Mohamed Salah di Persimpangan Karier: Benarkah Menuju Arab Saudi, atau Masih Ada Harapan untuk MU dan AC Milan?
Salah-Instagram-
Mohamed Salah di Persimpangan Karier: Benarkah Menuju Arab Saudi, atau Masih Ada Harapan untuk MU dan AC Milan?
Kabar mengejutkan datang dari Anfield. Bintang Mesir Mohamed Salah, yang selama bertahun-tahun menjadi wajah Liverpool di kancah Eropa, kini berada di ambang kepergian yang dramatis. Spekulasi mengenai masa depannya semakin membara seiring memburuknya hubungan antara sang pemain dan pelatih anyar Arne Slot, serta performa tim yang jauh dari harapan di musim 2025/2026.
Salah, yang telah mencatatkan lebih dari 200 gol untuk The Reds sejak didatangkan dari Roma pada 2017, kini dikabarkan telah mengambil keputusan pribadi: meninggalkan klub pada musim panas 2026. Namun, bukan Eropa yang menjadi tujuannya, melainkan Liga Pro Arab Saudi—destinasi yang sejak beberapa musim terakhir gencar merekrut bintang-bintang global.
Ketegangan Internal yang Tak Terelakkan
Pemicu utama dari gejolak ini bukan sekadar hasil pertandingan, melainkan keputusan internal Liverpool yang mulai menepikan Salah dari posisi utama. Dalam tiga laga terakhir, termasuk pertandingan krusial melawan Inter Milan di Liga Champions, nama Salah absen dari skuad inti. Situasi ini memicu reaksi keras dari sang pemain, yang dalam wawancara usai laga melawan Brighton mengaku merasa “dilempar ke bawah bus” oleh manajemen dan pelatihnya.
“Saya selalu memberikan segalanya untuk klub ini. Tapi ketika Anda tiba-tiba tidak dipercaya meski masih berkomitmen penuh, itu terasa seperti pengkhianatan,” ucap Salah dengan nada getir.
Ungkapan tersebut bukan hanya sekadar keluhan. Ia mencerminkan keretakan hubungan yang semakin dalam antara legenda Anfield dan arsitek baru tim, Arne Slot, yang tampaknya memiliki visi taktis berbeda untuk masa depan Liverpool—dan Salah tak lagi masuk dalam rencana tersebut.
Performa Menurun, Tapi Masih Dibutuhkan?
Secara statistik, kontribusi Salah musim ini memang tak sebrilian sebelumnya. Dari 22 penampilan di Premier League, ia baru menyarangkan enam gol dan tiga assist—angka yang jauh di bawah standar musim-musim sebelumnya. Namun, bukan berarti ia kehilangan kualitas. Usianya yang kini menginjak 33 tahun memang mulai menjadi pertimbangan, namun pengalaman, kecerdasan taktis, serta kemampuan mencetak gol krusial masih membuatnya bernilai tinggi.
Yang membuat publik khawatir bukan penurunan performa, melainkan keputusan pelatih untuk menjadikannya pelapis tanpa komunikasi yang jelas. Bagi fans, ini terasa seperti penghormatan yang tak layak diberikan kepada salah satu pencetak gol terbanyak dalam sejarah klub.
Arab Saudi: Destinasi Paling Realistis
Menurut laporan eksklusif dari FootballTransfers, Salah telah memutuskan untuk menerima tawaran dari klub-klub Liga Pro Arab Saudi yang siap menawarkan kontrak fantastis—diperkirakan mencapai £300 juta selama tiga tahun. Ini bukan kali pertama minat dari Timur Tengah menghampirinya. Sejak 2023, tawaran besar terus datang, namun Salah selalu menolak demi loyalitas pada Liverpool.
Namun kali ini, situasinya berbeda. Tekanan internal, ketidakpastian taktis, serta potensi kehilangan tempat di tim inti membuat sang bintang mulai membuka hati. “Jika saya tidak lagi dibutuhkan di sini, saya punya keluarga dan masa depan yang harus saya jaga,” ungkapnya secara implisit dalam sesi wawancara terakhir sebelum bergabung dengan tim nasional Mesir untuk Piala Afrika 2025.