Siswi SD di Medan Diduga Habisi Nyawa Ibu Kandung, Psikolog Angkat Bicara soal Tekanan pada Anak

Siswi SD di Medan Diduga Habisi Nyawa Ibu Kandung, Psikolog Angkat Bicara soal Tekanan pada Anak

Kriminal Garis Polisi--

“Masih didalami. Nanti tunggu hasil pemeriksaan dokter untuk mengetahui jumlah dan jenis luka,” ujarnya.

Autopsi dipandang penting untuk menentukan apakah luka tersebut disebabkan oleh benda tajam, tumpul, atau bentuk kekerasan lainnya—yang juga akan membantu mengonfirmasi keterangan awal dari saksi dan pelaku.



Refleksi Sosial: Kapan Anak Mulai Kehilangan Tempat Aman?
Tragedi ini bukan sekadar kasus kriminal biasa. Ia menjadi cermin dari kondisi keluarga modern yang rentan terhadap tekanan, kurangnya komunikasi, dan minimnya pendampingan emosional bagi anak-anak. Psikolog anak dari Universitas Sumatera Utara, Dr. Rina Melati, menyatakan bahwa anak usia 12 tahun masih sangat rentan terhadap perubahan emosi dan butuh ruang aman untuk mengekspresikan perasaan—bukan hanya hukuman atau teguran keras.

“Saat anak merasa ibunya tidak adil, apalagi membela saudara lain, rasa sakit hati bisa berubah menjadi kemarahan yang tak terkendali—terutama jika ia tidak pernah diajarkan cara mengelola emosi,” jelasnya.

Ahli hukum keluarga juga menyoroti pentingnya sistem pendukung di lingkungan seperti guru BK, tetangga, atau tokoh masyarakat untuk mendeteksi dini potensi konflik dalam rumah tangga sebelum berujung pada tragedi.


 

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya