Michael Wishnu Wardhana Anaknya Siapa? Inilah Biodata Bos Terra Drone Indonesia yang Kini Jadi Tersangka Kebakaran yang Tewaskan 22 Orang

Michael Wishnu Wardhana Anaknya Siapa? Inilah Biodata Bos Terra Drone Indonesia yang Kini Jadi Tersangka Kebakaran yang Tewaskan 22 Orang

Wishu-Instagram-


Michael Wishnu Wardhana Anaknya Siapa? Inilah Biodata Bos Terra Drone Indonesia yang Kini Jadi Tersangka Kebakaran yang Tewaskan 22 Orang

Nama Michael Wishnu Wardhana tiba-tiba menjadi sorotan nasional menyusul tragedi kebakaran mengerikan yang terjadi di kantor PT Terra Drone Indonesia, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Senin, 9 Desember 2025. Insiden yang menewaskan 22 orang—terdiri dari 15 perempuan dan 7 laki-laki—ini tidak hanya menyisakan luka mendalam bagi keluarga korban, tetapi juga membuka babak baru dalam karier seorang tokoh yang selama ini dikenal sebagai pelopor industri drone di Tanah Air.



Michael, yang menjabat sebagai Direktur Utama sekaligus Managing Director perusahaan teknologi tersebut, resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Metro Jakarta Pusat. Ia ditangkap pada malam hari, 10 Desember 2025, setelah sebelumnya mangkir dari jadwal pemeriksaan yang telah ditentukan. Hingga kini, Michael masih menjalani pemeriksaan intensif tanpa penahanan, sementara penyelidikan lebih lanjut terus berlangsung.

Ia dijerat dengan tiga pasal berat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP): Pasal 187 tentang pembakaran, Pasal 188 terkait kelalaian berat yang mengakibatkan kebakaran, dan Pasal 359 mengenai kelalaian yang menyebabkan kematian. Ancaman hukumannya sangat serius—mulai dari hukuman penjara belasan tahun hingga seumur hidup—tergantung pada pembuktian di persidangan.

Dari Kampus ITB ke Puncak Industri Drone Nasional
Siapa sebenarnya Michael Wishnu Wardhana? Di balik kasus hukum yang kini menyeretnya, pria yang juga dikenal dengan nama Michael Wishnu Wardhana Siagian ini memiliki latar belakang akademik dan profesional yang mengesankan. Lulusan Sarjana Teknik Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 2001 ini sejak awal menunjukkan ketertarikan mendalam pada teknologi penerbangan tak berawak.


Minatnya pada drone tak muncul begitu saja. Semasa kuliah, Michael aktif terlibat dalam proyek riset dan pengembangan bersama tim AeroTerrascan—salah satu unit kegiatan mahasiswa ITB yang fokus pada survei udara menggunakan teknologi drone. Di sanalah ia pertama kali merasakan sensasi mengoperasikan drone untuk pemetaan wilayah, pengumpulan data spasial, dan pemantauan lingkungan secara real-time.

Pengalaman tersebut menjadi fondasi penting dalam perjalanan kariernya. Usai menyelesaikan studi sarjana, Michael melanjutkan pendidikan magister di bidang teknis yang masih relevan dengan dunia kedirgantaraan—langkah yang memperkuat kompetensinya dalam rekayasa sistem drone.

Mendirikan Perusahaan, Lalu Menjadi Mitra Global
Langkah profesional Michael dimulai saat ia mendirikan AeroGeosurvey Indonesia bersama rekan-rekannya. Perusahaan ini menjadi wadah awal untuk menerapkan pengetahuan akademisnya ke dunia nyata, terutama dalam layanan survei geospasial untuk sektor pertambangan, perkebunan, dan infrastruktur.

Puncak kariernya datang pada tahun 2018, ketika AeroGeosurvey menjalin kemitraan strategis dengan Terra Drone Corporation, perusahaan drone terkemuka asal Jepang yang dikenal di lebih dari 20 negara. Kolaborasi tersebut melahirkan PT Terra Drone Indonesia pada 2019, dengan Michael dipercaya sebagai Chief Operating Officer (COO).

Berkat visi dan kepemimpinan operasionalnya, perusahaan tumbuh pesat. Dalam waktu singkat, Michael naik jabatan menjadi Direktur Utama sekaligus CEO—posisi yang ia pegang hingga kini. Di bawah kendalinya, Terra Drone Indonesia tak hanya menyediakan perangkat keras drone, tetapi juga mengembangkan perangkat lunak khusus, program pelatihan teknis, serta layanan konsultasi profesional yang disesuaikan dengan kebutuhan industri.

