatang. Bukan hanya sebagai pengingat akan pentingnya berbakti kepada orang tua, namun juga sebagai ajakan spiritual untuk muhasabah diri setelah 12 bulan penuh ujian, cobaan, dan anugerah dari Sang Pencipta.



Khutbah ini tidak hanya menyentuh perasaan, tetapi juga menggugah kesadaran jamaah akan kedalaman kasih sayang seorang ibu—sosok yang sering kali dilupakan di tengah kesibukan dunia yang semakin menuntut.

Ibu: Ladang Surga yang Sering Kita Lewati dengan Cepat
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Isra’ ayat 23:

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’, dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”


Ayat ini bukan sekadar larangan mengucapkan kata kasar, melainkan undangan suci untuk memperlakukan kedua orang tua—terutama ibu—dengan penuh hormat, lembut, dan kasih sayang. Mengapa penekanan khusus diberikan kepada ibu? Karena perjuangannya jauh lebih besar dibandingkan ayah.

Dalam Surah Luqman ayat 14, Allah SWT berfirman:

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu.”

Bayangkan: selama sembilan bulan, tubuh seorang ibu dipaksa beradaptasi demi kehidupan yang masih tersembunyi di dalam rahimnya. Ia rela menahan mual, nyeri, bahkan risiko kematian saat persalinan. Setelah lahir, ia begadang malam demi menyusui, mengganti popok, dan menenangkan tangisan bayi yang tak bisa berbicara. Semua dilakukan tanpa syarat, tanpa jaminan balasan.

Surga Tersimpan di Bawah Telapak Kaki Ibu
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis riwayat Imam An-Nasa’i:

“Surga itu di bawah telapak kaki ibu.”

Kalimat singkat ini menyimpan makna luar biasa dalam. Ia mengisyaratkan bahwa ridha Allah sangat erat kaitannya dengan ridha seorang ibu. Tak ada jalan lurus ke surga jika kita mengabaikan, menyakiti, atau bahkan hanya sekadar menyepelekan perasaan ibu kita.

Namun, di era modern ini, sering kali kita justru lebih ramah kepada orang asing, lebih sabar kepada rekan kerja, tetapi mudah marah dan bersikap kasar kepada ibu sendiri. Kita menganggap keberadaannya sebagai sesuatu yang pasti, padahal kematian tak pernah menunggu usia tua.

Tiga Cara Bakti yang Bisa Kita Lakukan Hari Ini
Berbakti kepada ibu bukan hanya soal materi atau kehadiran fisik. Ia adalah bentuk ibadah yang utuh dan berkelanjutan. Berikut tiga cara konkret yang bisa diamalkan oleh setiap Muslim:

1. Ucapan yang Lembut dan Perilaku yang Hormat
Sekecil apa pun rasa jengkel yang muncul, jangan biarkan ia keluar dalam bentuk kata-kata kasar. Bahkan ucapan “ah” yang terlihat sepele pun dilarang oleh Allah. Gantilah dengan perkataan yang mulia—ucapan yang menenangkan, menghargai, dan penuh kasih.

2. Menjaga Silaturahmi yang Dianjurkan Ibu
Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Siapa yang ingin menyambung hubungan dengan ayahnya di alam kubur, hendaklah ia menyambung persahabatan ayahnya setelah meninggal.”
(HR. Ibnu Hibban)

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya