Rupiah Menguat Tipis di Tengah Pelemahan Dolar AS, Namun Tekanan Akhir Tahun Mulai Terasa

Rupiah Menguat Tipis di Tengah Pelemahan Dolar AS, Namun Tekanan Akhir Tahun Mulai Terasa

uang-Pexels/pixabay-


Rupiah Menguat Tipis di Tengah Pelemahan Dolar AS, Namun Tekanan Akhir Tahun Mulai Terasa

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menunjukkan sinyal positif di sesi perdagangan Kamis, 11 Desember 2025. Meski hanya menguat tipis, penguatan tersebut tetap menjadi kabar baik di tengah dinamika pasar global yang masih penuh ketidakpastian. Rupiah ditutup pada level Rp16.675 per dolar AS, menguat sebesar 0,06% dibandingkan penutupan sebelumnya.



Pergerakan positif rupiah hari ini tak berdiri sendiri. Ia bergerak seiring dengan tren penguatan mata uang Asia lainnya, yang turut didorong oleh pelemahan indeks dolar AS pasca keputusan Federal Reserve (The Fed) menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps). Langkah The Fed tersebut memicu arus modal kembali mengalir ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

Rupiah Bersaing dengan Mata Uang Asia Lainnya
Dalam peta pergerakan mata uang regional, rupiah termasuk dalam kelompok yang berhasil mempertahankan zona hijau. Peso Filipina mencatat penguatan paling signifikan dengan kenaikan 0,38%, diikuti ringgit Malaysia 0,30%, baht Thailand 0,20%, renminbi China 0,13%, dan yen Jepang 0,02%.

Namun, tak semua mata uang Asia beruntung. Rupee India justru menjadi yang paling tertekan dengan depresiasi 0,48%, disusul dolar Taiwan –0,23%, won Korea Selatan –0,15%, dan dolar Singapura –0,12%. Perbedaan arah pergerakan ini mencerminkan respons beragam terhadap sentimen global dan kondisi domestik masing-masing negara.


Tekanan Akhir Tahun Mulai Menghambat Penguatan Rupiah
Meskipun berhasil menguat, laju apresiasi rupiah hari ini terlihat terbatas. Ekonom memperkirakan bahwa permintaan dolar dari korporasi dalam negeri menjelang akhir tahun mulai memberikan tekanan tersendiri. Kebutuhan valuta asing untuk pembayaran utang luar negeri, impor barang, serta penyesuaian posisi portofolio investasi menjadi faktor yang “menahan laju” rupiah.

Arus keluar dolar dalam skala besar memang biasa terjadi di penghujung tahun, terutama ketika perusahaan melakukan penyesuaian neraca keuangan dan memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Hal ini secara alami menciptakan permintaan dolar yang kuat, sehingga membatasi ruang gerak rupiah untuk menguat lebih jauh.

Fundamen Ekonomi Indonesia Jadi Penopang Utama
Di balik penguatan tipis itu, ketahanan rupiah patut diapresiasi. Di tengah volatilitas pasar global yang masih menghantui, rupiah mampu bertahan di teritori positif berkat fundamen ekonomi makro yang solid.

Beberapa indikator menjadi penyangga utama:

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya