Sibolga dan Tapanuli Tengah Terisolir: Banjir dan Longsor Lumpuhkan Akses, Warga Terjebak Tanpa Bantuan

Sibolga dan Tapanuli Tengah Terisolir: Banjir dan Longsor Lumpuhkan Akses, Warga Terjebak Tanpa Bantuan

Banjir-Instagram-

Sibolga dan Tapanuli Tengah Terisolir: Banjir dan Longsor Lumpuhkan Akses, Warga Terjebak Tanpa Bantuan
Bencana alam kembali menerjang wilayah Sumatera Utara. Pada akhir pekan ini, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), khususnya sekitar Kota Sibolga, dilanda banjir bandang dan tanah longsor secara bersamaan akibat hujan deras yang tak kunjung reda. Kondisi ini membuat sejumlah desa dan kawasan strategis menjadi terisolir total, baik secara akses darat maupun komunikasi.

Hingga Rabu, 26 November 2025, situasi di lapangan masih sangat mengkhawatirkan. Akses jalan utama menuju dan dari Tapanuli Tengah terputus di beberapa titik akibat material longsor yang menutupi jalan raya. Bahkan, jaringan listrik dan telekomunikasi pun ikut lumpuh—menyulitkan upaya koordinasi dan pertolongan darurat.



Hujan Ekstrem Picu Bencana Berantai
Kepala Bidang Peralatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Utara, Sri Wahyuni Pancasilawati, membenarkan bahwa hujan lebat yang terus-menerus mengguyur kawasan pegunungan dan pesisir barat Sumatera Utara telah memicu banjir bandang dan longsor secara masif.

“Wilayah ini masih diguyur hujan deras. Akibatnya, terjadi banjir di dataran rendah dan longsor di perbukitan. Kondisi ini membuat sebagian besar akses ke Tapanuli Tengah tidak bisa dilalui,” ujar Sri Wahyuni saat ditemui awak media di Medan, Selasa (26/11/2025).

Ia menambahkan bahwa seluruh jalur darat menuju Tapteng—baik dari arah utara, selatan, maupun timur—kini tertutup total akibat longsor. Tidak ada satu pun rute aman yang bisa digunakan tim relawan maupun logistik untuk menjangkau warga terdampak.


Infrastruktur Hancur, Komunikasi Terputus
Selain akses jalan, infrastruktur vital lainnya juga mengalami kerusakan parah. Sejumlah tiang listrik milik PT PLN (Persero) roboh tertimpa material longsor, menyebabkan pemadaman listrik total di beberapa kecamatan. Tanpa aliran listrik, menara BTS ikut mati—membuat komunikasi via telepon maupun internet terputus.

“Jaringan masih terputus. Semua masuk kategori wilayah terisolir. Tidak ada cara untuk menghubungi warga atau mendapatkan laporan langsung dari lapangan,” jelas Sri Wahyuni.

Kondisi ini memperparah kecemasan warga di luar Tapteng yang memiliki keluarga di daerah bencana. Tanpa kabar selama lebih dari 24 jam, banyak yang mulai khawatir akan keselamatan sanak saudara mereka.

Titik-Titik Longsor yang Mengunci Tapteng
Berdasarkan laporan terkini dari BPBD Sumut, setidaknya terdapat lima titik longsor parah yang menyebabkan terputusnya akses:

Jalan Tarutung–Sipirok, terputus di area jembatan akibat longsor besar yang menutup seluruh badan jalan.
Jalur Dolok Sanggul–Humbang Hasundutan (Humbahas), tertutup material batu dan tanah longsor sepanjang lebih dari 30 meter.
Tiga lokasi di Barus Pakan–Sibolga, termasuk ruas jalan yang menghubungkan pusat kota dengan desa-desa pesisir.
Jalur Padang Sidimpuan–Tapteng, terputus total akibat longsor susulan yang terjadi Rabu pagi.
Akses menuju Sibolga dari arah Sarudik, tertimbun longsor setinggi lebih dari 5 meter.
“Tim BPBD Sumut sendiri saat ini terjebak di Tarutung karena tidak bisa melanjutkan perjalanan. Kami hanya bisa menunggu cuaca membaik dan jalan dibersihkan oleh alat berat,” ungkap Sri Wahyuni.

Warga Terjebak, Bantuan Tertahan
Situasi kemanusiaan di Tapanuli Tengah kian genting. Warga yang terjebak di desa-desa terpencil kini menghadapi ancaman kelangkaan air bersih, makanan, dan obat-obatan. Belum lagi risiko penyebaran penyakit pasca-banjir.

Baca juga: Iwan Pitung dan Kisruh Parkir RSUD Karawang: Pahlawan Rakyat atau Bayangan Premanisme?

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya