Staf Diduga Milik Anggota DPR Kepergok Terekam Lakukan Provokasi saat Demo: Santai Makan Mie Sambil Tertawa Lihat Massa Berunjuk Rasa

Dpr-Instagram-
Harapan Rakyat: Empati, Bukan Ejekan
Insiden ini menjadi cermin betapa pentingnya kedekatan antara wakil rakyat dan masyarakat yang mereka wakili. Aksi demonstrasi bukanlah bentuk anarkisme semata, melainkan ekspresi kekecewaan yang sering kali merupakan hasil dari ketidakpuasan sistemik terhadap kebijakan, kinerja, atau sikap elit politik.
Rakyat tidak meminta kemewahan. Mereka hanya ingin didengar. Diakui. Dihargai. Bukan diejek dari atas gedung sambil makan mie.
Sebagai lembaga yang dibentuk untuk mewakili suara rakyat, DPR seharusnya menjadi tempat dialog, bukan menara gading yang terisolasi dari realitas sosial. Dan ketika rakyat datang dengan luka dan tuntutan, yang dibutuhkan bukan tawa atau foto selfie—melainkan empati, dialog, dan solusi.
Penutup: Saat Rakyat Menjerit, Siapa yang Mendengar?
Video singkat itu mungkin hanya berdurasi kurang dari satu menit, tapi dampaknya bergema jauh melampaui layar ponsel. Ia menjadi simbol dari ketimpangan, ketidakpedulian, dan jarak yang semakin lebar antara rakyat dan penguasa.
Saat rakyat turun ke jalan demi mencari keadilan, ada yang memilih duduk di atas, makan mie, dan tertawa. Pertanyaannya kini: Apakah kita masih punya pemerintahan yang mendengar jeritan rakyat? Atau justru sudah terlalu nyaman berada di atas, hingga tak lagi mendengar suara dari bawah?
Insiden ini bukan hanya soal tiga orang di atap gedung. Ini soal nilai, etika, dan tanggung jawab. Dan jawabannya, harus datang dari DPR sendiri—sebelum kepercayaan rakyat benar-benar hilang.