Prabowo Kembali ke Tanah Air, Langsung Tinjau Lokasi Banjir di Aceh untuk Ketiga Kalinya
Prabowo-Instagram-
Prabowo Kembali ke Tanah Air, Langsung Tinjau Lokasi Banjir di Aceh untuk Ketiga Kalinya
Usai menuntaskan lawatan diplomatik ke Pakistan dan Rusia, Presiden Prabowo Subianto langsung kembali ke pangkuan tanah air dengan misi kemanusiaan yang mendesak. Tak menyisakan waktu untuk beristirahat, Prabowo tiba di Bandara Internasional Kualanamu, Medan, Sumatra Utara, pada Jumat (12/12/2025) pukul 02.50 WIB, dan pagi ini langsung bertolak menuju sejumlah wilayah terdampak bencana di Provinsi Aceh.
Kunjungan kali ini menjadi kunjungan ketiga Presiden Prabowo ke wilayah-wilayah yang dilanda banjir bandang dan tanah longsor di Pulau Sumatra. Sebelumnya, ia telah meninjau lokasi bencana pada Senin (30/12/2024) dan kembali menyambangi korban bencana pada Sabtu (7/12/2025). Kali ini, fokus utamanya adalah Aceh—provinsi yang menjadi episentrum bencana dengan jumlah korban jiwa terbanyak.
“Pada 12 Desember 2025, pukul 03.04 WIB, Bapak Presiden Prabowo tiba di Medan, Sumatra Utara, untuk selanjutnya meninjau beberapa kabupaten di Aceh pagi ini,” ujar Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dalam keterangan persnya, Jumat (12/12/2025).
Tragedi Kemanusiaan Terparah dalam Satu Dekade
Bencana hidrometeorologis yang melanda tiga provinsi di Sumatra—Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat—telah memicu krisis kemanusiaan terburuk dalam satu dekade terakhir. Menurut data terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Kamis (11/12/2025), jumlah korban tewas telah mencapai angka 986 jiwa, dengan 224 orang masih dalam pencarian dan lebih dari 5.100 orang mengalami luka-luka, baik ringan maupun berat.
Dari ketiga provinsi terdampak, Aceh mencatat korban jiwa paling tinggi: 403 orang tewas, 30 orang hilang, dan 4.300 warga terdampak langsung. Sementara itu, Sumatra Utara melaporkan 343 korban tewas, 98 orang hilang, dan 698 luka-luka. Di Sumatra Barat, angka kematian mencapai 240 orang, dengan 96 orang belum ditemukan dan 113 korban luka.
Jumlah ini masih bersifat dinamis, mengingat operasi pencarian, penyelamatan, dan evakuasi terus berlangsung di berbagai medan yang sulit dijangkau akibat infrastruktur yang rusak parah.
Kerusakan Infrastruktur dan Pengungsian Massal
Dampak bencana tidak hanya merenggut nyawa, tetapi juga menghancurkan sendi-sendi kehidupan masyarakat. BNPB mencatat 52 kabupaten/kota di tiga provinsi terdampak parah, dengan total 157.900 rumah mengalami kerusakan, mulai dari ringan hingga hancur total. Akibatnya, sekitar 800.000 jiwa terpaksa mengungsi ke tempat-tempat penampungan sementara, masjid, sekolah darurat, atau rumah kerabat yang relatif aman.
Infrastruktur publik pun tak luput dari amukan bencana alam. Sebanyak 1.200 fasilitas umum rusak, termasut 219 fasilitas kesehatan, 581 sekolah dan gedung pendidikan, 434 rumah ibadah, serta 498 jembatan yang roboh atau terputus. Kondisi ini memperparah akses logistik, komunikasi, dan pelayanan medis—terutama di daerah terpencil yang sebelumnya sudah terisolasi.
Respons Cepat Pemerintah dan Kehadiran Prabowo
Di tengah krisis yang terus berkembang, kehadiran Presiden Prabowo dinilai menjadi simbol solidaritas nasional sekaligus dorongan moral bagi korban dan petugas lapangan. Kunjungan ketiganya kali ini bukan sekadar seremonial, melainkan bagian dari komitmen pemerintah untuk mempercepat pemulihan pascabencana.
“Presiden ingin melihat langsung kondisi di lapangan, memastikan bantuan tiba tepat sasaran, serta mengevaluasi langkah-langkah tanggap darurat yang telah diambil,” jelas Teddy.