Refleksi Akhir Tahun dalam Khutbah Jumat 5 Desember 2025: Menyambut 2026 dengan Muhasabah, Bukan Euforia
masjid-xegxef/pixabay-
Seruan untuk Hidup yang Berarti
Di akhir khutbah pertama, jamaah diingatkan bahwa kebahagiaan sejati bukan berasal dari pesta tahun baru, tapi dari rasa syukur atas masih diberikannya kesempatan hidup. Tahun baru seharusnya menjadi ajang evaluasi:
Apakah shalat kita semakin khusyuk?
Apakah hubungan kita dengan keluarga dan tetangga semakin harmonis?
Apakah kita semakin peduli pada sesama dan lingkungan?
Jika jawabannya belum sempurna, maka 2026 adalah waktu untuk memperbaikinya—bukan dengan resolusi kosong, tapi dengan niat tulus dan langkah nyata.
Khutbah Kedua: Doa untuk Umat dan Bangsa
Dalam khutbah kedua, khatib menutup dengan doa yang menyentuh. Doa tidak hanya untuk kebaikan pribadi, tapi juga untuk keselamatan bangsa Indonesia dan seluruh umat Muslim di dunia. Ia memohon agar Allah SWT menjauhkan bencana, wabah, fitnah, dan gempa bumi—tantangan yang semakin nyata di era perubahan iklim dan ketidakstabilan global.
Doa penutup yang sangat relevan diucapkan:
“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungi kami dari siksa api neraka.” (QS Al-Baqarah: 201)
Ini adalah doa yang mencerminkan keseimbangan hidup: tidak meninggalkan dunia, tapi tidak terjebak di dalamnya.