Anjangsana Penuh Makna: Pangdam Jaya Kunjungi Kraton Majapahit, Hendropriyono Kenang Masa Kepemimpinannya dan Pesan untuk Generasi Muda

Anjangsana Penuh Makna: Pangdam Jaya Kunjungi Kraton Majapahit, Hendropriyono Kenang Masa Kepemimpinannya dan Pesan untuk Generasi Muda

Hendro--

Anjangsana Penuh Makna: Pangdam Jaya Kunjungi Kraton Majapahit, Hendropriyono Kenang Masa Kepemimpinannya dan Pesan untuk Generasi Muda
Sebuah momen penuh nostalgia dan nilai sejarah tersaji di tengah hiruk-pikuk ibu kota. Pada Selasa, 16 Desember 2025, Kraton Majapahit Jakarta menjadi saksi pertemuan penuh makna antara tokoh militer senior Jenderal TNI (Purn) A.M. Hendropriyono dan Panglima Kodam Jaya Mayjen TNI Deddy Suryadi. Kunjungan silaturahmi—atau dalam tradisi Jawa disebut anjangsana—ini tak hanya menjadi ajang silaturahmi antargenerasi, namun juga menghadirkan refleksi mendalam tentang kepemimpinan, jati diri bangsa, dan warisan sejarah bagi generasi muda.

Sambutan Hangat di Tengah Nuansa Majapahit
Sekitar pukul 16.00 WIB, rombongan Pangdam Jaya tiba di kompleks Kraton Majapahit yang terletak di kawasan elite Jakarta. Kedatangan mereka langsung disambut hangat oleh Hendropriyono beserta keluarga. Namun sebelum memasuki ruang utama pertemuan—Balairung Mahapatih Gajah Mada—Pangdam Jaya dan rombongan diajak berkeliling menyusuri taman-taman bersejarah di dalam kompleks kraton.



Di antaranya adalah Taman Sri Buana Tungga Dewi, Air Terjun Madakaripura yang artistik, serta Pendopo Hayam Wuruk, sebuah bangunan yang mengambil inspirasi dari arsitektur kerajaan Hindu-Buddha Nusantara. Nuansa alam yang tenang dipadukan dengan simbol-simbol kejayaan Majapahit memberikan pengalaman tak terlupakan sebelum diskusi inti dimulai.

Hendropriyono: “Saya Pernah Jadi Pangdam Jaya”
Dalam sambutannya, Hendropriyono menyampaikan rasa haru dan bangga atas kehadiran Pangdam Jaya beserta istri dan jajaran Kodam Jaya. Ia menyebut kunjungan tersebut sebagai “kehormatan besar” bagi dirinya dan keluarga.

“Suatu kehormatan besar bagi saya, istri, keluarga, serta rekan-rekan yang hadir hari ini. Saya juga sangat bangga dan terharu atas kehadiran Pangdam Jaya dan keluarga besar Kodam Jaya,” ujar mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu dengan penuh emosi.


Lebih dalam, Hendropriyono mengungkapkan kenangannya saat menjabat sebagai Panglima Kodam Jaya periode 1993–1994—sebuah amanah yang menjadi batu loncatan penting dalam karier militernya sebelum akhirnya menjabat sebagai Kepala BAIS TNI dan kemudian Kepala BIN.

“Saya juga pernah menjadi Pangdam Jaya tahun 1993–1994,” katanya, mengingatkan bahwa jejak kepemimpinan di Kodam Jaya bukan hanya soal tugas, tapi juga tanggung jawab besar terhadap keamanan dan stabilitas ibu kota.

Kraton Majapahit: Simbol Ingatan Bangsa yang Besar
Salah satu poin paling menyentuh dalam pertemuan ini adalah penjelasan Hendropriyono mengenai filosofi di balik pembangunan Kraton Majapahit Jakarta. Menurutnya, kompleks tersebut bukan sekadar tempat tinggal pribadi, melainkan sebuah monumen hidup untuk mengingatkan generasi muda akan kebesaran bangsa Indonesia.

“Kraton Majapahit Jakarta ini dibangun dengan maksud agar generasi penerus tahu bahwa mereka lahir dari bangsa yang besar,” tegasnya, yang juga guru besar di bidang intelijen.

Ia mengungkapkan keprihatinan mendalam terhadap tren pelupaan identitas nasional di kalangan generasi muda saat ini. Dalam pandangannya, kemajuan teknologi dan pengaruh global justru membuat banyak anak muda kehilangan koneksi emosional dengan sejarah dan nilai luhur bangsanya.

“Jadi, kita bangun ini untuk mengingatkan bahwa kita adalah bangsa yang besar—bangsa yang pernah menyatukan Nusantara di bawah panji Majapahit, bangsa yang mampu berdiri tegak di tengah percaturan global,” imbuhnya.

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya