Heboh! Jennifer Coppen Diduga Sindir Aisar Khaled, Netizen Malaysia Beri Pembelaan di TikTok

Jennifer coppen-Instagram-
Heboh! Jennifer Coppen Diduga Sindir Aisar Khaled, Netizen Malaysia Beri Pembelaan di TikTok
Belakangan ini, jagat media sosial Indonesia dan Malaysia dihebohkan dengan isu ketegangan antara dua influencer populer, Jennifer Coppen—yang akrab disapa Mama Kamari—dengan Aisar Khaled, sosok konten kreator asal Malaysia yang juga dikenal luas di platform TikTok. Dugaan sindiran yang dilontarkan oleh Jennifer Coppen kepada Aisar Khaled memicu perdebatan panas di kalangan netizen, terutama di komunitas pengguna TikTok yang kerap mengikuti dinamika hubungan para kreator konten.
Awalnya, hubungan antara Jennifer Coppen dan Aisar Khaled terlihat begitu harmonis. Keduanya pernah beberapa kali melakukan kolaborasi konten yang menarik perhatian banyak pengikut. Gaya bercanda mereka yang ringan dan saling menghargai membuat banyak netizen justru mendukung keakraban mereka, bahkan tak sedikit yang menjodoh-jodohkan keduanya secara lucu-lucuan di kolom komentar.
Namun, suasana yang semula hangat tiba-tiba memanas setelah beredar tangkapan layar percakapan yang diduga berasal dari Jennifer Coppen. Dalam chat tersebut, ia disebut-sebut menyindir Aisar Khaled terkait gaya kontennya yang dianggap terlalu "dikonsep" meskipun dalam momen yang seharusnya penuh empati dan kesedihan.
Dugaan Sindiran Muncul Saat Aisar Kunjungi Rumah Duka Ojol yang Meninggal Saat Demo
Isu ini mencuat setelah Aisar Khaled mengunggah konten kunjungan duka ke rumah almarhum Affan Kurniawan, seorang driver ojek online (ojol) yang meninggal dunia saat mengikuti aksi demo. Kunjungan tersebut diunggah ke akun TikTok pribadinya, lengkap dengan dokumentasi video yang menunjukkan dirinya turut membantu mengangkat keranda jenazah.
Namun, beberapa netizen mulai mempertanyakan niat di balik unggahan tersebut. Apakah murni sebagai bentuk empati dan solidaritas, atau justru dimanfaatkan sebagai bahan konten untuk meningkatkan popularitas? Pertanyaan ini semakin menguat saat beredar tangkapan layar percakapan yang diduga berasal dari Jennifer Coppen, yang dibagikan oleh akun TikTok @chacalurve.
Dalam chat tersebut, terlihat kalimat yang cukup menyentil:
"Kenapa sampe harus bawa videographer. ngontenin."
"Ngangkat keranda sambil dikonten."
Kalimat-kalimat ini langsung viral dan cepat dikaitkan dengan konten Aisar Khaled. Banyak yang menduga bahwa Jennifer Coppen secara tidak langsung mengkritik teman kolaborasinya itu karena dianggap mengkomersialisasi momen duka.
Netizen Terbelah: Ada yang Dukung, Ada yang Kecam
Reaksi netizen pun terbelah. Sebagian besar warganet dari Indonesia menganggap bahwa memang ada batas antara empati dan eksploitasi. Mereka merasa, meskipun niat awal mungkin baik, tetapi merekam momen duka secara eksplisit—terlebih dengan kru video—bisa terlihat tidak sensitif.
Namun, tak sedikit juga yang membela Aisar Khaled. Mereka menilai bahwa sebagai seorang konten kreator, wajar jika ia mendokumentasikan kegiatannya, termasuk aktivitas sosial seperti kunjungan duka. Bagi mereka, konten seperti ini justru bisa menginspirasi orang lain untuk lebih peduli terhadap sesama.
Di tengah hiruk-pikuk opini publik, Jennifer Coppen sendiri belum memberikan klarifikasi resmi. Namun, jejak digital dalam bentuk tangkapan layar tersebut terus menyebar, membuat spekulasi semakin liar.
Aisar Khaled Angkat Bicara: "Saya Tetap Memaafkan"
Menanggapi isu yang semakin memanas, Aisar Khaled akhirnya buka suara. Melalui sebuah video yang diunggah oleh akun TikTok @rahmi252, ia menyampaikan perasaannya dengan nada yang tenang namun penuh haru.
"Saya jujur agak sedih," ujar Aisar sambil tersenyum getir. "Karena teman saya tidak banyak. Tapi kadang-kadang, kawan yang dianggap teman baik, teman yang rapat, tiba-tiba bisa sampai satu tahap... bisa saling membenci, saling merasa seperti musuh."
Ia melanjutkan, meskipun merasa terluka, ia memilih untuk tetap bersikap dewasa. "Saya tetap senyum, saya tetap memaafkan, dan saya akan mendoakan semua orang yang berbuat—walaupun ada yang membuat saya salah paham atau merasa disakiti."
Pernyataan Aisar mendapat banyak simpati dari pengikutnya. Banyak yang memuji sikapnya yang bijak dan penuh kedewasaan dalam menghadapi situasi yang sensitif. Ia juga secara halus meminta maaf jika ada tindakannya yang tidak disengaja namun menyinggung perasaan orang lain.
Dampak pada Komunitas Konten Kreator
Insiden ini membuka diskusi yang lebih luas tentang etika dalam dunia konten kreator. Di era di mana setiap momen bisa dijadikan konten, batas antara kepedulian dan pencitraan menjadi semakin kabur. Banyak kalangan mulai mempertanyakan: sejauh mana seseorang boleh mendokumentasikan kebaikan yang dilakukannya?
Beberapa pakar komunikasi digital menyebut bahwa transparansi dan niat tulus harus menjadi dasar utama. "Konten sosial boleh saja dibuat, tapi harus dipastikan bahwa tujuannya bukan untuk pamer atau mendapat likes, melainkan benar-benar ingin menyebarkan nilai positif," ujar Dr. Lintang Pramudita, dosen komunikasi di Universitas Gadjah Mada.