Salah satu pencapaian paling menonjol adalah keberhasilan perusahaan memetakan lebih dari 600.000 hektare lahan di berbagai sektor—mulai dari tambang di Kalimantan, ladang kelapa sawit di Sumatera, hingga proyek infrastruktur di Jawa. Reputasi Terra Drone pun menembus kancah internasional, hingga dinobatkan sebagai salah satu penyedia layanan drone terbaik dunia pada 2020.

Inovasi dan Jejak Kontribusi di Dunia Teknologi
Michael juga dikenal sebagai sosok inovatif. Ia bersama pakar teknologi penerbangan Yazdi Ibrahim Jenie mengembangkan “Zeke01”, sebuah micro drone dirancang khusus untuk operasi di ruang sempit atau area berisiko tinggi seperti terowongan, bangunan runtuh, atau fasilitas industri yang sulit dijangkau.

Inovasi ini menunjukkan komitmen Michael terhadap pemanfaatan drone bukan hanya sebagai alat pemetaan, tetapi juga sebagai solusi keselamatan dan efisiensi operasional. Ia percaya bahwa teknologi harus menjawab tantangan nyata di lapangan—terutama di negara kepulauan seperti Indonesia yang kaya akan sumber daya namun kompleks secara geografis.

Selain itu, Michael aktif menjadi pembicara di berbagai forum teknologi internasional. Ia tampil di Malaysia Drone Tech Festival 2020 dan Forum Engineering 2020, di mana ia memaparkan peran drone dalam mewujudkan konsep smart cities—kota cerdas yang mengandalkan integrasi data dan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup warganya.

Kiprahnya menjadikannya salah satu figur paling dihormati di industri drone nasional. Namun, kini reputasi itu sedang diuji di tengah sorotan publik yang kritis terhadap dugaan kelalaian yang berujung pada tragedi kemanusiaan.

Tragedi Kemayoran: Titik Balik yang Mengguncang
Kebakaran di gedung lantai 3 hingga 5 di Kemayoran bukan hanya insiden biasa. Api yang dengan cepat menjalar membuat 22 nyawa melayang—banyak di antaranya adalah tenaga teknis, operator drone, dan staf administrasi yang sedang bekerja. Upaya evakuasi sempat terhambat karena sistem proteksi kebakaran di gedung tersebut diduga tak berfungsi optimal.

Pertanyaan besar pun mengemuka: apakah manajemen perusahaan, khususnya pimpinan tertinggi, telah memenuhi standar keselamatan kerja dan regulasi bangunan? Inilah yang kini menjadi fokus penyidik dalam membangun dakwaan terhadap Michael.

Sementara itu, keluarga korban menuntut keadilan. Mereka berharap proses hukum berjalan transparan dan tidak hanya berhenti pada pencarian kambing hitam, tetapi juga menghasilkan reformasi sistem keselamatan kerja di seluruh sektor industri teknologi.

Menanti Nasib di Persidangan
Kasus Michael Wishnu Wardhana menjadi cerminan rumitnya pertanggungjawaban dalam dunia bisnis modern—di mana inovasi teknologi harus sejalan dengan tanggung jawab sosial dan keselamatan manusia. Ia mungkin seorang visioner dalam teknologi drone, tetapi kini harus menghadapi konsekuensi hukum yang bisa mengubah seluruh hidupnya.

Masyarakat menunggu dengan cemas bagaimana proses hukum ini akan berlangsung. Apakah Michael benar-benar lalai? Atau apakah ada pihak lain yang turut bertanggung jawab? Satu hal yang pasti: tragedi di Kemayoran bukan hanya soal satu orang, melainkan ujian bagi seluruh sistem pengawasan, manajemen risiko, dan budaya keselamatan di tempat kerja.

Hingga vonis dijatuhkan, nama Michael Wishnu Wardhana akan terus dikenang—bukan hanya sebagai pelopor drone, tetapi juga sebagai simbol dari konsekuensi ketika teknologi berjalan tanpa hati nurani.

Baca juga: Siapa Salma Ranggita? Perwakilan Indonesia di Miss Cosmo 2025, Perempuan Muda yang Mengangkat Budaya Toraja ke Panggung Dunia

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya