Profil Tamapang Bahrun Najach, Sosok Misterius yang Viral Usai Dihadirkan dalam Pertemuan Gibran dengan Perwakilan Driver Ojol, Lengkap: Umur, Agama dan Akun IG

Ojol-Instagram-
Profil Tamapang Bahrun Najach, Sosok Misterius yang Viral Usai Dihadirkan dalam Pertemuan Gibran dengan Perwakilan Driver Ojol, Lengkap: Umur, Agama dan Akun IG
Nama Bahrun Najach tiba-tiba menjadi sorotan publik setelah muncul dalam foto pertemuan Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, bersama perwakilan driver ojek online (ojol) di Istana Wakil Presiden. Pertemuan yang digelar pada Minggu, 31 Agustus 2025, ini sejatinya dimaksudkan sebagai bentuk dialog langsung antara pemerintah dengan para pekerja sektor transportasi digital, namun justru memicu spekulasi dan tanda tanya besar karena kehadiran sosok yang satu ini.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh perwakilan dari berbagai platform ojek online besar seperti Gojek, Grab, inDrive, hingga Maxim, yang hadir mengenakan seragam khas masing-masing perusahaan. Mereka duduk melingkar bersama Gibran dalam suasana yang terlihat santai namun penuh makna. Namun, dari sekian banyak wajah yang terlihat familiar dan sesuai ekspektasi, ada satu sosok yang mencuri perhatian warganet: Bahrun Najach.
Viral di Media Sosial, Siapa Sebenarnya Bahrun Najach?
Foto kehadiran Bahrun Najach dalam pertemuan penting itu pertama kali dibagikan oleh akun X (sebelumnya Twitter) bernama @generasisetia, yang kemudian cepat menyebar ke berbagai platform media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Facebook. Dalam unggahannya, akun tersebut menulis:
“Bahrun Najach, memang dia perwakilan ojol?”
Pertanyaan singkat itu langsung memicu gelombang diskusi di kolom komentar. Banyak netizen yang penasaran: siapa sebenarnya pria berusia sekitar 40-an tahun ini? Apakah dia benar-benar perwakilan resmi dari komunitas ojek online? Atau justru ada latar belakang lain di balik kehadirannya?
Profil Bahrun Najach: Dari Magelang Menuju Pusat Perhatian Nasional
Setelah ditelusuri lebih lanjut, sejumlah informasi tentang Bahrun Najach mulai terungkap dari jejak digitalnya di media sosial. Menurut salah satu komentar yang viral di platform X, Bahrun diketahui memiliki akun Facebook dengan nama @Muhammad Bahrun Najach. Dalam profil tersebut, tercatat bahwa ia merupakan pria kelahiran Magelang, Jawa Tengah, tepatnya pada 19 April 1982. Artinya, di tahun 2025, usianya telah mencapai 43 tahun.
Meskipun belum ada konfirmasi resmi dari Istana Wakil Presiden terkait posisi atau jabatan Bahrun Najach dalam pertemuan tersebut, kehadirannya memicu spekulasi luas. Beberapa warganet menduga bahwa ia mungkin merupakan tokoh masyarakat, aktivis, atau perwakilan dari kelompok tertentu yang diundang karena kontribusinya di dunia transportasi digital.
Namun, ada pula yang menyebut bahwa Bahrun bisa jadi bukan driver ojol aktif, melainkan figur yang dianggap representatif untuk menyampaikan aspirasi dari komunitas ojol secara lebih luas. "Mungkin dia dipilih karena punya rekam jejak dalam advokasi hak-hak driver," komentar salah satu netizen dari Yogyakarta.
Pertemuan Bersejarah: Dialog Langsung Wapres dengan Perwakilan Ojol
Pertemuan yang digelar di Istana Wakil Presiden ini disebut-sebut sebagai langkah simbolis penting dari pemerintah dalam mendengar langsung suara rakyat, khususnya dari kalangan pekerja sektor informal. Gibran Rakabuming Raka, yang dikenal dekat dengan anak muda dan dunia digital, tampak serius mendengarkan setiap masukan dari perwakilan ojol.
