Warga Summarecon Bekasi Kompak Usir Oknum Perusuh: Blokade Jalan dengan Motor dan Tiang Bendera 17 Agustus Jadi Tontonan Viral

Sumercon-Instagram-
Warga Summarecon Bekasi Kompak Usir Oknum Perusuh: Blokade Jalan dengan Motor dan Tiang Bendera 17 Agustus Jadi Tontonan Viral
Aksi heroik warga perumahan Summarecon Bekasi menjadi sorotan nasional setelah sebuah video menunjukkan mereka bersatu padu mengusir sekelompok oknum yang diduga hendak menimbulkan kerusuhan di kawasan permukiman elit tersebut. Peristiwa yang terjadi pada Minggu, 31 Agustus 2025, itu berlangsung dramatis, dengan warga menggunakan alat seadanya—mulai dari sepeda motor hingga tiang bendera sisa peringatan HUT RI ke-79—untuk memblokade akses masuk perumahan.
Video yang merekam detik-detik ketegangan tersebut kemudian viral di media sosial, khususnya setelah diunggah oleh akun Instagram @infopop.id pada Senin, 1 September 2025. Dalam rekaman berdurasi sekitar dua menit itu, terlihat ratusan warga, mayoritas pria dewasa, berdiri berjajar di depan gerbang masuk kawasan perumahan, siap menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan mereka.
Kedatangan Massa Mencurigakan, Warga Waspadai Potensi Kerusuhan
Menurut keterangan warga setempat, situasi mulai memanas sejak siang hari, ketika sekelompok orang tiba-tiba datang secara bertahap menggunakan sepeda motor dari arah jalan utama. Mereka diduga bukan berasal dari kawasan Summarecon, melainkan dari luar wilayah, dan kedatangannya menimbulkan kecurigaan karena bergerombol tanpa tujuan jelas.
“Kami awalnya cuma lihat gerombolan motor lewat, tapi lama-lama makin banyak. Mereka nggak masuk langsung, tapi nongkrong di bawah jembatan tol. Ada yang bawa atribut aneh-aneh, jadi kami langsung waspada,” ujar Budi, salah satu warga yang turut berjaga.
Ketegangan memuncak saat kelompok tersebut mencoba mendekati akses masuk perumahan. Melihat gerakan mencurigakan, warga langsung bergerak cepat. Mereka mengambil inisiatif untuk menutup jalan masuk dengan sepeda motor milik mereka sendiri, membentuk barikade improvisasi yang cukup efektif menghalangi laju kendaraan.
Tiang Bendera 17-an Jadi Alat Pertahanan Simbolik dan Fungsional
Yang menarik perhatian dalam video adalah penggunaan tiang bendera bekas peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus sebagai alat pertahanan. Tiang-tiang kayu yang biasanya digunakan untuk memasang bendera merah putih selama sebulan penuh di bulan kemerdekaan, kini dimanfaatkan sebagai simbol kebangsaan sekaligus alat untuk menghadang para oknum yang dianggap mengancam ketertiban.
“Kami nggak bawa senjata, tapi kami punya semangat. Tiang bendera ini bukan cuma kayu, ini simbol NKRI. Kalau ada yang mau rusak ketenangan di sini, berarti dia juga merusak semangat kemerdekaan,” tegas Rudi, ketua RT setempat, dalam wawancara singkat dengan awak media.
Beberapa warga tampak mengacungkan tiang bendera sambil meneriakkan peringatan keras kepada kelompok yang mencoba masuk. “Mundur! Ini wilayah perumahan! Kami tidak terima gangguan!” teriak seorang warga, suaranya bergema di tengah kerumunan.
Aksi Solidaritas Warga: Dari Gotong Royong hingga Komunikasi Cepat via Grup WhatsApp
Aksi ini bukanlah spontanitas belaka. Warga Summarecon dikenal memiliki sistem keamanan lingkungan (Siskamling) yang aktif, serta jaringan komunikasi yang cepat melalui grup WhatsApp dan media sosial internal. Saat ada tanda-tanda gangguan, informasi langsung menyebar dalam hitungan detik.
Dalam waktu kurang dari 15 menit, ratusan warga dari berbagai blok berdatangan, membawa helm, senter, bahkan beberapa membawa alat musik tradisional seperti bedug sebagai bentuk intimidasi non-fisik. Tidak ada yang membawa senjata tajam atau api, namun kehadiran massa yang solid membuat kelompok perusuh urung melanjutkan aksinya.
“Kami tidak mau ada kekerasan, tapi kami juga tidak akan diam jika lingkungan kami diganggu. Ini rumah kami, tempat anak-anak kami tumbuh. Kami akan pertahankan,” ujar Siti, ibu rumah tangga yang ikut berjaga meski tidak ikut ke depan barisan.
Kericuhan di Bawah Jembatan, Polisi Turun Tangan dengan Gas Air Mata
Sebelum mencapai kawasan perumahan, kelompok tersebut sempat memicu kericuhan di area bawah jembatan penyeberangan Summarecon. Mereka dikabarkan melempar batu, membakar sampah, dan melakukan orasi yang memicu ketakutan warga sekitar. Beberapa toko di pinggir jalan terpaksa menutup usahanya lebih awal demi keamanan.