Menjelang Perayaan Natal 2025, Harga Mayoritas Bahan Pokok Turun: Masyarakat Bisa Bernapas Lega

Menjelang Perayaan Natal 2025, Harga Mayoritas Bahan Pokok Turun: Masyarakat Bisa Bernapas Lega

natal-pixabay-

Menjelang Perayaan Natal 2025, Harga Mayoritas Bahan Pokok Turun: Masyarakat Bisa Bernapas Lega

Di penghujung pekan yang bersamaan dengan hitungan mundur empat hari menuju perayaan Natal 2025, masyarakat Indonesia bisa sedikit lega. Pasalnya, harga sejumlah bahan pangan pokok terpantau mengalami penurunan, menurut data terbaru dari Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Minggu, 21 Desember 2025, pukul 08.48 WIB.



Dalam laporan tersebut, tercatat bahwa hanya tiga komoditas yang mengalami kenaikan harga: daging sapi murni, ikan kembung, dan garam konsumsi. Sementara itu, puluhan komoditas lainnya—mulai dari beras, sayuran, daging ayam, hingga minyak goreng—justru menunjukkan tren penurunan harga. Hal ini menjadi angin segar bagi para ibu rumah tangga dan pelaku usaha kuliner yang seringkali terbebani oleh fluktuasi harga pangan menjelang hari besar keagamaan.

Kenaikan Harga: Hanya pada Tiga Komoditas
Meski tren umum menunjukkan penurunan, tiga komoditas tetap mencatatkan kenaikan. Daging sapi murni naik sebesar Rp270 menjadi Rp135.602 per kilogram. Kenaikan ini terbilang moderat dan masih dalam batas kewajaran mengingat tingginya permintaan daging sapi jelang perayaan Natal dan Tahun Baru.

Ikan kembung juga mengalami penyesuaian harga naik sebesar Rp124, kini berada di level Rp43.429 per kilogram. Sementara itu, garam konsumsi mencatat kenaikan paling kecil, yakni Rp64, sehingga harganya menjadi Rp11.656 per kilogram. Kenaikan ini kemungkinan disebabkan oleh faktor logistik atau pasokan musiman, namun tidak signifikan mengganggu daya beli masyarakat.


Beras dan Komoditas Pokok Lain Turun Harga
Salah satu kabar paling menggembirakan datang dari komoditas beras, yang merupakan makanan pokok utama masyarakat Indonesia. Tiga jenis beras—premium, medium, dan beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP)—semuanya mencatatkan penurunan harga.

Beras premium turun Rp316 menjadi Rp15.294 per kilogram; beras medium turun lebih tajam, yaitu Rp347 menjadi Rp13.249 per kilogram; sementara beras SPHP turun Rp79 menjadi Rp12.363 per kilogram. Penurunan ini mencerminkan keberhasilan kebijakan pemerintah dalam menjaga stabilitas pasokan beras nasional, termasuk melalui skema impor terbatas dan cadangan pangan nasional.

Tak hanya beras, komoditas pangan lain seperti jagung dan kedelai juga ikut turun. Jagung tingkat peternak turun cukup signifikan sebesar Rp498, kini dihargai Rp6.435 per kilogram—kabar baik bagi peternak karena bisa menekan biaya pakan. Sementara itu, kedelai biji kering turun Rp168 menjadi Rp10.623 per kilogram, yang berdampak positif bagi industri tahu dan tempe.

Hortikultura: Bawang dan Cabai Turun Drastis
Kabar baik juga datang dari sektor hortikultura. Harga bawang merah turun drastis sebesar Rp5.332, kini berada di angka Rp43.089 per kilogram. Bawang putih bonggol pun tidak kalah menggembirakan, turun Rp3.082 menjadi Rp35.180 per kilogram. Penurunan harga bawang-bawangan ini sangat penting karena biasanya menjadi salah satu komponen utama dalam penentuan biaya masak rumahan.

Tidak kalah signifikan, harga cabai—yang kerap menjadi “momok” inflasi—juga mengalami penurunan tajam. Cabai merah keriting turun Rp3.615 menjadi Rp53.754 per kilogram. Sementara cabai merah besar mencatat penurunan paling besar: Rp10.162, kini hanya Rp41.932 per kilogram. Cabai rawit merah juga turun Rp4.093 menjadi Rp62.915 per kilogram. Penurunan ini patut diapresiasi karena cabai biasanya mengalami kenaikan tajam menjelang Natal dan Tahun Baru akibat lonjakan permintaan.

Daging Ayam dan Telur Lebih Terjangkau
Komoditas pangan hewani lainnya juga menunjukkan tren positif. Harga daging ayam ras turun Rp66 menjadi Rp40.196 per kilogram. Lebih mencolok lagi, harga telur ayam ras turun signifikan sebesar Rp734, kini hanya Rp31.029 per kilogram. Penurunan ini akan sangat membantu keluarga menengah ke bawah yang mengandalkan telur sebagai sumber protein harian.

Selain itu, harga ikan tongkol turun Rp46 menjadi Rp35.695 per kilogram, sedangkan ikan bandeng turun Rp219 menjadi Rp35.694 per kilogram. Bahkan, daging kerbau—baik yang beku impor maupun segar lokal—juga turun masing-masing Rp4.504 dan Rp5.909, sehingga masing-masing kini dihargai Rp102.075 dan Rp134.091 per kilogram.

Minyak Goreng dan Bahan Dapur Lain Ikut Turun
Komoditas pangan olahan seperti minyak goreng dan gula pasir juga turut mengalami penyesuaian ke bawah. Gula konsumsi turun Rp251 menjadi Rp17.848 per kilogram. Minyak goreng kemasan turun Rp504 menjadi Rp20.445 per liter, sementara minyak goreng curah turun Rp495 menjadi Rp17.173 per liter. Ini merupakan kabar menggembirakan mengingat minyak goreng adalah salah satu komponen utama dalam kebutuhan rumah tangga.

Tepung terigu, baik yang curah maupun kemasan, juga mengalami penurunan. Tepung terigu curah turun Rp441 menjadi Rp9.318 per kilogram, sedangkan versi kemasan turun Rp378 menjadi Rp12.635 per kilogram. Bahkan, merek Minyakita—yang kerap diandalkan masyarakat kelas menengah—kini lebih terjangkau dengan harga Rp17.195 per liter, turun sebesar Rp414.

Baca juga: Apa Penyebab FX Rudy? Sosok yang Mundur dari Jabatan Plt Ketua DPD PDIP Jateng

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya