Zulkifli Hasan Kini Menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pangan: Jejak Panjang Perjalanan Seorang Anak Petani yang Menjadi Arsitek Ketahanan Pangan Nasional
Zulhas-Instagram-
Zulkifli Hasan Kini Menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pangan: Jejak Panjang Perjalanan Seorang Anak Petani yang Menjadi Arsitek Ketahanan Pangan Nasional
Nama Zulkifli Hasan kembali mencuri perhatian publik dalam beberapa pekan terakhir. Bukan karena kebijakan baru atau pencapaian politiknya, melainkan setelah sebuah video peninjauan lokasi banjir di Padang, Sumatera Barat, menjadi viral di media sosial. Banyak warganet menudingnya melakukan “pencitraan politik,” sementara lainnya justru memuji langkahnya untuk turun langsung meninjau kondisi lapangan di tengah bencana.
Namun, di balik gelombang sorotan itu, muncul rasa penasaran yang semakin besar: Siapa sebenarnya Zulkifli Hasan saat ini? Dan, jabatan apa yang kini ia emban dalam pemerintahan Indonesia?
Dari Desa di Lampung Selatan hingga Kursi Kementerian
Lahir dari keluarga petani sederhana di Desa Pisang, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, pada 17 Mei 1962, Zulkifli Hasan—yang akrab disapa Zulhas—dibesarkan dalam keterbatasan. Namun, justru di situlah benih kegigihan dan jiwa kepemimpinannya mulai tumbuh. Sejak usia 13 tahun, ia merantau ke Tanjung Karang (kini Bandar Lampung) demi mengejar pendidikan yang lebih baik.
Perjalanan pendidikannya berlanjut ke Jakarta, di mana ia menyelesaikan SMA Negeri 53. Ia kemudian melanjutkan studi di Universitas Krisnadwipayana, meraih gelar Sarjana Ekonomi. Tak berhenti di situ, Zulkifli menempuh pendidikan pascasarjana di Sekolah Tinggi Manajemen PPM dan meraih gelar Magister Manajemen pada 2003.
Pengakuan internasional juga datang padanya ketika Universitas Sejong, Korea Selatan, menganugerahkan gelar Doktor Kehormatan (Doctor Honoris Causa) dalam bidang Administrasi Publik—sebuah penghargaan yang didasarkan atas kontribusi signifikannya dalam pemerintahan dan kepemimpinan organisasi.
Mengukir Jejak di Dunia Politik dan Pemerintahan
Karier politik Zulkifli dimulai pada 1998, saat ia bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN). Ia tak hanya menjadi anggota biasa, melainkan menempati posisi strategis sejak dini—mulai dari Ketua Lembaga Buruh Tani dan Nelayan PWM DKI (2000–2005) hingga Ketua Departemen Logistik DPP PAN.
Langkahnya di parlemen dimulai ketika ia terpilih sebagai anggota DPR RI dari daerah pemilihan Lampung periode 2004–2009. Di sana, ia menjabat sebagai Ketua Fraksi PAN di Komisi VI, yang membidangi perdagangan, perindustrian, investasi, serta koperasi dan UKM. Salah satu momen paling menonjol dalam kariernya di DPR adalah ketika ia memimpin Panitia Khusus Hak Angket kenaikan harga BBM pada 2008—sebuah langkah yang menunjukkan keberaniannya menantang kebijakan pemerintah kala itu.
Puncak awal kariernya di eksekutif terjadi pada 22 Oktober 2009, ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melantiknya sebagai Menteri Kehutanan. Jabatan ini diembannya hingga 2014, periode yang kini kembali dibahas publik—terutama terkait dugaan keterkaitan kebijakannya dengan bencana banjir di Sumatera.
Selepas masa jabatannya sebagai menteri, Zulkifli dipercaya menjabat Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI periode 2014–2019, sebuah posisi yang mengukuhkannya sebagai salah satu tokoh kunci dalam arsitektur politik nasional.
Kembali ke Kabinet: Dari Perdagangan hingga Koordinator Pangan
Pada 2022, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menunjuknya masuk dalam Kabinet Indonesia Maju sebagai Menteri Perdagangan. Selama dua tahun, Zulkifli mengelola isu-isu strategis seperti stabilitas harga, distribusi barang, hingga kebijakan impor dan ekspor.
Namun, pada 2024, terjadi perombakan besar dalam kabinet menjelang pergantian pemerintahan. Zulkifli pun mendapat amanah baru yang lebih strategis: Menteri Koordinator Bidang Pangan dalam Kabinet Merah Putih—jabatan yang menjadikannya salah satu ujung tombak dalam menjamin ketahanan pangan nasional Indonesia.
Perannya kini semakin vital, mengingat tantangan global seperti perubahan iklim, gangguan rantai pasok, serta gejolak harga pangan dunia yang terus mengancam stabilitas dalam negeri.
Ketua Umum PAN dan Jejak Bisnis Sebelum Terjun ke Politik
Selain karier di pemerintahan, Zulkifli juga memiliki pengaruh besar dalam tubuh PAN. Ia terpilih sebagai Ketua Umum PAN pada Kongres Bali 2015, mengalahkan tokoh politik senior Hatta Rajasa. Sejak itu, ia terus memimpin partai tersebut dan berhasil mempertahankan posisinya hingga saat ini.
Sebelum terjun ke dunia politik, Zulkifli memiliki latar belakang bisnis yang solid. Ia pernah menjabat sebagai Presiden Direktur di sejumlah perusahaan, pengalaman yang membekalinya dengan pemahaman mendalam tentang dinamika ekonomi, manajemen, dan kepemimpinan organisasi—keterampilan yang kini ia terapkan dalam mengelola isu-isu strategis di tingkat nasional.
Kehidupan Pribadi dan Identitas Keagamaan
Di balik sorotan publik, Zulkifli dikenal sebagai pribadi yang menjaga privasi keluarga. Ia menikah dengan Soraya, dan dikaruniai empat orang anak. Meski aktif di ruang publik, ia jarang membawa urusan keluarga ke media.
Sebagai seorang muslim yang taat, nilai-nilai keagamaan dan kearifan lokal turut membentuk pola kepemimpinannya yang cenderung inklusif dan berpihak pada rakyat kecil—akar dari latar belakang keluarganya sendiri.