Usai Transformasi Internal, Bea Cukai Kini Lebih Tangguh Lawan Suap dan Peredaran Barang Ilegal
Purabaya-Instagram-
Usai Transformasi Internal, Bea Cukai Kini Lebih Tangguh Lawan Suap dan Peredaran Barang Ilegal
Di bawah kepemimpinan Menteri Keuangan Purboya Yudhi Sadewa, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) mengalami transformasi signifikan yang tidak hanya memperkuat sistem internal, tetapi juga menutup celah praktik korupsi yang selama ini menjadi bayang-bayang instansi tersebut. Dalam konferensi pers di kantornya, Jumat (19/12/2025), Purbaya menegaskan bahwa kini pegawai bea cukai semakin sulit “disogok” oleh pengusaha nakal yang berusaha memanipulasi proses impor atau menyelundupkan barang ilegal.
Klaim tersebut bukan sekadar retorika. Purbaya menyebut bahwa transformasi ini lahir dari evaluasi mendalam terhadap kinerja DJBC di masa lalu, yang sempat tercoreng oleh berbagai kasus gratifikasi dan praktik suap di sejumlah unit, terutama yang menangani lalu lintas barang internasional. Namun, kini situasinya telah berubah drastis.
“Mereka, bea cukai sekarang lebih aktif melakukan razia dan pemeriksaan. Mereka sudah hampir sulit disogok lagi. Jadi, penangkapannya semakin besar,” ujar Purbaya dengan penuh keyakinan.
Operasi Gabungan Ungkap Jutaan Batang Rokok Ilegal
Sebagai bukti nyata dari komitmen pemberantasan penyelundupan, Purbaya menyoroti keberhasilan operasi gabungan yang digelar pada 11 Desember 2025 lalu. Melalui sinergi antara Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Bali-Nusa Tenggara (Nusra), Kantor Bea Cukai Atambua, Imigrasi, serta aparat penegak hukum setempat, tim gabungan berhasil mengamankan sekitar 11 juta batang rokok ilegal.
Operasi tersebut bukan hasil keberuntungan semata, melainkan buah dari pengembangan intelijen yang matang dan partisipasi aktif masyarakat dalam memberikan informasi. “Kini total keseluruhan barang bukti dari serangkaian penindakan ini mencapai kurang lebih 11 juta batang rokok ilegal,” ungkap Purbaya.
Yang lebih mencengangkan, operasi itu juga mengarah pada penangkapan tiga warga negara asing (WNA) di kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang. Ketiganya diduga terlibat dalam jaringan distribusi rokok ilegal skala besar yang menyasar pasar domestik. Saat ini, para tersangka telah ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Salemba, Jakarta Pusat, sambil menunggu proses hukum lebih lanjut.
Pemerintah juga telah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar negara asal ketiga tersangka untuk memastikan hak-hak konsuler mereka terpenuhi, sekaligus memperkuat kerja sama internasional dalam penanganan kejahatan lintas negara.
Pengetatan di Titik Masuk, Perkuat Integritas Sistem
Transformasi yang dijalankan DJBC tidak hanya bersifat reaktif, tetapi juga proaktif. Purbaya menjelaskan bahwa otoritas kepabeanan kini memperketat pengawasan di seluruh titik masuk—baik pelabuhan, bandara, maupun jalur darat perbatasan. Pemeriksaan fisik ditingkatkan, sistem digitalisasi diperluas, dan sistem pelaporan internal dibenahi agar transparansi menjadi fondasi utama operasional harian.
“Dulu, mungkin ada celah untuk bermain-main. Sekarang, setiap proses diawasi oleh teknologi, dikawal oleh integritas, dan dilaporkan secara real-time,” tambahnya.
Upaya ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk membangun birokrasi yang bersih, efisien, dan responsif terhadap ancaman ekonomi modern—termasuk penyelundupan, perdagangan ilegal, hingga pencucian uang melalui jalur perdagangan.