Virdian Aurellio Anaknya Siapa? Inilah Biodata Aktivis Muda yang Lantang Kritik Negara soal Bencana Sumatra Kini Diduga Bekerja di Perusahaan Kelapa Sawit
Virdian-Instagram-
Virdian Aurellio Anaknya Siapa? Inilah Biodata Aktivis Muda yang Lantang Kritik Negara soal Bencana Sumatra Kini Diduga Bekerja di Perusahaan Kelapa Sawit
Nama Virdian Aurellio mendadak menjadi sorotan publik usai tampil vokal dalam program dialog Bola Liar di Kompas TV yang tayang pada 5 Desember 2025. Dalam forum diskusi nasional tersebut, Virdian menyuarakan kritik keras terhadap negara terkait penanganan bencana ekologis di Sumatra, yang menurutnya tak bisa dilepaskan dari konflik kepentingan antara bisnis, politik, dan kekuasaan.
Sebagai salah satu narasumber, Virdian Aurellio tampil tanpa basa-basi. Ia secara terbuka menyatakan bahwa dirinya sudah tidak lagi percaya pada negara dalam mengatasi persoalan lingkungan hidup yang kian memburuk, khususnya akibat tambang, deforestasi, dan ekspansi perkebunan sawit.
“Saya Sudah Tidak Percaya Negara”
Pernyataan Virdian sontak menuai perhatian luas. Dengan nada emosional, ia menilai negara gagal melindungi lingkungan dan justru membiarkan kerusakan terus terjadi.
“Saya pribadi sudah tidak percaya bahwa negara hari ini bisa mengatasi berbagai masalah lingkungan,” ujar Virdian di hadapan publik.
Menurutnya, kerusakan alam yang terjadi saat ini bukan sekadar bencana alam biasa, melainkan akumulasi dari kebijakan keliru dan pembiaran sistematis selama bertahun-tahun. Ia menyebut generasi muda sebagai pihak yang paling dirugikan.
“Saya rasa generasi muda, seperti saya dan teman-teman di sini, harusnya marah sama negara dan generasi tua. Karena mereka menikmati uang tambang, sawit, deforestasi. 2025 Indonesia tenggelam,” katanya dengan nada tinggi.
Virdian bahkan menegaskan bahwa generasi sebelumnya telah menikmati keuntungan ekonomi, sementara generasi muda hanya mewarisi dampak kerusakan lingkungan.
“Kita yang tenggelam, mereka sudah nggak ada, sudah mati. Jadi kami rasa layak marah hari ini. Kami hidup masih lama, kebagian duitnya nggak, ikut tenggelam iya,” sambungnya.
Kritik Keras terhadap Pejabat dan Aksi Donasi
Tak berhenti di situ, Virdian juga menyoroti sikap sejumlah pejabat negara saat bencana Sumatra terjadi. Ia mengaku heran melihat pejabat tinggi yang ikut menggalang donasi publik, sesuatu yang menurutnya tidak tepat.
Menurut Virdian, pejabat seharusnya tidak sekadar “ikut-ikutan” tren solidaritas atau terjebak dalam euforia pencitraan. Dengan kewenangan yang dimiliki, negara dinilai bisa melakukan langkah jauh lebih besar dan berdampak sistemik.
“Kalau negara memang butuh duit, rampas balik itu berbagai korupsi lingkungan yang jumlahnya sampai triliunan. Bukan malah bikin donasi internal,” tegasnya.
Ia juga mengkritik kehadiran pejabat di lokasi bencana yang dinilai lebih berorientasi pada pencitraan ketimbang solusi jangka panjang. Menurutnya, yang dibutuhkan adalah kebijakan tegas dan berani, bukan sekadar aksi simbolik di lapangan.
Siapa Sebenarnya Virdian Aurellio?
Keberaniannya berbicara lantang di ruang publik membuat banyak orang bertanya: siapa sebenarnya Virdian Aurellio?
Virdian Aurellio Hartono dikenal sebagai aktivis muda, penggiat komunikasi publik, sekaligus Founder Meaningful Generation, sebuah inisiatif yang fokus pada peningkatan kesadaran sosial dan politik generasi muda.
Ia juga merupakan mantan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Padjadjaran (Unpad). Saat menjabat, Virdian dikenal vokal menyuarakan berbagai isu nasional yang dianggap merugikan mahasiswa dan masyarakat luas.
Di media sosial, namanya semakin dikenal lewat konten-konten kritis dengan tagar #LawanButaPolitik, yang kerap membahas isu kebijakan publik, demokrasi, hingga lingkungan hidup.
Rekam Jejak Kritik dan Aksi
Sejumlah isu yang pernah disoroti Virdian Aurellio antara lain:
Mengkritik kemunculan Partai Mahasiswa Indonesia
Menyoroti persoalan bonus demografi dan praktik nepotisme
Menyuarakan penolakan terhadap RKUHP saat menjabat Ketua BEM Unpad 2022
Menolak skema student loan serta mengkritik mahalnya UKT
Mengkritik rencana menjadikan Soeharto sebagai pahlawan nasional
Mengkritik penanganan bencana Sumatra dan menuding adanya konflik kepentingan bisnis–politik terkait konsesi tambang dan hutan, termasuk menyinggung lahan sawit milik pejabat