Dalam pertemuan tersebut, para perwakilan dari Gojek, Grab, inDrive, dan Maxim menyampaikan sejumlah isu krusial, mulai dari tarif yang tidak stabil, insentif yang berkurang, hingga perlindungan hukum dan jaminan sosial bagi driver. Mereka juga membahas tantangan dalam menghadapi persaingan antar-platform dan dampak regulasi terhadap pendapatan harian mereka.
Yang menarik, Gibran tidak hanya mendengar, tetapi juga turut mengenakan jaket seragam ojek online selama pertemuan berlangsung—sebuah simbol empati dan kedekatan dengan para pekerja lapangan. Foto-foto kebersamaan itu pun langsung menjadi viral, dianggap sebagai bentuk human touch dari pemimpin muda yang ingin hadir di tengah masyarakat.
Bahrun Najach: Simbol atau Sosok yang Disengaja Dihadirkan?
Namun, dari semua hal positif yang muncul dari pertemuan ini, sorotan justru beralih ke Bahrun Najach. Mengapa dia yang dipilih? Apakah ada maksud khusus dari kehadirannya?
Beberapa analis sosial-politik mulai berspekulasi bahwa kehadiran Bahrun bisa jadi bagian dari strategi komunikasi politik. “Ini bisa jadi upaya untuk menunjukkan bahwa pemerintah tidak hanya mendengar suara dari perwakilan perusahaan, tetapi juga dari individu biasa yang mewakili akar rumput,” ujar Dr. Rizal Fadli, pengamat kebijakan publik dari Universitas Gadjah Mada.
Di sisi lain, ada juga yang mengingatkan agar tidak terlalu cepat menyimpulkan. “Belum tentu ada konspirasi di balik ini. Bisa saja Bahrun memang aktif di komunitas ojol dan dianggap layak mewakili suara mereka,” tambahnya.
Jejak Digital dan Reputasi Bahrun Najach
Jejak digital Bahrun Najach di Facebook menunjukkan bahwa ia cukup aktif dalam diskusi-diskusi sosial, terutama yang berkaitan dengan isu pekerja, transportasi, dan kehidupan masyarakat kelas menengah ke bawah. Beberapa postingannya menyentuh tema seperti kemacetan, tarif ojol, dan perlunya regulasi yang adil bagi driver.
Meskipun tidak memiliki akun media sosial yang terverifikasi atau jumlah pengikut yang besar, kehadirannya di forum-forum lokal dan grup komunitas ojol di Magelang dan sekitarnya tampaknya cukup dihargai. Hal ini bisa menjelaskan mengapa ia terpilih sebagai salah satu peserta dalam pertemuan penting tersebut.
Respons Publik: Antara Kepedulian dan Kecurigaan
Respons publik terhadap kehadiran Bahrun Najach sangat beragam. Di satu sisi, banyak yang mengapresiasi pemerintah karena membuka ruang dialog dengan masyarakat biasa. “Akhirnya ada wajah dari luar Jakarta yang diundang. Ini harapan baru,” tulis seorang netizen dari Solo.
Namun, tak sedikit pula yang meragukan legitimasi kehadirannya. “Kalau memang perwakilan ojol, seharusnya dari komunitas besar atau terpilih secara demokratis, bukan ditunjuk begitu saja,” komentar seorang pengguna TikTok dengan akun @ojolpeduli.
Apa yang Bisa Dipetik dari Kasus Bahrun Najach?
Kasus Bahrun Najach, meskipun terlihat sepele, sebenarnya menyentuh isu yang lebih dalam: representasi, transparansi, dan inklusivitas dalam proses pengambilan kebijakan publik. Siapa yang berhak mewakili suara rakyat? Bagaimana mekanisme pemilihan perwakilan itu dilakukan? Dan apakah kehadiran satu sosok bisa benar-benar mencerminkan aspirasi jutaan driver ojol di seluruh Indonesia?