Damkar Surabaya Catat Rekor Evakuasi Terbanyak Sepanjang 2025: Ular dan Biawak Jadi Tamu Tak Diundang di Rumah Warga

Damkar Surabaya Catat Rekor Evakuasi Terbanyak Sepanjang 2025: Ular dan Biawak Jadi Tamu Tak Diundang di Rumah Warga

kebakaran-blickpixel/pixabay-

Membangun Masyarakat Tangguh Lewat Pelatihan Evakuasi Mini
Melihat tren peningkatan insiden, DPKP Surabaya tak hanya fokus pada respons cepat, tetapi juga pada pencegahan dan pemberdayaan. Tahun depan, instansi ini akan meluncurkan program Pelatihan Evakuasi Mini Berbasis Wilayah, yang bertujuan memberikan pengetahuan dasar kepada warga tentang cara menangani insiden ringan seperti evakuasi ular kecil atau mengusir biawak tanpa membahayakan diri.

Baca juga: Profil Tampang Pariyem Perempuan Perantau yang Jadi Tulang Punggung Keluarga, Jadi Korban Jiwa Tragedi Kebakaran Terra Drone: Umur, Agama dan Akun Instagram



“Kami ingin warga tidak panik saat melihat ular di halaman. Dengan pelatihan dasar, mereka bisa menangani sendiri—atau setidaknya tahu apa yang harus dilakukan sebelum petugas tiba,” jelas Laksita.

Program ini juga akan mencakup simulasi evakuasi, pemahaman jenis hewan berbahaya, dan teknik komunikasi darurat. Dengan begitu, beban operasional Damkar bisa lebih terfokus pada insiden berisiko tinggi seperti kebakaran, kecelakaan berat, atau bencana alam.

Masa Depan Layanan Darurat: Antara Teknologi, Kemanusiaan, dan Iklim
Rekor evakuasi tahun 2025 bukan hanya angka statistik—ia adalah cerminan dari dunia yang berubah. Perubahan iklim, urbanisasi cepat, dan ketergantungan masyarakat pada layanan publik yang responsif menciptakan tantangan baru bagi institusi seperti Damkar.


Namun, di tengah semua kompleksitas itu, satu hal tetap konsisten: komitmen DPKP Surabaya pada kemanusiaan. Mereka bukan hanya petugas berbaju oranye yang datang membawa selang atau tangga—mereka adalah tetangga, pendengar, penolong, dan kadang, sahabat dalam krisis.

Sebagai penutup, Laksita menyampaikan harapan besar:
“Kami ingin Surabaya jadi kota yang siap menghadapi apa pun—dengan teknologi, keterampilan, dan terutama, rasa peduli antarwarganya.”

Dan mungkin, di balik setiap panggilan ke nomor 112, ada kisah kecil tentang harapan, ketakutan, dan keberanian—yang ditanggapi bukan oleh mesin, tapi oleh manusia yang siap membantu.

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya