Gravel Trap Disebut Pebalap MotorGP Sebagai Penyebab Jatuhnya Marc Márquez Hingga Mengalami Cidera

Marc-Instagram-
Gravel Trap Disebut Pebalap MotorGP Sebagai Penyebab Jatuhnya Marc Márquez Hingga Mengalami Cidera
Marc Márquez Lapangkan Hati, Maafkan Marco Bezzecchi Usai Insiden Dramatis di MotoGP Mandalika 2025
Balapan MotoGP Mandalika 2025 yang digelar di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika, Lombok, pada Minggu (5/10) siang WIB, berlangsung penuh drama, kejutan, dan emosi. Di tengah kemenangan gemilang sang rookie Fermin Aldeguer yang meraih gelar pertamanya musim ini, sorotan justru tertuju pada insiden tragis yang menimpa legenda hidup MotoGP, Marc Márquez.
Belum genap satu putaran berlangsung, pembalap asal Spanyol itu terpaksa mengakhiri balapan lebih awal setelah mengalami kecelakaan hebat di Tikungan 7. Penyebabnya? Tabrakan dari belakang oleh rekan sesama pebalap Gresini Racing, Marco Bezzecchi, yang “menyundul” roda belakang motor Márquez dengan kecepatan tinggi. Akibat benturan tersebut, Márquez terlempar keras ke area gravel, mengalami cedera serius pada bahu kanannya.
Cedera Parah, Márquez Langsung Terbang ke Madrid
Sesaat setelah insiden, Márquez terlihat kesakitan sambil memegangi lengan kanannya. Tim medis langsung mengevakuasinya dari lintasan. Ia kemudian meninggalkan paddock dengan tangan kanan yang dimasukkan ke dalam jaket balapnya—tanda klasik cedera bahu yang membutuhkan penanganan segera.
Dalam wawancara eksklusif dengan DAZN usai balapan, Márquez mengungkapkan kondisinya yang cukup mengkhawatirkan. “Sepertinya ada ligamen yang robek. Saya akan segera terbang ke Madrid untuk menjalani pemeriksaan menyeluruh,” ujarnya dengan nada prihatin. “Saya tidak bisa bilang, ‘saya baik-baik saja’—karena jujur saja, ini cukup parah.”
Kabar ini tentu menjadi pukulan berat bagi penggemar Márquez dan tim Gresini Racing, mengingat performa sang juara dunia enam kali itu sedang dalam tren positif sepanjang akhir pekan Mandalika.
Kemenangan Pertama Fermin Aldeguer Warnai Balapan Penuh Emosi
Di tengah duka atas cedera Márquez, balapan utama justru mencatat sejarah baru. Fermin Aldeguer, pebalap muda berbakat asal Spanyol yang baru naik ke kelas MotoGP musim ini, tampil luar biasa dan sukses meraih kemenangan perdana dalam kariernya di kelas premier. Ia menguasai jalannya balapan sejak awal hingga finis, menunjukkan kedewasaan dan keberanian yang jarang dimiliki oleh rookie.
Podium lengkap ditutup oleh Pedro Acosta di posisi kedua dan Alex Márquez—adik kandung Marc—di urutan ketiga. Kemenangan Aldeguer sekaligus menjadi bukti bahwa generasi baru MotoGP siap mengambil alih tongkat estafet dari para legenda.
Sikap Sportif Márquez Tuai Pujian
Meski mengalami cedera yang berpotensi mengganggu sisa musimnya, Márquez menunjukkan sikap sportif yang patut diacungi jempol. Ia mengungkapkan bahwa Bezzecchi langsung mendatanginya usai insiden dan meminta maaf secara langsung.
“Marco datang ke paddock dan meminta maaf. Saya langsung memaafkannya,” kata Márquez dengan tenang. “Hal-hal seperti ini memang sering terjadi dalam balapan. Suatu hari, kecelakaan bisa menimpa siapa saja—bisa menimpa dia, saya, atau pebalap lain. Ini bagian dari risiko yang kami ambil.”
Márquez bahkan memberikan pemahaman bahwa Bezzecchi tampil sangat kompetitif sepanjang akhir pekan. “Dia memang cukup kencang sepanjang akhir pekan ini. Sayangnya, di tikungan itu, dia kehilangan kendali dan menabrak roda belakang saya,” tambahnya.
Reaksi Komunitas MotoGP dan Nasib Sisa Musim Márquez
Insiden ini langsung menjadi topik hangat di kalangan penggemar MotoGP di seluruh dunia. Banyak yang memuji kedewasaan Márquez yang memilih memaafkan ketimbang menyalahkan. Di sisi lain, Bezzecchi juga mendapat dukungan karena langsung bertanggung jawab atas kesalahannya.
Namun, fokus kini beralih ke kondisi fisik Márquez. Jika benar ligamen bahunya robek, ia kemungkinan besar harus absen selama beberapa seri ke depan—termasuk balapan di Motegi, Buriram, dan Phillip Island. Hal ini tentu akan memengaruhi perburuan posisi di klasemen sementara, mengingat Márquez masih berada di posisi lima besar sebelum insiden Mandalika.